Monday, October 31, 2016

Basah-basah Manja di Water Blow Nusa Dua, Bali






Berada di Nusa Dua dan ingin eksplorasi wisatanya? Inilah salah satu obyek wisata yang kudu dikunjungi. Alasan utama, tempatnya keren sudah pasti. Kedua, gratis. Iyalah, apalagi berada di kawasan BTDC (Bali Tourism Development Corporation) yang semuanya serba premium.

Untuk mencapai Water Blow sudah tentu harus masuk ke kawasan BTDC lebih dulu. Ada beberapa jalan masuk, tapi saya lebih dekat dari Jalan Pantai Mengiat. Setelah itu berjalan belok ke kiri dan berjalan menyusuri pantai beberapa ratus meter.

 



Nah, jika sudah bertemu papan penunjuk, cari arah ke Paninsula Island atau nama lainnya Nusa Gede Island. Sebenarnya sih menurut saya nggak tampak seperti pulau-pulau amat. Mungkin karena airnya sedang surut. Setelah berjalan beberapa puluh meter kita akan melihat patung besar  Dewa Krisna  dan Arjuna yang memang terkenal dekat dalam kisah Mahabharata.


Sebuah taman nan luas segera kita lihat begitu jalan menanjak beberapa tangga. Di sekitar patung terdapat jogging track yang melingkar. Jika datang pagi hari maupun sore, banyak orang jogging di sini. Memang tempatnya snagat nyaman untuk segala kegiatan kebugaran. Bahkan beberapa orang tampak bersepeda dan yoga.

Untuk menuju Water Blow, kita kudu berjalan setengah lingkaran, baik ke kiri maupun ke kanan. Tepatnya di  bagian belakang patung. Nanti, kita akan menemukan gerbang kecil. di sampingnya tertera papan pengumuman larangan selama di area Water Blow.  Intinya sih, kita harus menjaga lingkungan dan berhati-hati.
 


Setelah melewati gerbang kecil kita bisa langsung melihat kawasan Water Blow dengan hamparan batu karangnya. Tapi tenang, teman saya Hayati pasti kesakitan kalau harus berjalan di atas karang. Jadi ada pedestrian menuju monumen Water Blow.

 

 

Saat saya berkunjung terjangan ombak ke karang tidak sedahsyat yang saya lihat di Internet. Tapi lumayan bikin adrenalin naik. Benar kata Made, sekuriti yang saya tanya. "Besarnya ombak nggak tentu. nanti saya bilang sore, taunya nggak besar. Saya bilang pagi, taunya malah sore besarnya," jelasnya.

Jujur saja, hasrat untuk melanggar larangan begitu besar. Soalnya kengerian karang dan daerah terjangan ombak benar-benar memancing kita buat mendekatinya. Tuh, kan akhirnya saya ditegur petugas.


Saya lihat beberapa pasangan melakukan sesi foto di tempat yang rada ekstrim ini. Menurut saya memang pagi hari adalah yang terbaik agar bisa memotret dalam bentuk siluet. Apalagi jika kemudian datang ombak besar dan menciprati kita. Wow, bisa dipastikan cewek-cewek menjerit manja sambil memegang kekasihnya. Saya pegang apa dong?  .

Pastinya, tempat ini layak dikunjungi walaupun gratis. Tapi sebaiknya dengan pasangan.


Sunday, October 30, 2016

Wow, Indahnya Matahari Terbit di Pantai Mengiat Bali

Menikmati Indahnya Matahari Pagi di Pantai Mengiat, Nusa Dua, Bali


Setiap kali traveling, saya tidak pernah lupakan untuk jogging di pagi hari. Hal itu saya lakukan pula saat pagi pertama di Nusa Dua, Bali. Seperti biasa, saya tidak merencanakan tujuan lari pagi saya. Ikuti kemauan telapak kaki saja.

Dari Hotel Mercure Nusa Dua tempat saya menginap, saya belok ke kiri, lalu di perempatan jalan saya menuju jalan dengan papan nama Pantai Mengiat. Di kedua sisi jalan tampak berjejeran toko dan tempat makan yang saya pikir sulit ditemukan. Saya merekam beberapa toko, agar besok-besok jika butuh sesuatu tahu harus melangkah ke mana.



Akhirnya saya sampai di patung besar yang dikenal dengan sebutan patung Dewa Ruci dalam sosok Bima ketika melawan naga raksasa Baruna. Rupanya saya sudah masuk kawasan BTDC (Bali Tourism Develpment Centre), sebuah kawasan di Nusa Dua yang dikhususkan untuk pariwisata tapi premium. Seperti biasa, jika bertemu patung besar di Bali, saya sedang berada di persimpangan jalan. Maka saya pun tetap mengambil jalan yang lurus. Jalannya lebih kecil dibandingkan lainnya, tapi terasa nyaman dan asri.

     

Saking asiknya jogging, saya nggak nyangka sampai juga di sisi Pantai Mengiat, Nusa Dua. Pertama saya lihat sebuah pura bernama Segara Bengiat, lalu beberapa mobil yang parkir untuk ke pantai pula. Betapa asyiknya saat melihat matahari tengah berusaha menghias pantai sepanjang Nusa Dua.

Saya berlari di jalur pedestrian. Tidak sendirian, karena banyak wisatawan asing yang sudah lebih banyak peluhnya tinimbang saya. Di pantai saya lihat turis duduk-duduk santai menikmati matahari pagi, ada juga yang sedang memancing.

