Monday, May 26, 2014

Menikmati Wisata Sejarah Kota Bandung Modal Goban


Mau ikut naik Fino baru?


Hari gini jalan-jalan keliling Bandung menikmati wisata sejarah dengan uang goban alias Rp50.000 doang? Bisa kok. Tenang aja. Walaupun disebut kota belanja dan kuliner, Bandung masih boleh terbilang ramah kantong. 

Ada tiga hal yang bikin touring di kota Bandung ngirit. Pertama, jangan gampang ngiler belanja-belenji di setiap outlet. Sekadar windows shopping aja sih silakan.  Kedua, jangan malu makan di kakilima. Yang penting bersih dan enak. Eh, juga halal tentunya. Ketiga,  pakai angkot memang bisa sih ngirit ketimbang naik taksi, tapi dijamin nggak efektif dalam hal waktu. Soalnya, sopir angkot di Bandung itu terkenal Raja Ngetem. ah, saran saya mah ya pakai sepeda motor. Apalagi di Bandung banyak jalan satu arah dan jalan tikus. 

Okay, kebetulan saya baru punya Yamaha Fino nih. Joknya aja masih diplastikin. Apa? Mau ikut? Bayar!



Yuk, keliling Bandung dengan duit Goban.

Oke deh, sambil siap-siap, saya ceritakan dulu ya alasan saya memilih Yamaha Fino. Gini ya, sekarang tuh orang lagi senang banget CLBK alias Cinta Lama Bersemi Kembali. Nah, saya sebagai orang yang lahir dari era skuter, pengen banget nyicipin skuter lagi dengan polesan sedikit modern. Nah, Yamaha Fino mewakili banget keinginan saya ini.  Lagian, seru banget kalo kita keliling Bandung menikmati wisata sejarahnya sambil pake kendaraan yang desainnya retro kayak Yamaha Fino ini.

Sekarang kita isi bensin dulu, yuk. Walaupun tankinya bisa memuat 4,1 liter nggak usah full tank kok. Soalnya kan Yamaha Fino ini irit. Jadi cukuplah diisi 2 liter dulu. Cling! Saldo saya berkurang menjadi Rp.37.000,-

Karena masih pagi, ayo kita ke GOR Saparua di Jalan Ambon. Kita mulai wisata sejarah kita sambil jogging di sana. Pasalnya, sekitar lapangan Saparua banyak bangunan bersejarah yang bisa kita lihat. Misalnya saja Markas Kodiklat TNI AD yang menempati bangunan bersejarah terkait dengan perkembangan kota Bandung. 



Kalau di Batavia ada Pasar Gambir, di Bandung ternyata ada Jaarbeurs atau Annual Trade Fair. Acara ini mulai diadakan pada tahun 1920 pada bulan Juni sampai Juli atas prakarasa Comite tot Behartiging van Bandoeng's Belangen (Komite guna mengurus kota Bandung) yang pada tahun 1920 berubah namanya menjadi Bandoeng Vooruit (Bandung maju). Dari tahun 1920 sampai 1924 Jaarbeurs dilaksanakan di kawasan  GOR Saparua.


Baru pada tahun 1925 gedung utama Jaarbeurs di Menadostraat 50 (kini  Jalan  Aceh) didirikan oleh kontraktor G.J. Bel berdasarkan karya arsitek C.P. Wolff Schoemaker (1882-1949). Acara bursa dagang tahunan ini berakhir pada tahun 1941 karena pada tahun 1942 Jepang keburu masuk Indonesia



Ada yang unik dari bangunan bersejarah itu, yakni kita bisa melihat patung tiga pria bugil. Pada masa orde baru, tiga patung itu pernah ditutup papan lho. Mungkin dianggap tabu.


Patung Tiga Pria Bugil



GOR Saparua sendiri pada era 1990 terkenal sebagai tempat manggung konser musik metal. Belum disebut band metal kalau belum pernah manggung di GOR Saparua. Sekarang dikhususkan buat olahraga. Buat saya, olahraga pagi itu penting sebelum keliling Bandung. Lagian, buat yang masih jomblo bisa cari gebetan yang sehat dan bugar di sini. 

Aneka kegiatan olahraga yang bisa dilakukan di Gor Saparua
Habis olahraga 1-2 jam pengin sarapan? Okay kita bayar parkir dulu Rp1000 ya sebelum meninggalkan GOR Saparua. Cling! Saldo menjadi Rp36.000. 

Saya akan mengajak ke kuliner bersejarah di GOR KONI Padjadjaran. Namanya Cakwe Lie Tjay Tat. Dari GOR Saparua hanya menempuh waktu 15 menit kurang dengan Yamaha Fino. Cakwe ini Cakwe Lie Tjay sangat terkenal di Bandung karena sudah berdiri sejak 1934 di Pasar Baru, Bandung. Paling maknyus saat kita makan sambil dicocol ke saus masam yang khas. Kalo teh tawarnya tentu saja bisa kita minta gratis. Cling! Saldo berkurang Rp.8000 menjadi Rp 28.000. Dikurangi lagi parkir Rp.1000. menjadi Rp.27.000.


Kedai Cakwe Lie Tjay Tat di GOR Padjadjaran selalu ramai. (dokpri)


Nah, sekarang yok kita telusuri Jalan Braga. Kurang 10 menit dari GOR KONI Padjadjaran kita bisa mencapai Jalan Braga yang kanan kiri jalannya dipenuhi bangunan tua. Sebaiknya kita parkir motor di dekat reruntuhan Sarinah saja, lalu jalan kaki biar bisa foto-foto.



Sayap timur Gedung Merdeka, tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika




Toko kue dan roti Sumber Hidangan berdiri sejak 1929. 



