Sehari di Ketinggian Ciburial
Oleh Benny Rhamdani,
traveler tinggal di Bandung
Jangan hanya keluar masuk factory outlet bila berwisata ke Bandung, Jawa Barat. Masih
banyak pilihan obyek wisata yang
menarik, mulai dari wisata kuliner, sejarah, pertanian, hingga kesenian. Coba
melangkah ke utara kota Bandung, menuju kawasan Ciburial, Kabupaten Bandung.
Desa Ciburial selain merupakan daerah pertanian subur, juga
memiliki panorama alam yang sangat indah. Kawasan Ciburial tergolong dataran tinggi karena berada pada ketinggian antara 750 s.d. 1.200 m.
Saya melakukan perjalanan wisata kali ini bersama isteri dan
anak. Saya memang ingin berwisata sambil mengenalkan banyak pengetahuan kepada
anak. Kami menuju Desa Ciburial melalui
Jalan Ir H. Djuanda hingga melewati terminal angkot Dago. Setelah melewati
batas wilayah Kotamadya Bandung, sebenarnya kami sudah memasuki wilayah Desa
Ciburial. Tapi warga kota Bandung lebih mengenalnya dengan sebutan Dago Atas atau
Dago Pakar atau Bukit Dago.
Goa Jepang dan
Belanda
Pilihan pertama kami adalah mengunjungi Taman Hutan Raya
(Tahura) Ir Djuanda. Kami masuk melalui pintu utama dari Jalan Bukit Pakar
Barat. Begitu melewati gerbang dengan tiket Rp8.500 per orang, kami langsung
disambut aroma pepohonan pinus yang
menyegarkan paru-paru.
Di taman hutan seluas 527
hektar ini, obyek yang paling menarik adalah Goa Jepang dan Goa Belanda. Goa Jepang
berjarak 600 meter dari pintu masuk Dago Pakar. Untuk masuk ke dalamnya, kita
harus menyewa senter, sekaligus dengan pemandu karena di dalam goa sangat gelap
gulita.
Sepanjang perjalanan, anak saya banyak bertanya soal
penjajahan Jepang. Mulai dari alasan Jepang menjajah, berapa lama menjajah,
hingga bagaimana Jepang kalah di
Indonesia. Begitu pula saat memasuki Goa Belanda empat ratus meter selanjutnya.
Belajar sejarah dapat, tubuh sehat juga dapat.
Untuk mencapai kedua goa ini bisa dilakukan dengan
menggunakan jasa ojek. Bahkan sampai masuk melihat air terjun Curug Ciomas.
Tapi kami memutuskan tetap berjalan kaki. Barulah pulangnya, karena matahari mulai
menyengat, putra kami memilih menunggang kuda dengan tarif Rp.10.000 sampai
mendekati gerbang utama. .
Selasar Sunaryo
Setelah dua dua jam lebih menjelajah Tahura Djuanda, dalam
waktu sepuluh menit mengendarai mobil kami sudah tiba di Selasar Sunaryo. Bagi
publik seni, Selasar Sunaryo Art Space bukanlah nama yang asing. Berada di
Jalan Bukit Pakar Timur di No 100, tempat ini menawarkan segala bentuk karya
seni yang layak untuk diapresiasi. Tujuan saya ke tempat ini adalah mengenalkan
dunia seni kepada anak saya. Karena di tempat ini kita bisa melihat karya seni
lukis dan karya seni patung.
Di galeri lukisan kita tidak bisa sembarangan memotret. Tak
apa, yang penting kita masih bisa melihatnya. Sayangnya, saat itu tidak ada
program pameran khusus. Padahal Selasar Sunaryo memiliki program yang padat,
hampir 15 kali dalam setahun.
Masih di lokasi yang sama, ada tempat ngopi yang disebut
Kopi Selasar. Saat kami datang, tidak tersedia tempat duduk lagi saking
penuhnya. Padahal, saya berniat rehat sejenak sembari menghirup kopi di Kopi
Selasar yang terkenal. Ahirnya kami memutuskan mencari tempat makan siang
sekalian.