Kehidupan sisi pantai belum benar-benar hidup. Beberapa tenda masih kuncup, dan bangku-bangku malas tampak lengang. Tentu berbeda situasinya jika malam mulai mendekat.


Perahu tradisional atau jukung juga tampak tertambat dan terombang-ambing perlahan. Kawasan ini juga dikenal sebagai tempat nelayan tradisional. Semua tampak indah karena matahari mulai terbit. Saya masih ingin fokus lari pagi dan menikmati hangatnya matahari, sehingga berusaha menutup mata lebih dulu kepada petunjuk arah ke beberapa tempat wisata.

Untuk pekerja kantor seperti saya, yang setiap Senin pagi berhadapan dengan kemacet dan polusi, bisa berada di pantai nan indah ini merupakan sesuatu yang berharga. Jadi sangat disayangkan jika tidak dinikmati. Dan pagi ini, saya tidak hanya dapat keringat dan sehat, tapi juga pemandangan cantik yang akan menjadi mood booster saya untuk beraktivitas hari ini.

(Foto-foto: Benny Rhamdani).

Thursday, October 27, 2016

Polisi Biasanya Mencari Calon Isteri dengan Profesi Ini


Polisi dengan seragamnya senantiasa menyimpan pesona tersendiri bagi kaum hawa. Tak jarang kaum hawa menyimpan hasratnya dikarenakan merasa memiliki profesi yang tidak akan dilirik para polisi.

Berdasarkan survey  kepada seratus polisi yang berteman dengan saya, berikut adalah lima profesi wanita yang mereka dambakan menjadi isteri mereka. Tapi namanya idaman nggak harus terwujud, kan? Namanya jodoh, siapa yang tahu?

Polisi


Kebanyakan polisi ternyata berharap bisa menggaet polwan sebagai isteri mereka. Alasannya, karena satu profesi, tidak sulit untuk saling mengetahui dunia pekerjaan mereka. Apalagi ppolisi terkadang jam kerjanya tidak beraturan alias supersibuk. Jika mendapat seorang polwan maka mudah sekali mendapat pengertian.

Sulitnya mencari waktu bersosialisasi dan sering bertemu di lokasi juga menjadi salah satu penyebab polisi banyak menggaet polwan.




Tenaga Medis

Polisi juga kebanyakan mengincar wanita yang berprofesi sebagai tenaga medis, mulai dari perawat, bidan, sampai dokter. Alasan utamanya adalah sama-sama sibuk sehingga satu sama lain bisa saling mengerti tentang kesibukan mereka. Polisi juga merasa ada kenyamanan saat berhubungan dengan tenaga medis, karena profesi polisi terkait erat banyak dengan kesehatan, kecelakaan, dan hal-hal medis di saat bertugas.




Tenaga Pengajar

Polisi sangat menyukai perempuan yang berpofesi sebagai tenaga pendidik, seperti guru, dosen, dan sejenisnya. Alasannya, mereka ingin kelak anak-anak memiliki pendidikan yang baik. Memiliki isteri seorang pendidik dapat membuat polisi merasa nyaman dengan nasib anak-anak mereka kelak. Selain itu, tenaga pendidik juga memiliki waktu yang lebih bisa diatur sehingga keluarga tetap diperhatikan dengan baik.




Wirausaha



Polisi juga menyukai wanita yang berwirausaha tetapi sebaiknya dilakukan di rumah. Berdagang on-line, membuka toko, salon kecnatikan, dan sebagainya merupakan dambaan para polisi. Dengan begitu mereka merasa nyaman karena isteri mereka meskipun sibuk tetap bisa mengawasi keluarga.






Pegawai Negeri Sipil


Selain sama-sama sebagai abdinegara, perempuan  yang bekerja sebagai PNS dianggap memiliki waktu lebih banyak juga untuk mengurusi keluarga mereka kelak. selain itu, dari sisi keuangan akan sama-sama nyaman karena masing-masing kelak akan punya pensiun untuk masa depan keluarga mereka.

Melihat Komik Terpanjang Tintin di Stasiun Stockel



Penyuka komik Tintin karya Herge? Belum sah jika tidak melihat langsung keindahan komik Tintin di Stasiun Stockel, Brussel, Belgia. Sebab di sanalah kita bisa melihat karya Herge dalam bentuk mural.

Saya sendiri tidak sengaja melihat mural bergambar karakter Tintin dan kawan-kawan karena memang kebetulan saat sedang jalan-jalan di Brussel harus turun di stasiun kereta bawah tanah Stockel.

Karya ini terdiri dari dua baris mural  yang keduanya sepanjang  135 memeter. Terdapat  140 karakter yang bisa kita lihat dari  sebanyak 22 seri komik Tintin komik. Jadi ketika berjalan menelusuri dan melihat mural, kita bisa main tebak-tebakan dengan teman, karakter yang ini dari komik berjudul apa. Nah, kalau lancar, barulah dia sah disebut penggila Tintin.

Saya sendiri paling suka mencari posisi Snowy, anjing putih Tintin, yang kadang memang tidak terlihat. Padahal karakter favorit saya tetap Kapten Haddock.