New Majestic, bioskop pertama di Bandung

Display lukisan di pinggir Jalan Braga


Jika beruntung bisa membuat foto dengan latar seperti di Eropa

Jalan Braga menyimpan sejarah panjang kota Bandung. Salah satu yang terpenting di saan ada Gedung Merdeka tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Kita bisa masuk ke museum tanpa bayar. Di Jalan Braga sendiri kita bisa melihat banyak bangunan peninggalan Belanda. itu sebabnya jalan ini begitu terkenal dan sering dijadikan latar untuk pemotretan. dari foto narsis sampai pre-wedding.

Tanpa terasa waktu shalat dhuhur hampir tiba. Yuk kita shalat di Masjid  Raya Bandung yang juga bersejarah. Letaknya masih satu area dengan Jalan Braga, jadi kita simpan saja Yamaha Fino di sana, biar nggak bayar parkir lagi.

Masjid Raya Bandung

Sehabis shalat, bisa buka internet pake Wifi gratis lho.

Kubah terbaru


Bisa melihat sekeliling Bandung dari menara.

Masjid ini didirikan pada 1812 bersamaan dipindahkannya pusat kota Bandung dari Krapyak, sekitar sepuluh kilometer selatan kota Bandung ke pusat kota sekarang. Awalnya dibangun dengan bentuk bangunan panggung tradisional yang sederhana, bertiang kayu, berdinding anyaman bambu, beratap rumbia dan dilengkapi sebuah kolam besar sebagai tempat mengambil air wudhlu.

Menjelang konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, Masjid Agung Bandung mengalami renovasi besar-besaran. Atas rancangan Presiden Soekarno, Masjid Agung Bandung mengalami perubahan total diantaranya kubah dari sebelumnya berbentuk “nyungcung” menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang. Keberadaan Masjid Agung Bandung yang baru waktu itu digunakan untuk shalat para tamu peserta Konferensi Asia Afrika.

Kubah berbentuk bawang hanya bertahan sekitar 15 tahun. Setelah mengalami kerusakan akibat tertiup angin kencang dan pernah diperbaiki pada tahun 1967, kemudian kubah bawang diganti dengan bentuk bukan bawang lagi pada 1970.

Pada 1973, Masjid Agung Bandung mengalami perubahan besar-besaran lagi. Lantai masjid semakin diperluas dan dibuat bertingkat, atap kubah masjid dibuat berbentuk Joglo.


Perubahan total terjadi lagi pada tahun 2001, dan selesai pada 13 Januari 2006, bersamaan dengan pergantian nama dari Masjid Agung Bandung menjadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat serta menyandang predikat sebagai masjid provinsi, namun masyarakat Bandung kebanyakan masih menyebutnya sebagai Masjid Agung Bandung.

Usai shalat  ada baiknya menaiki menara di sebelah utara dengan tarif naik lift Rp3000 untuk dewasa.

Dari menara masjid saya bisa melihat sekeliling Bandung, walau sebagian terhalangi gedung bertingkat di sekitar masjid. Jika cuaca cerah, cukup banyak dan jauh yang bisa kita lihat. 

Sekarang kita cari makan siang dulu yuk. Duit sudah berkurang Rp.1000 untuk parkir dan Rp3000 naik menara masjid. Jadi tinggal Rp23.000

Isi bensin dulu 1 liter lagi Rp.6.500. Maka sisa saldo menjadi Rp16.500.
Bu Eni penjualan warung nasi Barokah bisa membiayai anaknya 
sampai kuliah. 


Mau makanan yang murah meriah? Cari saja makanan kaki lima di Bandung.  Salah satunya seperti Warung Barokah milik Bu Eni ini lho. Dengan Rp10.000 aja kita bisa makan segala macam sampai kenyang. Makanannya juga klasik. Minumnya gratis. 

Habis kenyang makan, kita teruskan yuk wisata sejarah di Bandung. Hampir semua museum di Bandung gratis. Ada Museum Geologi, Museum Pos, dan sebagainya. Jadi kita bisa menikmati sepuas-puasnya.Haus? Beli minuman dalam botol Rp3000.

Nah, masih ada sisa Rp.3500 kan. Ngggg, kasih tau ga ya? soalnya kan nggak enak bilang-bilang tadi uang itu udah dimasukkan ke kencleng masjid.

Cukup kan uang Rp.50.000 untuk wisata sejarah di Bandung? Kalo nggak percaya coba aja deh. Dan jangan lupa shalat dan sedekah ya buat yang muslim/muslimah.Soalnya, seringkali dapat mukjizat yang nggak kita kira lho. Misalnya mendadak ketemu teman dan ditraktir makan, atau parkir nggak bayar karena belum datang tukang parkirnya. Oh iya, dilihat juga video ini ya. Siapa tahu dapat ide yang lebih gokil.




Foto-foto: Benny Rhamdani

Sunday, May 25, 2014

Apa Pentingnya 'Book Signing' sih?

Pidi Baiq menjalani ritual book signing untuk ratusan penggemarnya
 saat launching novel terbarunya Dilan.



Book signing  merupakan aktivitas pembubuhan tanda tangan ke halaman sebuah buku oleh penulisnya. Book signing biasanya dilakukan pada acara peluncuran buku ataupun kegiatan promosi buku di  toko buku atau perpustakaan.Biasanya seorang penulis duduk untuk membubuhkan tandatangannya pada periode tertentu.

Penandatanganan buku populer lantaran tanda tangan penulis meningkatkan nilai buku tersebut, terutama untuk kolektor buku . Penulis dapat menambahkan pesan singkat kepada pembaca , yang disebut dedikasi , untuk setiap buku . Tentunya, dedikasi itu bisa bersifat personal dengan menyertakan nama pemilik buku.  Bagi beberapa kolektor, tanda tangan penulis saja tanpa dedikasi sering dianggap lebih berharga.

Banyak penulis saat ini menghabiskan banyak waktu untuk  book sigining. James Ellroy  pernah menandatangai sebanyak 65.000 eksemplar  cetakan pertama bukunya My Dark Places (1996)

Acara book signing memungkinkan penulis untuk berhubungan dengan fans mereka . Bagi penggemar,  juga memberikan kesempatan untuk melihat dan bertemu penulis favoritnya. Juga, tentunya bertanya langsung hal-hal yang ingin mereka ketahui. Untuk mendongkrak promosi buku, sebaiknya acara book sigining secara waktu. Misal, sebaiknya dibatasi pada satu bulan pertama saja.