Love Lock
Di sepanjang Jalan Bukit Pakar Timur banyak sekali resto
dengan berbagai jenis makanan. Karena ingin resto yang menyajikan masakan Sunda
dan modern serta memiliki pilihan menu yang cocok untuk anak, maka kami memilih
Lisung. Salah satu alasan paling kuat memilih Lisung, resto ini memiliki desain
interior yang Indonesia banget, belum lagi view kota Bandung di kejauhan.
Satu lagi yang tidak boleh dilewatkan, Lisung juga merupakan
pencetus Love Lock pertama di Indonesia. Berbeda dengan Love Lock di negara-negara
Eropa maupun Korea, di Lisung terbuat dari Kelotok Sapi antik yg diberi gembok
di bagian bawahnya. Siapapun yang ingin
mengikrarkan isi hatinya, bisa pasangan kekasih, kakak-adik, keluarga, sahabat,
dapat menuliskan nama atau untaian kata-kata pada kelotok sapi ini. Biayanya
Rp75.000.
Gembok cinta akan disimpan di Lisung selama setahun. Untuk
memperpanjang, cukup makan di Lisung minimal Rp100.000. Kalau putus dengan
pasangan, silakan lepaskan gembok kapanpun mau.
Lebah Madu Cikurutug
Perjalanan kami teruskan setelah
shalat di masjid Agung Assalam yang sedang renovasi. Tujuan berikutnya Kampung
Cikurutug yang terkenal dengan budi daya lebah madu. Kami dikenalkan dengan Aepudin, salah seorang
peternak lebah madu. Jalan menuju area peternakan harus dilalui dengan jalan
kaki. Medannya pun cukup menguras tenaga karena untuk menjelajahi perkampungan
ini harus mendaki undakan tangga mungkin lebih dari seratus undakan.
Aepudin menjelaskan Dalam setahun, musim kembang bisa dua
kali. Paling bagus menjelang musim hujan. Lebah paling suka mengerubungi bunga
kaliandra, bunga rumput, kecubung, dan baruntas. Selain dengan cara diternak,
para petani juga biasa mengambil langsung lebah liar dari Tahura Djuanda.
Madu-madu yang dihasilkan dikemas dalam botol berbagai ukuran. Satu botol ukuran 630 milimeter dijual Rp75.000,00, sedangkan untuk ukuran botol kecil 300 milimeter seharga Rp40.000,00. Produk Ciburial ini sudah dipasarkan di Bandung, Jakarta, Sumatera, Kalimantan, hingga Malaysia. Rasanya yang lezat dan berkhasiat untuk kesehatan, membuat madu ciburial banyak diminati. Satu lagi yang istimewa, kita bisa membeli madu dengan sarangnya.
Selain menjual madu, peternak lebah di Ciburial ini juga memfasilitasi mereka yang ingin tahu cara beternak lebah. Ada paket belajar selama seminggu bagi masyarakat umum untuk mempelajari budidaya lebah madu. Kegiatan yang paling menarik dan menantang adalah bermain dengan lebah. Para peternak mempersilakan kepada siapa pun yang berminat merasakan sensasi kepala dan tubuhnya dikerubuti lebah. Banyak yang datang hanya ingin merasakan dikerubuti lebah. Tapi kami tidak berani. Mungkin lain kali.
Madu-madu yang dihasilkan dikemas dalam botol berbagai ukuran. Satu botol ukuran 630 milimeter dijual Rp75.000,00, sedangkan untuk ukuran botol kecil 300 milimeter seharga Rp40.000,00. Produk Ciburial ini sudah dipasarkan di Bandung, Jakarta, Sumatera, Kalimantan, hingga Malaysia. Rasanya yang lezat dan berkhasiat untuk kesehatan, membuat madu ciburial banyak diminati. Satu lagi yang istimewa, kita bisa membeli madu dengan sarangnya.