Menurut catatan yang saya baca, sketsa lukisan di sana itu digambar sendiri oleh Hergé sebelum ia meninggal. Setelah meninggal, pembuatan mural dilanjutkan oleh rekan-rekan Herge di  Studio Hergé langsung di dinding stasiun yang berada berada di ujung timur jalur 1 (sebelumnya garis 1B) di Metro Brussels.  Stasiun yang dibuka pada tanggal 31 Agustus 1988 ini terletak di area Woluwe-Saint-Pierre.

Saya membayankan stasiun metro di Jakarta nanti juga dinsing-dinsingnya dibuatkan mural karakter komik terkenal Indonesia. Agar sepanjang perjalanan nanti tidka bosan.

Tapi tetap hati-hati ya saat menikmati komik yang disajikan di kedua sisi dinding. Jangan sampai karena keasyikan menikmati mural, akhirny malah terlambat menuju kereta yang ditunggu. Apalagi sampai jatuh ke jalur metro. Hiiy.





(Foto: Benny Rhamdani)

Tuesday, October 18, 2016

Hebat, Angkot Ini Sediakan Perpustakaan untuk Penumpang



Jalur angkutan kota (angkot) Soreang – Leuwi Panjang, Bandung, boleh dibilang banyak macetnya ketimbang lancar. Terutama karena kepadatan kendaraan pada pagi dan sore hari. Jangan tanya betapa kesalnya penumpang angkot saat menghadapi kemacetan.

Salah seorang pengemudi angkot bernama Muhammad Pian Sopian berusaha membuat hal yang menarik di angkotnya agar penumpang tidak kesal. Di bagian kaca belakang, dia merancang sebuah rak buku, dan meletakkan sejumlah buku agar bisa dibaca oleh penumpang. Terkesan sederhana tapi banyak manfaatnya.

“Saya ingin menaikkan minat baca masyarakat walaupun dengan hal kecil. Minimal saat penumpang turun dari angkot mendapat ilmu,” ujar Sopian yang sudah menjadi supir angkot sejak 15 tahun silam sebelum menikah.

Niatnya ini mendapat dukungan dari sang isteri, Elis Ratna, yang sama-sama pegiat literasi. Sekitar setahun silam Sopian mulai memikirkan mendirikan angkot pustaka. “Saat itu saya masih bawa mobil orang lain, jadi belum berani bikin angkot pustaka. Setelah beberapa bulan lalu ada hamba Allah yang menitipkan uang muka untuk mobil dan ikhlas mobilnya saya pakai fulltime, barulah saya kerjakan angkot pustaka,” tutur Sopian



Tidak banyak persiapan yang dilakukan, karena koleksi buku sudah dimilikinya walau tak banyak. “Persiapannya hanya masang rak di bagian belakang,” ujarnya. Rak yang dibuatnya jika penuh bisa menampung 80 eksemplar buku. Tapi Sopian membatasi sekitar 25 hingga 40 buku saja setiap hari.

Niat baiknya ini memang tidak melulu mendapat dukungan. Bahkan dari teman-teman supir angkot. “Teman-teman supir pada menertawakan saya,” senyumnya. Tapi bukan Sopian jika gentar. Dia terus saja menjlankan pustaka angkotnya.

Setiap kali dari spion dalam dia melihat penumpang mengambil buku dari rak buku, ada rasa bahagia yang membuncah di dadanya. Apalagi ketrika penumpangnya kemudian asyik membaca. Terkadang rasa bahagia dan keharuan menyelimutinya.

“Belakangan, penumpang juga ada yang minta judul-judul atau tema tertentu.  Biasanya penumpang ibu- ibu lebih banyak meminta buku dengan tema keluarga dan resep makanan,” jelas Pian yang hingga saat ini belum mendapatkan donasi buku untuk menambah buku-bukunya dari pihak manapun.

Apakah Sopian pernah merasa takut buku-buku itu dicuri?

“Ah, saya nggak takut buku di angkot dicuri. Setidaknya kehilangan satu buku memberikan nutrisi buat otak si pelaku. Soalnya kan jarang maling yang tahu literasi. Daripada kehilangan uang yang habis hanya untuk kepuasan perut di pencuri,” kilah Pian.


Nah, jika ke Bandung, jangan lupa cari angkot pustaka ini. Siapa tahu ingin naik angkot sambil membaca buku koleksinya. Atau malah ingin memberi donasi buku?

Monday, October 10, 2016

Hindari Diabetes dengan Gaya Hidup Lebih Baik


Saya sempat menginap di rumah sakit saat awal didagnosa Diabetes
Saya masih ingat gejala-gejala diabetes itu makin terasa menjelang Ramadan tahun ini. Saya merasa haus dan lapar terus menerus sehingga saya bolak-balik makan dan minum sepanjang siang. Malam harinya saya merasa tidak kuat menahan keinginan untuk buang air kecil berkali-kali.

Saya sudah merasa ada yang tidak beres dengan tubuh saya. Sehingga saat bulan puasa tiba, saya mengerem makanan dan minuman manis masuk ke dalam tubuh. Tapi gejala lainnya kemudian menyusul. Gusi bengkak yang berpindah-pindah tak kunjung berhenti dan penglihatan yang makin menurun.

Akhirnya, sekalian kontrol tekanan darah tinggi, saya memeriksa kadar gula saya. dan hasilnya cukup mencengangkan karena  sudah melewati angka 370. Padahal itu dalam kondisi puasa. Jujur saja saya langsung merasa drop begitu dokter memberitahu saya kena diabetes. Pasca lebaran saya  masuk rumah sakit dengan ketakutan di hari-hari ke depan nanti.