Tanda tangan Jostein Gaarder di buku Dunia Sophie menjadi koleksi pribadi saya


Bagi saya pribadi, memiliki buku dengan tanda tangan penulis menjadikan keinginan saya untuk merawat buku itu dengan lebih baik menjadi semakin besar. Karena saya memiliki kisah lain dibalik buku itu, selain konten bukunya.

Saya pun mulai mengajarkan anak saya untuk berburu tanda tangan penulis dari koleksi buku-bukunya. Hal ini ternyata menambah kecintaannya untuk membaca dan mengoleksi buku.

Karena saya penulis, ada beberapa hal yang saya ingin bagikan kepada para penulis, terutama pemula perihal penting seputar book signing ini.

Bawa Pulpen. Bawalah pulpen atau alat tulis lainnya sendiri ketika akan digelar acara launching buku atau acara berhubungan dengan buku kita atau kegiatan kepenulisan. Usahakan membawa pulpen cadangan, khawatir pulpen yang dipakai hilang atau diminta juga oleh penggemar kita.

Berwarna. Ketimbang pulpen berwarna hitam, sebaiknya bawa pulpen berwarna. Dengan begitu tanda tangan itu akan terlihat lebih mencolok ketimbang tinta cetak pada buku itu. Pulpen warna juga berkesan lebih manual karena pulpen hitam hampir seperti tanda tangan digital. Pilihlah warna favorit kita atau yang senada dengan warna dominan pada kaver buku.

Permanen. Gunakan pulpen dengan tinta permanen. Pastikan dengan melihat label produknya. Sebab tak jarang pulpen yang dipakai mudah pudar atau gampang terhapus jika dibubuhkan pada jenis kertas tertentu yang tak menyerap tinta.

Tanda Tangan Beda. Jangan samakan tanda tangan untuk kepentingan book sigining dengan tanda tangan resmi. Hal ini untuk menghindari terjadinya peniruan. Latih terus tanda tangan untuk penggemar dengan baik dan cepat.

Tiga kata. Siapkan beberapa kalimat dengan panjang tiga kata untuk ditulis beserta tanda tangan. Semisal: Semoga suka bukunya, Trims sudah memilih, Happy reading, friend dan lain-lain.


Nama Pemilik. Pastikan menulis nama pemilik buku dengan benar. Mintalah mereka menuliskan nama mereka sendiri di kertas  post-it sebelumnya.


Mei 2014, Cipamokolan, Bandung.

Tuesday, May 13, 2014

Monday, May 12, 2014

Meningkatkan Keterampilan Menulis Sang Buah Hati



Keterampilan menulis (kreatif), seperti yang sudah diteliti banyak pakar, memiliki segudang manfaat bagi individu yang bersangkutan. Saya tidak pernah mendengar  penelitian tentang dampak negatif keterampilan menulis. Itu sebabnya, sangat disarankan keterampilan menulis dibekalkan kepada anak-anak, terutama di bangku sekolah dasar.

Keterampilan menulis ini bisa dirasakan manfaatnya oleh anak-anak pada saat itu pula, maupun saat dia beranjak rema dan dewasa sekalipun. Apalagi hampir semua kegiatan akademis selalu berhubungan dengan kegiatan menulis, seperti mengarang, menulis essay, menulis skripsi, dan lain sebagainya. Di luar pendidikan formal, keterampilan menulis bisa dipakai untuk ngeblog, mengisi buku diary, atau menulis pesan ke seseorang.

Sayangnya, pendidikan keterampilan menulis ini tidak banyak diberikan di bangku sekolah. Hanya selingan di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berbeda dengan sekolah-sekolah di negara maju, yang memberi bekal keterampilan menulis begitu padat.

Beberapa sekolah yang tahu kegunaan keterampilan menulis untuk siswanya, akhirnya memutuskan untuk membuat kegiatan ekstra kurikuler penulisan kreatif. Hingga saat ini, saya mendengar banyak sekolah-sekolah favorit mengadakan kegiatan ekskul tersebut. Bahkan pengajarnya adalah diambil dari praktisi, bukan guru pelajaran sekolah.

Bagaimana yang tidak ada ekskul tersebut? Sudah seharusnya, tanpa beralasan lagi, orangtua yang harus turun tangan langsung. Orangtua bisa membawa buah hatinya ke sanggar-sanggar dengan pendidikan keterampilan menulis, atau jika sulit menemukannya, ya orangtua sendiri yang turun tangan. Tidak usah panik. Saya akan sajikan beberapa langkahnya.

Membangun Keluarga Suka Membaca



Anak akan meniru orang di sekitarnya. Termasuk kebiasaan membaca. Jika orangtuanya tidak suka membaca, jangan paksakan anaknya akan suka membaca.  Karena itulah orangtua harus jadi panutan yang baik dalam budaya membaca di keluarga. Orangtua jangan membaca terpisah dari anak-anak. Perlihatkan bahwa orangtua selalu menyediakan waktu untuk membaca. Bahkan jika orangtua tidak suka membaca, dia bisa bersikap pura-pura membaca buku selama setangah jam di dekat anak-anaknya.
—Sediakan buku bacaan untuk anak. Usahakan yang disukai anak-anak. Bila anak susah membaca, carilah tema yang disukainya. Misalnya anak suka sepakbola, belikan buku-buku tentang sepakbola.
Jangan lupa untuk me—luangkan waktu untuk ikut membaca buku yang anak baca. Dengan begitu, orangtua bisa berdiskusi dengan anak, baik tentang cerita, sampul buku, maupun tentang pengarangnya.


Bermain Kata

Untuk meningkatkan keterampilan menulis, anak harus kaya kosakata. Membaca adalah salah satu cara yang manjur. Tapi banyak cara lain yang bisa dilakukan sambil bermain-main, misalnya —melalui permainan scrable, teka-teki silang, atau puzzle kata.