Selain menjual madu, peternak lebah di Ciburial ini juga memfasilitasi mereka yang ingin tahu cara beternak lebah. Ada paket belajar selama seminggu bagi masyarakat umum untuk mempelajari budidaya lebah madu. Kegiatan yang paling menarik dan menantang adalah bermain dengan lebah. Para peternak mempersilakan kepada siapa pun yang berminat merasakan sensasi kepala dan tubuhnya dikerubuti lebah. Banyak yang datang hanya ingin merasakan dikerubuti lebah. Tapi kami tidak berani. Mungkin lain kali.
Aepudin juga menawarkan paket untuk kunjungan sehari lengkap
dengan hidangan nasi liwet ditambah goreng ayam kampung yang dimakan di pinggir
hutan bersama. Untuk sepuluh orang cukup sediakan dana Rp.300.000. tapi ini
tidak termasuk madu. Untuk yang menyukai pengobatan alternatif dengan terapi
sengatan lebah, di Ciburial juga bisa ditemukan.
Kolam Renang dan Spa
Dago Highland memiliki pemandangan indah ke kota bandung.
Tidak hanya bisa dinikmati malam keindahannya, tapi sepanjang hari. Bagi yang
membawa anak, Dago Highland memiliki kolam renang yang seakan berada di sisi
tebing. Bila penat jalan-jalan seharian keliling Ciburial, tersedia juga
fasilitas spa untuk pijat refleksi, pijat badan sampai luluran. Kerennya, ruang
spa ini juga langsung menghadap ke lembah dengan pemandangan kota Bandung.
Setelah mendapat terapi spa, letih pun hilang, tidur
nyenyak. Apalagi saat malam hari, suasananya jauh dari bunyi kendaraan, dan
masih terdengar suara jangkrik, katak dan burung-burung malam.
Habis Berapa:
1. Taman Hutan Raya Ir Djuanda: tiket masuk Rp.8.500/orang, mobil Rp10.000, senter Rp6.000 dan pemandu Rp15.000-Rp25.000 (tergantung nego), berkuda Rp10.000-Rp20.000 (tergantung keramaian.
1. Taman Hutan Raya Ir Djuanda: tiket masuk Rp.8.500/orang, mobil Rp10.000, senter Rp6.000 dan pemandu Rp15.000-Rp25.000 (tergantung nego), berkuda Rp10.000-Rp20.000 (tergantung keramaian.
2. Lisung: Harga makanan di Lisung bervariasi. Untuk yang
memiliki budget rendah, kita bisa makan komplit dan minum minuman segar hanya
rp.50.000. Jika mau pilihan lain pun harganya masih masuk akal. Tempat makan
dan
pemandangan tidak akan membuat kita berpikir soal mahal atau murahnya.
pemandangan tidak akan membuat kita berpikir soal mahal atau murahnya.
3. Ternak madu: kunjungan pribadi gratis, tinggal membeli
produk madu dari petani setempat.
Naik Apa
Desa Ciburial bisa dikunjungi dengan kendaraan pribadi dan
umum. Bila belum mahir berkendaraan sebaiknya ekstra hati-hati dan mengisi
bensin penuh karena jauh dari lokasi pom bensin. Untuk umum, bisa naik angkot
jurusan Ciburial dari terminal Dago. Bisa juga minta diantar ojek seharian
Rp.50.000-Rp75.000 tergantung nego.
Tulisannya top banget,,
ReplyDeletejadi serasa ikut jalan jalan ke Ciburial
Salam hangat
terima kasih sudah mampir dan komen @WDC
ReplyDeletemas kalo biaya renang di dago highland resort brp ya? soalnya saya mungkin gaakan nginep disana.. thanks
Deletesetahu saya, itu kolam hanya untuk yang stay.
ReplyDelete