Di rumah sakit saya harus disuntik insulin karena gula darah yang sulit turun. Sementara itu penglihatan mata saya kian memburuk. Hal-hal seperti ini yang membuat saya takut membayangkan hari-hari ke depan.

Bagaimana nanti saya bisa bekerja? Sementara saya adalah seorang editor dan penulis yang perlu sekali kondisi prima dalam penglihatan. Pastinya, saya juga akan sulit bepergian lagi sebagai travel blogger, karena harus memikirkan jadwal suntik, bawa obat-obatan, diet makanan. Ah, rasanya dengan kondisi seperti ini, saya harus mengubur juga karir sebagai food blogger yang sedang dirintis.

Dari semua ketakutan itu, paling saya cemaskan adalah bagaimana masa depan keluarga saya jika saya tidak bisa produktif dan malah terpuruk sakit karena diabetes. Hanyalah saya tulang punggung keluarga hingga saat ini.

Dukungan dan Pengetahuan

Senang bisa hadir di acara yang penuh manfaat ini.

Setelah empat di hari dirawat, saya diizinkan pulang karena karena kadar gula darah saya mulai turun. Tapi dokter membekali saya dengan suntikan insulin. Selama pengobatan, isteri saya adalah perawat terbaik. Dukungannya untuk kesembuhan saya luar biasa. 

Dukungan doa juga mengalir dari teman-teman blogger dan kawan media sosial. Tentunya ini menyemangati saya. Juga beberapa saran yang masuk, baik itu tips sampai pengobatan tradisional demi kestabilan gula darah saya.

Setelah seminggu menyuntik insulin dan kemudian hasilnya gula darah saya mencapai angka stabil di bawah 150, dokter menyarankan saya berhenti suntik insulin. Tinggal diet dan olahraga yang harus terus saya jaga. Bersamaan dengan gula darah yang stabil, lambat laun penglihatan saya semakin membaik. Gejala-gejala  diabetes lainnya pun hilang.

Meksipun kondisi kesehatan mulai membaik, tapi saya tidak mau lengah begitu saja. Saya berusaha mencari tahu sebanyak mungkin tentang diabetes ini  mulai dengan cara bertanya kepada dokter, ngobrol dengan penyintas diabetes lainnya, browsing di Internet, sampai hadir ke acara seminar dan talkshow ihwal diabetes. 

Nah, itu sebabnya ketika saya mendapat undangan dari Sun Life Financial Indonesia untuk hadir di acara Jumpa Blogger Sun Life, dengan tema Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes, saya tak lama untuk menyanggupi bersedia datang. Walaupun saya tinggal di Bandung, sementara acara berlangsung di Jakarta, tepatnya di Cafe XXI Plaza Indonesia. Untungnya lagi, acara di gelar Sabtu, 1 Oktober 2016, bukan di hari kerja.

Sun Bright untuk Kesehatan


Shierly Ge selaku Head of Marketing Sun Life Finacial Indonesia
 menjelaskan riwayat Sun Life dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
 di Indonesia. 

Tahun lalu saya pernah mengikuti acara jumpa Blogger Sun Life di tempat yang sama dengan tema perencanaan keuangan keluarga, lebih khusus lagi untuk blogger. Temanya terkait langsung dengan saya sebagai blogger dan Sun Life sebagai lembaga yang mumpuni dalam soal finasial. Tapi entah mengapa tahun ini perusahaan penyedia layanan  jasa keuangan Internasional yang berbasis di Kanada ini temanya seperti melenceng jauh, ya?

Head of Marketing Sun Life Finacial Indonesia Shierly Ge di pembukaan acara menjelaskan kiprah tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang beroperasi di Indonesia sejak 1995 ini. Program CSR Sun Life diberi nama Sun Bright yang meliputi tiga bidang, yakni pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan. 

Acara kali ini terkait dengan Bright Sun untuk kesehatan mengingat catatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2014, terdapat 1 dari 10 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita diabetes tipe A. Ini berarti sekitar 10% penduduk dunia tidak saja harus bergantung pada obat setiap hari, tetapi juga telah mengalami satu berisiko terhadap komplikasi yang disebabkan diabetes, seperti gangguan penglihatan, katarak, gagal ginjal, impotensi, penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, dan lain-lain.

"Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami bahaya diabetes, Sun Life berusaha menyosialisasikan gaya hidup sehat, sekaligus dalam rangka Hari kesehatan Dunia 2016. Dalam hal ini juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Sebelumnya kami juga sudah mengadakan Jakarta Diabetes Walk," jelas Shierly secara singkat.

Cara 'CERDIK' Cegah Diabetes

dr Lily S. Sulistyowati, MM selaku Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI.

Diabetes melitus (DM) bagi orang kebanyakan sering disebut kencing manis, suatu kondisi di mana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi. Demikian penjelasan awal dari pembicara pertama dr Lily S. Sulistyowati, MM selaku Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI.  

Secara medis, diabetes dibagi menjadi dua tipe, yakni  Tipe 1, biasanya diderita sejak anak-anak dan tidak dapat dicegah, penyintas diabetes sangat bergantung hidupnya pada terapi insulin. Tipe 2, disandang sekitar 90% penderita diabetes sedunia, disebabkan pankreas menghasilkan insulin yang kurang memadai atau tubuh tidak mampu menyerap insulin dengan baik.