Saya sendiri biasanya melakukan permainan kata saat dalam perjalanan dengan main tebak-tebakan lawan kata maupun sinonim. Terkadang juga saya main berbalas pantun-pantun jenaka. Apapun yang dilakukan sambil bemain, akan membuat anak bahagia dan tidak mengira dia sedang belajar ’sesuatu’.

Sediakan Fasilitas

Seperti keterampilan lainnya, tentu membutuhkan tempat dan fasilitas. Jika anak ingin semakin berkembang kemampuan menulisnya, sediakan tempat agar anak bisa berkreasi dengan kemampuan menulisnya. Jauhkan tempat itu dari dari televisi agar buah hati bisa tetap fokus saat berkarya.

Sediakan fasilitas lain seperti alat tulis manual dan komputer. Saat ini komputer bukan agi barang mewah, sehingga orangtua bisa mengupayakannya untuk sang anak. —Simpan di dekatnya buku-buku referensi untuk menulis, termasuk kamus (KBBI) dan ensiklopedi.

Disiplin

——Cara terbaik untuk meningkatkan keterampilan menulis, tidak peduli usia penulis adalah melalui latihan yang teratur. Bantulah anak mengatur waktu agar mengimbangi waktu untuk menulis dengan waktu belajar materi sekolah. —Disiplin bisa dimulai dengan membuat jurnal harian.
Usahakan agar anak menulis setiap hari, walaupun tidak harus sama secara kuantitas. Aak bisa menulis lebih panjang dan lama di akhir pekan. Dengan agenda ini, orangtua harus bijak menysuaikan waktu acara keluarga agar anak tetap disiplin menulis.

Menyusun Proyek

—Tantanglah anak membuat sebuah proyek jangka pendek. Semisal, mengisi blognya selama sebulan tanpa berhenti. Jika berhasil diberi reward mingguan dan bulanan.
—Contoh lain adalah yang dilakukan orangtua penulis pionir KKPK Izzati yang mendapat tugas meresensi buku setiap selesai membaca satu buku. Stiap meresensi Izzati akan mendapat hadiah buku baru. Selain bisa mengatur keungan untuk membeli buku, anak juga dilatih menulis dan menangkap keungggulan buku yang dibacanya.

Menulis Bersama

—Jangan harapkan anak disiplin menulis, sementara orangtua tidak ikut menulis. Berdasarkan pengalaman saya, anak yang orangtuanya juga menulis berkembang jauh lebih pesat ketimbang yang orangtuanya tidak menulis juga. Karena itu, bBuatlah rencana menulis bersama. Semisal, dengan membuat blog keluarga.

Menilai Progres


—Cobalah untuk mengevaluasi perkembangan keterampial menulisnya. Saat berdiskusi dengan anak-anak, berikan penilaian atas karyanya. Benahi kekurangannya, jangan lupa memuji kemajuannya.

—Bisa melibatkan guru di sekolahnya untuk penilaian. Tak jarang saya menemukan anak yang lebih percaya kepada gurunya untuk menilai kemampuan menulisnya.

Tingkatkan Target

—Setelah minat anak tumbuh, terus tingkatkan kemampuannya. Ajaklah anak ke pameran buku, toko buku dan acara launching buku anak agar motivasinya terus menyala. Dengan melihat langsung penulis cilik yang melaunching bukunya, si anak akan merasa ‘cemburu’ sehingga motivasinya akan terbakar. Begitu pula bila ke toko buku dan melihat anak-anak seusianya sudah menerbitkan buku.

—Gabunglah dengan komunitas penulis cilik. Karena anak akan banyak mendapat amsukan dari sesama usinya. Pelajaran dari teman sebaya terkadang lebih efektif untuk mempercepat progres kemampuan menulisnya.

Setelah menulis untuk lingkungan terbatas, Pancing keinginannya agar karyanya mau dipublikasikan lebih luas. Baik ke media cetak maupun penerbitan buku.

Sekadar tambahan, ini poin-poin yang harus diingat juga:

1.Membiarkan anak membaca buku yang bukan untuk usianya tanpa diskusi.
2.Memancing ide anak, bukan memaksakan menulis ide Anda.
3.Mengedit tulisan anak tanpa mendiskusikannya lebih dulu.
4.Membiarkan atau malah meminta anak menjiplak karya orang lain.
5.Menyepelekan karya tulis anak secara verbal maupun nonverbal.

selamat mencoba.

***

Materi ini disampaikan pada Seminar  di SDIT Aulady Serpong, Sabtu, 5 April 2014.

Untuk penyemangat menulis ikuti saja kultwit saya setiap hari di@bennytopmodel

Buku 'Republished' Apa itu?




Jangan pernah heran ketika ke toko buku melihat sebuah buku dalam format ‘soft cover‘ padahal beberapa bulan sebelumnya buku dengan judul yang sama telah terbit dalam format ‘hard cover‘. Jangan juga bingung ketika tiga tahun lalu kita membeli buku X dengan  ilustrasi kaver warna biru, lalu tahun ini buku berjudul X itu terbit lagi dengan  kaver warna hitam.

Dalam dunia penerbitan buku, hal-hal semacam itu disebut ‘republished’.  Intinya, republished adalah upaya menerbitkan ulang sebuah buku dengan format yang berbeda dari terbitan terdahulu. Bahkan, terkadang berbeda penerbit pula.

Ada beberapa alasan sebuah penerbit melakukan republished, antara lain;

Trend. Tiba-tiba saja muncul sebuah  tren  sebuah genre di pasar buku yang menggairahkan pemasaran. Katakan saja, trend genre buku fiksi islami. Akhirnya, para penerbit berusaha mengejar trend tersebut. Karena yang namanya trend terkadang waktunya singkat, maka penerbit pun melakukan langkah cepat yakni mencari stok naskah yang pernah terbit sesuai trend. Dalam hal ini penerbit yang berumur lebih beruntung ketimbang penerbit baru karena memiliki stock naskah lebih banyak. Konten pun biasanya sudah tergarap dengan baik. Namun penerbit baru masih ada peluang dengan menghubungi penulis karena siapa tahu hak terbit judul yang sesuai trend tersebut sudah habis. Bagi penulis tentunya ini menguntungkan, karena naskahnya yang sudah ‘tergeletak’ bisa mendatangkan uang kembali.