Menurut Dokter Lily, diabetes bukan hanya masalah kesehatan. "Secara ekonomi sangat berdampak bagi penderita dan keluarganya, bagi sistem jaminan kesehatan dan perekenomian negara akibat biaya kesehatan langsung, serta hilangnya produktivitas," jelasnya. Oleh karena itu, diabetes menjadi isu yang sangat relevan bagi masyarakat dunia, serta para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga kemasyarakatan, sektor swasta serta lembaga-lembaga antar pemerintah.

Berdasarkan data riset Kemenkes, ada empat faktor risiko perilaku penyebab terjadinya diabetes, yakni  kurang aktivitas fisik alias malas gerak (mager),  merokok, kurang konsumsi buah dan sayur, serta minum minuman beralkohol. Yang mengkhawatirkan, dari seluruh penduduk yang sakit, 2/3nya tidak menyadari bahwa mereka menandang penyakit tidak menular.

Dokter Lily memberi cara 'CERDIK' mencegah dan melawan diabetes. CERDIK di sini merupakan akronim dari hal-hal berikut ini.



Cek kesehatan secara rutin. Diagnosis dini dapat dilakukan melalui tes darah yang biayanya realtif murah.

Enyahkan asap rokok dan jangan merokok. Hal ini guna mencegah terjadinya komplikasi pada penyintas diabetes. Rokok mengandung nikotin yang bisa memperburuh pembuluh darah.

Rajin aktivitas fisik. Lakukan olahraga atau kegiatan fisik hingga mengeluarkan keringat dan denyut nadi meningkat.

Diet Seimbang. Perbanyak makan sayur. Gunakan takaran 5 + 4 + 1 untuk lemak, gula, dan garam, yakni 5 sendok makan lemak, 4 sendok makan gula dan 1 sendok teh garam.

Istirahat Cukup. Tidur selama 7-8 jam sehari. Raih tidur berkualitas.

Kelola Stres. Tidak semua stress buruk asal dikelola dengan baik.

Dokter Lily juga menekankan agar orangtua bisa memutus mata rantai diabetes keturunan dengan mengurangi kebiasaan seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan manis.


Perubahan Gaya Hidup dan Diabetes


Pakar diabetes Prof. Sidartawan Soegondo, MD, PdD, F.A.C.E

Pembicara kedua pakar diabetes Prof. Sidartawan Soegondo, MD, PdD, F.A.C.E memaparkan pengalamannya menghadapi kondisi diabetes di Indonesia. Naiknya jumlah penyintas diabetes umumnya karena berat yang berlebihan. Bahkan menurutnya, ibu-ibu yang melahirkan bayi di atas empat kilogram harus mewaspadai diabetes.

"Jadi jangan senang dulu kalau melahirkan bayi yang berat. Harus segera diperiksa gula darahnya," ujar profesor yang menyampaikan materi dengan ringan ini.

Angka diabetes Indonesia pada 2015 menempati peringkat ke tujuh di dunia. "Untuk prevalensi di Indonesia, provinsi tertinggi ada di Kalimantan Barat dan Maluku Utara.Jadi, bukan di Pulau jawa yang katanya suka makanan manis-manis. Sedangkan pre diabetes di Papua Barat terus meningkat karena perubahan gaya hidup," jelas Prof. Sidartawan.

Profesor mencontohkan orang yang dulu biasanya jalan kaki sekarang untuk jarak dekat saja memilih naik kendaraan bermotor. "Teknologi semakin canggih, orang malas bergerak. Dulu orang mau menyalakan teve atau pindah chanel harus beregrak, sekarang ada remote. Begitu juga telepon sekarang sudah ada di saku. Dulu kalau menerima telepon di rumah, orang harus belari dulu," paparnya.

Sebab itulah Sidartawan menyarankan agar mereka yang memiliki berat badan gemuk rajin memeriksakan diri untuk cek darah. Profesor menyebutkan angka maksimal gula darah yang berpuasa adalah 126, sedangkan yang sewaktu adalah 200.

"Kalau sudah sakit ya tidak bisa disembuhkan karena progresif. Yang bisa dilakukan adalah mencegah agar tidak terjadi komplikasi," terangnya.

Diabetes bisa menyebabkan komplikasi akut maupun menahun (kronis). Kompplikasi akut diabetes adalah hiperglikemi (gula darah naik dengan cepat) maupun hipogilkemi (gula darah turun dengan cepat). Kondisi ini menyebabkan kematian lebih didni bagi penyandang diabetes. Sedangkan komplikasi kronis dari diabetes menuirut Profesor Sidartawan dibagi menjadi dua, yakni Makroangiopati dan Mikroangiopati.

Makroangiopati (kerusakan pembuluh darah besar)
  • Gangguan pada pembuluh darah jantung
  • Gangguan pada pembuluh darah tepi yang dapat mengakibatkan luka pada telapak kaki yang sulit sembuh
  • Gangguan pada pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan stroke

Mikroangiopati (kerusakan pembuluh darah kecil)
  • Retinopati diabetik yang dapat mengakibatkan kebutaan
  • Nefropati diabetik (penyakit ginjal diabetes) yang dapat mengakibatkan kegagalan fungsi ginjal
  • Neuropati ( Kelainan saraf)


Salah satu gejala diabetes yang mudah dikenal adalah rasa kebas di bagian kaki. "Sehingga biasanya yang diabetes tidak bisa membedakan mana sepatu yang pas atau sempit," urainya. Tapi biar yakin tentu saja langsung memeriksa gula darah. Karena pencegahan sejak dini sangat penting.


Lebih Baik

Selesai acara saya merasakan banyak sekali pengetahuan yang berhasil saya serap. Saya tak terlalu memusingkan hadiah yang bertaburan tapi tak satu pun jatuh ke pangkuan saya. Saya fokus kepada materi yang akan banyak membantu saya sebagai penyintas diabetes.

Beberapa materi tentang pengelolaaan kesehatan sama persis dengan yang dikatakan dokter saya. Melakukan aktivitas fisik misalnya, sudah saya lakukan joging setiap hari. Tapi saya kerap cemas jika hujan turun karena kesempatan untuk jogging di outdoor berkurang. Ternyata darai paparan Dokter Lily beraktitas fisik tak melulu jogging, asal bergerak hingga berkeringat pun bisa dijadikan pengganti, misalnya dengan bersih-bersih rumah atau mencuci kendaraan.

Diet makanan yang cenderung saya takuti agak berlebihan, dari acara ini saya mulai mengerti bahwa bukan berarti saya harus menjauhi semua jenis makanan. Sepanjang porsinya tidak berlebihan dan tahu kandungan di dalamnya, maka saya masih bisa menyantap makanan tersebut. Tentu saja ini berarti saya tidak usah berhenti jadi food blogger, tapi berganti ke arah lebih baik menjadi healthy food blogger, misalnya.

Pastinya, saya akan tetap menjaga gaya hidup saya yang sudah baik, dan mengubah gaya hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Berhenti merokok, begadang yang tidak perlu, atau pun jajan kuliner semaunya. Jujur saja, semua ini saya lakukan tidak hanya untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk anak dan isteri yang tentunya masih sangat bergantung hidupnya kepada saya. Ya, keluargalah yang menjadikan saya kuat menghadapi diabetes.

Mengubah gaya hidup lebih sehat demi keluarga.

Thursday, October 6, 2016

Lima Kandidat Pemeran Film Adaptasi Novel Dilan



Para penggemar trilogi novel Dilan harap-harap cemas karena film Dilan sudah dinyatakan akan dibuat. Pidi Baiq, penulis novel Dilan, sudah mengumukan kesediaannya mengadaptasi karyanya ke film beberapa waktu lalu.

"Saya tahu ada yang tidak ingin novel Dilan di filmkan karena takut hasilnya mengecewakan. Tapi saya juga tidak asal memberi izin kisah Dilan difilmkan begitu saja. Sebab buku dan film itu media yang berbeda. Tentu ada yang harus disesuaikan dari isi novel tersebut ketika difilmkan," ujar pria yang juga pentolan grup band The Panas Dalam ini.

Untuk para pemerannya, Pidi sudah memberi bocoran beberapa bintangnya. Tokoh Milea Adnan Husein misalnya, rencananya akan diperankan oleh mantan Gadis Sampul Vanesha Prescilla. "Kebetulan saya menemukannya ketika dia mampir di Cafe The Panas Dalam. Saya perhatikan kok mirip banget dengan Milea. Saya tanya dia, ternyata juga pembaca Dilan. Dan dia mau jadi Milea," tutur penulis yang biasa dipangggil Surayah oleh penggemarnya.

Lantas siapa yang memerankan Dilan? Hingga saat ini belum diungkap. Yang jelas harus seumuran usia anak SMA atau memiliki wajah yang masih cocok usia SMA. Lima nama di bawah ini, mungkin layak jadi karakter Dilan versi film.

 Gusti Rayhan 


Cowok ini sempat dihebohkan dengan berita sebagai bahwa dirinya anak  Farhat Abbas namun tidak diakui. Kemudian Gusti diangkat anak oleh Ahmad Dhani. Pada video Dilan versi Youtube, Gusti memerankan Dilan tapi tidak menonjol.

Saat ini Gusti bersekolah di SMAN 20 Bandung, dan mantan siswa SMPN 7 Bandung yang letaknya tak jauh dari Cafe The Panas Dalam.

Shawn Adrian


Dikenal juga sebagai anak artis Andi Soraya, namun Shawn sudah membuktikan aktingnya di dua film, yakni Hijabers in Love dan This is Cinta. Penampilannya yang cuek di akun Instagramnya, membuat karakternya sedikit mirip kecuekan Dilan.


Aliando Syarief


Jika menghendaki film Dilan meledak, salah satu cara adalah dengan memakai pemeran yang memiliki banyak fans. salah satunya adalah Aliando Syarief. Salah satu kelebihan Aliando adalah bisa menyanyi dan mencipta lagu, sesuai dengan karakter Dilan yang juga suka menyanyi dan membuat puisi serta lirik lagu..

Al Ghazali Kohler



Siapa yang nggak kenal Al? Walaupun belum berhasil mencatat rekor terbaik di dunia film, tapi penggemar Al terbilang banyak. Followers di Instagramnya saja lebih dari 8 juta orang. Keren, kan? satu-satunya kendala adalah jadwal kesibukan Al karena profesinya selain musisi, pemain film, bintang iklan, juga disc jockey.