Penulis Membuat Hit.  Seorang penulis yang sudah malang melintang di dunia penerbitan tiba-tiba namanya meroket karena buku baru yang diluncurkannya. Semua orang memuja karyanya dan ingin terus membaca karyanya. Padahal, penulis itu sudah punya beberapa judul buku yang sudah diterbitkan. Karena penulisnya sedang digemari, biasanya penerbit akan mengeksploitasi terus karya penulis tersebut. Termasuk dengan republished karya-karya lamanya. Tentu saja kaver dan formatnya diubah menyesuaikan dengan desain buku terbarunya yang laris.

Pernah Laris. Sebuah buku yang pernah menyandang predikat best seller dapat diprediksi dengan mudah akan di-republished pada tahun-tahun berikutnya. Baik fiksi maupun non-fiksi punya peluang yang sama. Buku fiksi biasanya yang bernilai sastra, sedangkan non-fiksi umumnya buku pemikiran maupun referensial.

Public Domain. Kecenderungan lain penerbit adalah mengambil naskah-naskahpublic domain untuk di-republished karena akan mengurangi biaya produksi. Penerbit tak perlu membayar royalti kepada penulis, terkadang tak perlu juga mengeluarkan biaya promosi terlalu besar karena naskah public domain yang diambilnya cenderung sudah populer di kepala masyarakat. Ambil contoh karya-karya Shakespeare.

Penasaran. Ada juga penerbit yang me-republished buku karena penasaran. Edisi pertamanya buku tersebut tidak laku. Padahal semua internal penerbitan yakin buku tersebut akan laku karena edisi luar negerinya sukses. Setelah dievaluasi, akhirnya penerbit yakin kesalahan tersebut adalah pada kaver. Beberapa bulan kemudian buku tersebut dirilis ulang dengan kaver yang berbeda sama sekali. Hasilnya? Menurut pengamatan saya ada beberapa yang berhasil. Contohnya adalah versi bahasa Indonesia buku The Kite Runner.

Poster film. Biasanya, ketika sebuah buku laris diangkat ke film, pihak penerbit akan menerbitkan ulang dengan cover poster film. Mengapa? Karena akan saling mendukung promosi. Poster film di toko buku akan menggiring konsumen ke bioskop, begitu juga sebaliknya.

Tentunya masih banyak alasan lain dari sebuah penerbit untuk me-republished. Terkadang alasan itu bisa saja datang dari penulisnya. Ada beberapa aturan main yang harus diperhatikan penerbit saat me-republish sebuah buku. Salah satunya yang penting adalah bila ada perubahan di luar format, misalnya judul dan  penambahan konten, maka penerbit harus memberi disclaimer yang terbaca oleh pembeli. Jangan sampai pembeli terkecoh mengira buku itu terbitan pertama, padahal dia sudah memilikinya di rumah hanya karena judul yang diubah.

Empat Alasan ke Inacraft




Pernah ke Inacraft?

Sebagai praktisi di dunia perbukuan yang menuntut ide-ide kreatif segar, saya senantiasa mendapat semangat baru setiap kali menginjak ajang pameran  yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) itu. Ada beberapa hal yang saya catat dari Inacraft 2014, yang mendorong saya untuk kembali datang ke perhelatan Inacraft 2015 nanti.



Wirausahawan Muda. Jika pada pameran awal-awal Inacraft lebih banyak stand yang ditongkrongi bapak-bapak dan ibu-ibu, kali ini saya menemukan beberapa stand yang digagas dan ditongkrongi anak muda. Sebut saja salah satunya stand I Wear Banana. Produk-produk yang dijajakan juga selera anak muda, mulai dari sepatu, t-shirt, hingga tas jinjing. Sebagai wirausahawan muda, mereka tentu punya cara yang gaul untuk mendesain stand mereka. Bahkan, ada gimmick menarik untuk pengunjung yang membeli produk mereka, yakni diberikan pisang gratis. Saya berharap untuk tahun ke depan, diberi blok khusus untuk para wirausahawan muda di ajang Inacraft. Dengan kehadiran mereka, segmen pengunjung bisa diperluas dan juga turut mengembangkan minat wirausaha di kalangan anak muda.


Ramah Anak dan Pria. Mayoritas pengunjung Inacraft 2014 yang saya lihat masih ibu-ibu, muda maupun senior. Saya berharap tahun-tahun berikutnya pameran ini bisa dijadikan ajang pameran untuk dikunjungi keluarga.  Saat ini pun sudah ada upaya ke arah sana. Misalnya, dengan hadirnya stand-stand yang menyajikan produk untuk anak, mulai dari mainan anak hingga perlennkapan sekolah. Bahkan, di lantai bawah disediakan ruangan workshop mini untuk anak-anak yang ingin belajar kerajinan tangan. Bagaimana dengan sang bapak/suami? Walaupun produk kerajinan khusus pria masih terbatas, tapi saya lihat stand-stand batu alam banyak diminati. Saya berharap nantinya ada stand kerajinan senapan angin dari Cipacing peralatan mancing, dan kerajinan berdasarkan hobi kaum pria lainnya.


Harga Ramah. Jangan heran bila di Inacraft 2014 menemukan produk dengan harga lebih dari tujuh digit. Bahkan Inacraft sering diangap hanya cocok untuk kalangan atas dan ekspatriat. Bisa saya maklumi jika banyak stand berusaha menjajakan produk mahal lantaran biaya sewa stand seluas 9 meter itu pada 2011 saja sudah Rp13 juta. Jadi mereka harus bisa menebus uang sewa stand selama 23 - 27 April 2014. Tapi jangan khawatir, saya masih bisa menemukan barang-barang seharga Rp5.000 seperti magnet kulkas. Bahkan beberapa teman berhasil memborong kerudung cantik dengan harga di bawah Rp.100.000. Kalau memang dirasa overpriced mungkin bisa membelinya ke outlet mereka di luar pameran. Makanya, jangan lupa mengambilbussiness card atau katalog mereka. Tips lain adalah datang saat menjelang penutupan. Biasanya, ada sale besar-besaran di banyak stand.



Variasi Produk. Yang membedakan produk massal/pabrik dan kerajinan tangan adalah sentuhan seni. Itulah nilai kepuasan lain yang saya temukan dengan menghadiri Inacraft. Dan di Inacraft 2014 ini makin bervariasi. Yang tradisional, seperti karya  tenun daerah masih banyak ditemui. Yang modern juga tak kalah menarik. Atau kombinasi tradisional dan modern. Pecinta berbagai seni bisa terpuaskan, dari lukis sampai ukir. Dan saya pikir, Indonesia sangat kaya dengan ragam seni unik. Tak heran bila di Inacraft ini banyak berseliweran ekspatriat dari Eropa, Amerika, dan Asia timur. Bahkan bila sampai seluruh stand  di Inacraft ini dibawa pameran ke luar negeri, pasti akan menyita banyak perhatian dunia.  Di Inacraft 2014 saya juga menemukan stand dari Iran di luar stand-stand produk nasional. Artinya, ajang ini juga diminati produsen kerajinan luar negeri.



Tentu saja di luar kelebihan di atas, masih ada yang mengganjal di mata saya. Misalnya saja, desain stand dari daerah (pemda dan pemkot) yang dari tahun ke tahun begitu-begitu saja. Satu-satunya yang mengesankan saya adalah paviliun Jawa Tengah. Selebihnya, seperti layaknya bazar kerajinan di tingkat provinsi. Padahal ini ajang nasional dengan pengunjung Internasional. Yang menyebalkan adalah seolah ada kewajiban untuk memajang foto pemimpin daerah/kota di setiap stand mereka. Apakah foto itu ikutan dijual? Lainnya, adalah soal kebersihan yang menurut saya belum sepenuhnya dijaga pengunjung. Padahal tempatnya sudah jelas keren. Tapi tetap saja budaya menjaga kebersihan sangat kurang.




1290 Stand

Pameran kerajinan terbesar di Indonesia Inacraft 2014 dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga didampingi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4).
Inacraft   diikuti sekitar 1.600 peserta dengan 1.290 stand yang tersedia. Barang-barang kerajinan yang dipamerkan antara lain berbagai bentuk kerajinan tekstil, seperti batik, tenun, bordir, ikat dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga berbagai furnitur unik khas daerah Indonesia, seperti Lombok, NTB dan lain-lain. Di antaranya kerajinan berupa patung, ukiran kayu, dan kaca patri. Bisa juga ditemukan aneka perhiasan dari mutiara, emas, perak, batuan permata dan lainnya.

Pengunjung diberlakukan tiket masuk Rp 20 ribu/orang. Namun bagi anak-anak dan orang tua yang sudah berusia 60 tahun ke atas, tidak dipungut bayaran dan cukup menunjukan KTP di pintu masuk.


Sunday, May 11, 2014

Mencicipi Minuman Pilihan Cafe de Fino di d'Lumboenk

Mencicipi menu pilihan cafe de Fino di d'Lumboenk


Gerimis mulai jatuh ketika siang itu saya menjejakkan kaki di Jalan Cieumbeuleuit, Bandung. Bergegas saya menyeberangi jalan menuju d 'Lumboenk Cafe Bar & Resto karena dari arah Cihampelas letaknya berada di kanan jalan. 

Begitu masuk, saya langsung disambut lounge dan bar dengan interior bergaya klasik. Mungkin inilah persamaannya dengan Yamaha Fino yang juga bergaya klasik. Ada belasan pengunjung yang menyebar di beberapa sudut yang dindingnya dihiasi tulisan logo Cafe de Fino. Nah, berarti saya tidak salah masuk. Dengan alasan ingin lebih menikmati menu di d'Lumboenk, saya memilih tempat di lantai atas. Hanya ada lima pengunjung yang sedang asyik makan dan chit-chat di  balkon cafe yang berdiri 1 Januari 2011 ini. 

Tiga Pilihan


Seorang waiter datang menyodorkan daftar menu. Saya langsung mencari minuman yang direkomendasikan cafe de Fino. Ada tiga pilihan, dan saya memutuskan memilih chai latte. Chai adalah teh susu dicampur rempah yang merupakan minuman klasik India. Sebagai Bollywood mania, saya sejak dulu memang menggemari minuman satu ini. Untuk makanan saya sengaja mencari makanan yang lebih ringan karena baru dua jam lalu saya brunch. Karena tidak menemukan rekomendasi untuk makanan dari cafe de Fino, akhirnya pilihan saya jatuh ke kudapan klasik  volcano risoles.

Sambil menunggu pesanan, seperti biasa saya mengamati atmosfir cafe untuk mengetahui keunikan dibandingkan cafe lainnya. Di lantai atas, berdiri pojok live music yang menganggur. Menurut informasi waiter, biasanya digunakan pada malam hari. 

Di lounge dan bar di bawah, saya melihat aneka beberapa tempat duduk yang dikhususkan untuk kongkow bersama teman-teman. Kendati dekat dengan universitas swasta ternama di Bandung, tamu yang saya lihat saat itu justru sedikit yang berusia muda. Mungkin baru di malam hari cafe ini banyak didatangi anak-anak muda.

Suasana di dalam lounge dan bar d'Lumboenk


Saya paling suka tulisan yang ada di pilar berbunyi, "Always believe something wonderful is going to happen". Bisa jadi kalimat penyemangat untuk tamu galau yang datang ke sini.