Debo Andryos


Mantan Idola Cilik ini layak menjadi Dilan, karena Pidi baiq pernah mengutarakan, sebisa mungkin para pemeran Dilan pnya kedekatan dengan kota Bandung. Malah kalau bisa cara bicaranya ada dialek Bandung. Nah, salah satu cowok yang asli di Bandung adalah Debo Andryos.


Menurut kamu, siapa yang paling layak dan mendekati? Atau punya pilihan sendiri?

(Foto-foto: Instagram)

Wednesday, October 5, 2016

Menarik, 7 Fakta Panglima TNI Era Reformasi



Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dirayakan setiap tanggal 5 Oktober dikarenakan pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah Republik Indonesia membentuk tentara kebangsaan yang bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Banyak hal menarik untuk ditulis di setiap perayaan Hari TNI ini. Kali ini saya akan mengungkap 7 fakta menarik tentang Panglima TNI pada era reformasi. ANgka 7 diambil karena faktanya baru 7 orang yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI era Reformasi.


Dari Panglima ABRI jadi Panglima TNI

Sejak mundurnya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, dimulailah era baru pimpinan ABRI. Sejak dipisahkannya Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI.

7 Nama Panglima TNI berakhiran 'o'

Pada era reformasi telah tujuh orang yang menjabat sebagai Panglima TNI, yakni  Widodo Adi Sutjipto, Endriartono Sutarto, Djoko Suyanto, Djoko Santoso, Agus Suhartono, Moeldoko dan Gatot Nurmantyo (sampai sekarang). Menariknya semua berakhiran huruf 'O'. Jadi kita tunggu saja siapa yang memecahkan rekor ini. Dan dua nama Djoko pernah menjabat jadi Panglima TNI.

Tidak Hanya dari Angkatan Darat

Jika pada era orde baru, Panglima ABRI senantiasa dijabat perwira dari TNI Angkatan Darat, pada era refromasi tidak demikian.  Ada tiga orang mantan Panglima TNI yang bukan dari TNI AD, yakni Widodo Adi Sutjipto (TNI AL) , Djoko Suyanto (TNI AU)  danAgus Suhartono  (TNI AL).


Terlama dan Tercepat

Masa bakti Panglima TNI tercepat adalah Marsekal TNI Djoko Suyanto dari 13 Februari 2006 hingga 28 Desember 2007.  Sedangkan terlama adalah Jenderal TNI Endriartono Sutarto dari 7 Juni 2002  hingga 13 Februari 2006.  Panglima TNI saat ini Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bertugas sejak 8 Juli 2015.

Perpanjang Pensiun

Tak kalah menarik adalah ketika Jenderal TNI Endriartono Sutarto menjadi Panglima TNI, seharusnya sudah masuk masa pensiun tahun 2002 lalu mendapat perpanjangan dinas mulai 1 Mei 2002 hingga 30 April 2007 berdasarkan surat keputusan nomor 1999/II/2002.

Gabung di Kabinet

Satu-satunya mantan Panglima TNI era reformasi yang kemudian duduk di kursi kabinet adalah Widodo Adi Sutjipto sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, Dan Keamanan, Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009) 

Fit and Proper Test Terlama

Tahun 2006 saat pengajuannya sebagai Panglima TNI, selain menjadi kejutan karena merupakan pertama dari Angkatan Udara, sempat tidak diterima oleh Fraksi PDIP. Hal itu disebabkan sebelumnya, Presiden Megawati Soekarnoputri diakhir periode Kepresidenannya mengajukan Jenderal Ryamizard Ryacudu (KSAD), akan tetapi Presiden SBY menarik surat pengajuannya dan mengajukan nama baru yaitu Djoko Suyanto. Tahapan di DPR itu adalah uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI.  Saat itu, bukan saja nyali dan ketangguhan Djoko diuji, tapi juga kredibilitas visi dan misinya.  Para anggota Komisi I membombardir Djoko dengan berbagai pertanyaan hingga 13 jam. Endriartono Sutarto mengomentari ‘ujian’ yang dijalani Djoko ini sebagai ujian fit and proper test terlama di dunia.





Cara 'CERDIK' Melawan Diabetes

Istirahat cukup salah satu cara CERDIK lawan diabetes.
(Foto:muscleandftitnessdotcom)
Jumlah penyintas diabetes dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2015 saja total penyintas diabetes dewasa mencapai angka 415 juta orang di dunia. Naik empat kali lipat  dari 108 juta orang pada tahun 1980-an. Bahkan diperkirkan pada tahun 2040 mencapai 642 juta orang.

Diabetes sendiri merupakan kondisi tubuh manusia saat kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi.Ada dua jenis  tipe diabetes yang dikenal. Tipe 1 yang tidak diketahui penyebabnya, dan tidak dapat dicegah, serta membuat si penyandang sangat bergantung pada terapi insulin. Tipe 2 yang biasanya karena keturunan, pankreas menghasilkan jumlah insulin yang tidak memadai. Tipe 2 mencapai 90% dari seluruh penyintas diabetes dan 80 % bisa dicegah.