Ketika saya kembali ke meja, waiter pun mengantarkan pesanan saya. Tidak sabar rasanya ketika melihat volcano risoles yang diplating dengan cantik. Saya pun mulai mengiris risoles dan memasukkan ke mulut. Hmm, enaknya. Risoles dengan isi daging sapi asap dan keju itu membuat saya seperti melayang saking nikmatnya mencicipi ledakan keju dan smooked beef. Rasanya istimewa karena tidak terasa gurih-gurih maksa dengan MSG. Ya, kekhasan menu di  d'Lumboenk memang karena semua masakannya di sini tidak memakai bumbu penyedap kimiawi.

Rasakan sensasi ledakan keju dan smooked beef dari Volcano Risoles


Setelah beberapa potong masuk ke perut, saya mulai beralih mencicipi chai latte hangat. Ada brown sugar dan gula putih di sampingnya. Tapi saya tak begiu suka minuman yang terlalu manis. Saya pun meneguknya. Rasanya kurang hanya seteguk. Dua teguk, tiga teguk ... Yaaaa, habis! Saya memang mencatat kekurangan chai latte di d'Lumboenk adalah takarannya yang kecil. Lha, saya biasa minum chai dengan ukuran gelas mug.

Chai latte rekomendasi cafe de Fino jadi favorit saya


Lantaran masih haus, saya memesan cappucinno. Ini minuman lain yang saya suka karena saya pernah ke Italia dan amat menyukainya. Tapi selalama di Italia, saya selalu minum cappucinno hangat. Kali ini saya memesan yang dingin.

Cappucinno dingin ... hmmm ...


Saya terus menghabiskan risoles, termasuk garnis wortelnya. Buat saya, semua yang ada di atas piring berarti bisa dimakan. Dan alhamdulillah, perut saya langsung kenyang. Bersamaan dengan itu cappucinno pun datang dan langsung saya teguk membasahi tenggorokan. Segar! Untuk standar Indonesia, asalkan cappucinno yang dihidangkan bukan dari bungkus sachet instant, bagi saya sudah cukup menyenangkan.

Gerimis siang pun  reda. Saya bergegas membayar ke kasir untuk belanjaan saya sekitar Rp60.000-an. Saya puas dengan minuman pilihan cafe de Fino. Terutama chai latte-nya.

***
foto-foto Benny Rhamdani

Friday, May 9, 2014

Keunggulan Printer Canon PIXMA E400, Irit dan Mudah




Like Father Like Son. Ayah penulis, haruskah anaknya jadi penulis juga? Saya tentunya tidak akan seotoriter itu. Namun demikian saya merasa berkewajiban melatih keterampilan menulis kepada Akhtar (9 tahun). Bahkan sejak tahun lalu, karya tulisnya sudah berhasil menembus media cetak. Bagi saya, apapun profesi pilihannya kelak, tidak ada salahnya jika dibelaki dengan skill menulis.

Salah satu langkah yang saya lakukan untuk menyemangatinya menulis adalah memberikan Akhtar fasilitas menulis, yakni komputer dan tentu saja printer. Printer diperlukan agar Akhtar bisa membaca ulang karyanya di atas kertas, bukan di layar monitor. Sebab, rasanya beda dengan membaca di atas kertas. Apalagi jika dia mendadak  ingin membaca karyanya. Dengan adanya naskah yang dicetak, dia tidak perlu lagi mengambil waktu menghidupkan komputernya.

Sejak kehadiran printer Canon PIXMA E400 di rumah, minat Akhtar menulis semakin meningkat. Mulai bangun tidur atau malam selepas belajar, dia langsung menyalakan komputer dan menulis.

“Printernya keren,” kata Akhtar bertambah semangatnya.



Cara mencetak hasil ketikan di komputer sangat mudah dikuasai Akhtar. Kemarin, Akhtar mengerjakan tugas mengarangnya dari sekolah. Dia langsung mengetik ide yang ada di kepalanya. Setelah dirasa rapi ketikannya, Akhtar langsung menyalakan printer PIXMA E400. Tidak lupa Akhtar membuka penutup atas printer dan  memasang kertas HVS dengan permukaan cetak menghadap ke depan. Langkah berikutnya, dia langsung mengarahkan kursor komputer ke perintah ‘print’. Dalam beberapa detik, printer Canon tersebut bekerja mencetak karangan Akhtar. Dan …! Akhtar pun memperlihatkan hasil karangannya yang sudah tercetak di kertas.

Dengan adanya printer di rumah, Akhtar tidak perlu lagi minta tolong saya untuk mencetak tugas sekolahnya di kantor saya. Tapi, lantaran saya pelupa berat, sering kali tugas itu telat dikumpulkan. Dia bahkan sudah bisa mencetak foto-foto dirinya.

Karena Akhtar ingin membagi-bagikan tulisannya kepada teman-teman sekelas, dia juga menggandakan ceritanya beberapa halaman. Tidak perlu ke tukang fotocopy, PIXMA E400 juga bisa melakukannya. AKhtar juga pandai menggandakan sendiri tanpa bantuan saya.

Caranya mudah sekali. Setelah menyiapkan kertas, Akhtar kemudian membuka penutup atas printer, lalu meletkkan kertas yang hendak dicopynya. Lantas, tombol pilihan menggandakan dipilih. Ada yang berwarna dan hitam putih. Kali ini cukup hitam putih.


Nah, bagi orangtua yang memiliki anak berbakat menulis, bisa juga meniru langkah saya ini. Termasuk merk printernya juga, kah? Ya, sebab PIXMA E400 ini punya banyak keunggulan. Biar tidak ragu, yuk kenalan dulu dengan printer keluaran baru dari Canon ini.

Seri printer All in One (AIO) terbaru ini mampu memberikan kualitas cetak sempurna dan lebih efisien dalam penggunaan tinta, tepat untuk kebutuhan cetak mencetak dokumen maupun foto.  PIXMA E400 merupakan printer baru pelengkap di seri PIXMA Ink Efficient, yang memiliki kapasitas mencetak lebih banyak. Printer ini bisa mencetak hingga 400 halaman dokumen hitam putih dan 300 lembar dokumen warna.

Selain irit penggunaan tinta, PIXMA E400  dilengkapi dengan fitur unik Auto Power ON/OFF sehingga ramah lingkungan dengan konsumsi energi yang lebih sedikit. Fitur ini membuat printer secara otomatis menyala ketika mendeteksi perintah untuk mencetak . Setelah beberapa saat printer tidak melakukan aktivitas, maka akan secara otomatis mati hingga muncul perintah cetak berikutnya. Fitur ini mengurangi konsumsi energi ketika printer tidak sedang mencetak atau memindai. Terbukti Canon PIXMA Ink Efficient, hemat dan hebat.

Bagi yang suka mengedit foto seperti Akhtar,  bisa juga berkreasi dengan aplikasi My Image Garden. Aplikasi ini membantu pengguna ngotak-ngatik koleksi foto ke dalam bentuk kolase maupun kalender. Foto-foto tersebut juga bisa dibuat jadi lebih menarik dengan Fun Filter Effects seperti fish eye atau miniatur.

Berapa harga printer Canon PIXMA E400 ini?  PT. Datascrip selaku authorized distributor Canon di Indonesia memasarkan PIXMA E400 dengan harga Rp.  875.000,-. Sedangkan harga  Kartrid untuk E400 PG-47 (Hitam) dengan harga Rp. 95.000,- dan CL-57 (warna) dengan harga Rp. 175.000,-

Dibandingkan komputer lainnya, terbilang irit operasional. Dan manfaatnya yang besar membuat spirit berkreasi Akhtar makin meningkat. Sebagai orangtua tentu saja saya bangga.

Ada '3Pria Bugil' di Markas Tentara





Minggu pagi, kami sekeluarga membiasakan diri ke Lapangan Saparua, Bandung. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan warga Bandung di sini , mulai dari olahraga, sarapan, cari pasangan, sampai melihat bangunan lama di sekitarnya.

Lapangan Saparua merupakan bagian dari komplek Gelanggang Olahraga Saparua yang berlokasi di Jalan Ambon no 9, Bandung.  Bangunan gedung olah raganya sendiri sering dijadikan tempat pertandingan basket dan bulutangkis. Bahkan di era kejayaan musik metal pada tahun 1990-an, dengan  kapasitas 4000 penonton,  GOR Saparua tidak akan kesepian setiap minggunya oleh penikmat musik cadas.

Saya beserta keluarga biasanya menghabiskan waktu dengan jogging di track atletik. Cukup padat jika ke sana sebelum pukul 08.00. Di bagian tengahnya, terkadang dipakai untuk senam aerobik masal. Ada juga sebagian yang dipakai untuk berlatih sepatu roda, biking BMX, atau 'tetepakan' (latihan bulutangkis).

Pengunjungnya dari anak-anak sampai lansia. Dari pengunjung yang berpostur atletis sampai yang penuh lemak komplet bisa ditemui. Jadi, jangan nggak pede dulu untuk datang ke tempat ini. Sering kali teman-teman yang bertubuh gemuk minder duluan  kalo diajak ke sarana olahraga. Woles aja.


Tiga Pria Bugil

Coba cari ....


Seperti diceritakan di atas, kita bisa melihat bangunan-bangunan lama di sekitar Lapangan Saparua. Salah satunya adalah bangunan yang kini dijadikan markas KODIKLAT TNI AD. Di sanalah kita bisa melihat 'tiga pria bugil' dalam wujud patung.

Siapa tiga pria bugil itu? Kabarnya, tiga patung torso  bugil di atas tulisan Jaarbeurs  adalah Atlas, tokoh dari mitologi Yunani kuno yang dihukum memanggul langit di pundaknya untuk selamanya. Patung tersebut sempat ditutup beberapa tahun silam. Khawatir mengundang protes warga Bandung yang agamis.

Sementara itu, markas KODIKLAT sendiri merupakan bangunan bersejarah terkait dengan perkembangan kota Bandung. Kalau di Batavia ada Pasar Gambir, di Bandung ternyata juga ada. Namanya Jaarbeurs atau Annual Trade Fair. Acara ini mulai diadakan pada tahun 1920 pada bulan Juni sampai Juli atas prakarasa Comite tot Behartiging van Bandoeng's Belangen (Komite guna mengurus kota Bandung) yang pada tahun 1920 berubah namanya menjadi Bandoeng Vooruit (Bandung maju). Jaarbeurs dibuka oleh Walikota Bandung saat itu - B. Coops yang juga sebagai pemrakarsa.  Dari tahun 1920 sampai 1924 Jaarbeurs dilaksanakan di kawasan  Gelora Saparua.

Baru pada tahun 1925 gedung utama Jaarbeurs di Menadostraat 50 (kini  Jalan  Aceh) didirikan oleh kontraktor G.J. Bel berdasarkan karya arsitek C.P. Wolff Schoemaker (1882-1949). Gedung Jaarbeurs bergaya arsitektur Art Deco. Pada masa itu penyelenggaraan Jaarbeurs pada bulan Juni-Juli merupakan titik puncak kemeriahan kota Bandung.

Suasana Jaarbeurs amat meriah. Selain panggung-panggung pertunjukan, juga  banyak stand yang menempati bangunan semi permanen untuk mempromosikan berbagai produk industri dan perkebunan dari Bandung. Kegiatan ini sekaligus menjadi promosi pariwisata Bandung saat itu. Pengunjung bukan hanya masyarakat Bandung saja. Bahkan wisatawan dan pengusaha dari daerah lain dan mancanegara banyak yang datang. Sehingga hotel-hotel dan villa-villa di Bandung kebanjiran tamu.


Acara bursa dagang tahunan ini berakhir pada tahun 1941 karena pada tahun 1942 Jepang keburu masuk Indonesia. Bagaimana kalau sekarang dihidupkan kembali?

***
Referensi: Semerbak Bunga di Bandung Raya- Haryoto Kunto