Dr. Lili Sriwahyuni Sulistyowati memberi tips 'CERDIK' mencegah diabetes. 
(Foto: Benny)


Data yang diuraikan oleh Dr. Lili Sriwahyuni Sulistyowati  MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, tersebut membuat saya  sedih dan senang. Sedih karena jumlah penyintas diabetes makin melonjak. Senang karena saya tidak sendirian sebagai penyintas diabetes yang sempat membuat saya depresi. Ya, saya telah didiagnosa dokter kena diabetes empat bulan lalu. Saat itu gula darah saya mencapai angka 367 dalam kondisi puasa.

Itulah sebabnya saya sengaja meluangkan waktu dari Bandung ke Jakarta untuk menghadiri talkshow 'Cegah Obati dan Lawan Diabetes' yang digelar oleh Sun Life Financial Indonesia. Dan ternyata saya memang peserta paling jauh datang ke acara yang digelar di Cafe XXI PLaza Indonesia, akhir pekan lalu.

Saat ini, diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi fokus dunia. Bahkan WHO mengeluarkan rencana aksi Pencegahan dan Pengendalian PTM 2013-2025, salah satunya adalah menghentikan pertumbuhan jumlah diabetes dan obesitas yang menjadi salah satu faktor risiko penyebab diabetes.

Bu Lili mengeluarkan jurus 'CERDIK' untuk mengurangi angka diabetes di Indonesia. 'CERDIK' merupakan akronim dari enam aktivitas yang harus segera dilakukan. Apa saja?

Cek Kesehatan Secara Rutin



Untuk sebagian orang, memeriksa kesehatan ke dokter masih merupakan hal yang menakutkan. "Takut malah ketahuan penyakit yang lain," begitu beberapa alasan. Sebagian lagi baru menemui dokter ketika sudah mulai menemui gejala penyakit.

Sebelum ini saya sudah didiagnosa hipertensi. Biasanya saya kontrol tidak teratur atau hanya mengunjungi dokter ketika tekanan darah saya tinggi. Tapi sekarang saya rutin kontrol ke dokter untuk hipertensi dan gula darah dengan jarak dua minggu sampai sebulan sekali.

Di rumah saya menyediakan alat ukur gula darah digital dan tekanan darah untuk kontrol dan catatan laporan kesehatan yang saya serahkan saat ke dokter. Kendati catatan saya baik, saya tetap kontrol ke dokter agar dokter bisa memberi masukan lainnya buat saya.


Enyahkan Asap Rokok dan Jangan Merokok



Jujur saja saya social smoker sebelum didiagnosis diabetes. Bukan perokok tangguh. Hanya sesekali saat bersama kawan yang perokok. Satu bungkus rokok bisa untuk satu sampai dua minggu. Sempat pula berhenti, nyambung, berhenti, nyambung selama beberapa kali. Tapi setelah menyintas diabetes, saya kapok dan memutuskan berhenti merokok. Bukan cuman karena saran dokter, tapi juga kenginan sendiri.

Rokok mengandung nikotin yang dapat mengendap di pembuluh darah sehingga mengganggu kestabilan aliran darah.


Rajin Beraktivitas Fisik



Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari. Aktivitas fisik bisa olahraga, jogging, jalan santai, atau bersih-bersih rumah. "Bahkan di kantor juga bisa melakukan aktivitas fisik," tambah Bu Lili.

Sejak keluar rumah sakit pasca proses menurunkan gula darah. saya sudah melakukan hal ini secara rutin setiap habis shalat subuh yakni jogging mengitari komplek selama 30-60 menit. Semisalnya saya harus berangkat dinas ke luar kota saat subuh, saya biasanya melakukan aktivitas jalan kaki saat istirahat di rest area ataupun tidak menggunakan lift.

Diet Seimbang

Diet untuk mencegah diabetes bukan diet asal-asalan ataupun ekstrim. Diet yang dilakukan harus tetap mengonsumsi makanan  sehat dan gizi seimbang. Batas konsumsi gula garam dan lemak per hari sesuai standar Kemenkes RI menurut Bu Lili adalah 5, 4 dan 1. Lemak sebanyak 5 sendok makan, gula sebanyak 4 sendok makan, dan garam sebanyak 1 sendok teh.


Istirahat Cukup



Setiap orang tentu saja membutuhkan istirahat. Tapi kamar tidur dan pola tidur juga memengaruhi kebutuhan istirahat. Waktu tidur yang dianggap baik adalah 6-8 jam, dan tentu saja berkualitas. Agar tidur berkualitas tentu saja pikiran harus tenag dan jangan membawa masalah ke tempat tidur. Aktivitas fisik di siang hari juga bisa membantu tubuh beristirahat dengan baik. Lainnya adalah, menghindari minuman kafein karena justru akan mempersulit tidur.

Kelola Stress


Di acara ini memang tidak terlalu banyak dibahas soal mengelola stress. Tapi disebutkan bahwa jika stress berlebihan bisa membuat nafsu makan berkurang atau malah berlebihan. Inilah yang nanti mengarah ke diabetes. Memang tidak semua stres buruk, yang penting adalah tahu cara mengelolanya.

Dengan cara CERDIK di atas penyakit diabetes bisa dibantu dicegah. Saya sendiri yang sudah melakukannya secara disiplin selama empat bulan terakhir pun sudah merasa manfaatnya. Kadar gula darah saya normal sekitar 100 saat puasa terlebih dahulu, dan di bawah 160 saat sewaktu. Bahkan bonusnya, berat badan saya turun dari sekitar 91 kg kini menjadi 80 kg. Kalau saya saja bisa, Anda tentu bisa dong.

Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes.