Apa yang terpikir saat berkenalan
dengan sesorang pria bernama ‘Asep’? Kebanyakan saat ditanya langsung menjawab,
pasti pria itu berasal dari tanah Parahyangan. Dan biasanya bukan berasal dari
perkotaan seperti Bandung. Atau tepatnya lebih ke daerah pinggiran kota atau
bahkan pedesaan.
Kita semua tahu bahwa nama
biasanya diberikan orangtua karena mengandung unsur doa di dalamnya. Anak yang
yang diberi nama Soleh misalnya, diharapkan nantinya menjadi pria yang soleh.
Demikian pula nama-nama yang umum di Indonesia seperti Bagja, Jaka, Arif,
maupun Sugi.
Saya bertanya kepada seorang
polisi bernama Briptu Asep Abdul Malik ihwal nama ‘Asep’ yang melekat di
dirinya. Menurutnya, ia mendapat penjelasan langsung tentang nama Asep dari
orangtuanya.
Asep Abdul Malik. |
“Kata orangtua, Asep itu berasal
dari kata kasep yang dalam bahasa
Indonesia artinya ganteng,” jelas Briptu Asep. Apakah itu sesuai dengan doa
orangtuanya kini? Lihat saja di akun instagramnya. Banyak follower wanita yang
memuji ketampanannya.
Walaupun berkesan kedaerahan,
polisi yang berdinas di Divisi Polair Baharkam Polri ini mengaku tak malu. “Saya
malah bangga dengan nama Asep. Walaupun nama panjang saya ada tiga nama, tapi
saya selalu memperkenalkan diri dengan nama Asep, Ucap pria lajang ini.
Sekadar membandingkan, saya bertemu
pria lain yang bangga dengan nama Asep sehingga menyematkan di badge
seragamnya. Namanya Asep Mandela, seorang taruna Sekolah tinggi Ilmu Pelayaran,
Jakarta.
Asep Mandela |
“Saya juga bangga dengan nama
saya. Malah dengan menyebut nama Asep, orang langsung tahu saya berasal dari
mana. Jadi nggak perlu repot-repot lagi menjelaskan,“ tutur Asep yang masih
harus menunggu dua tahun lagi untuk lulus.
Asep mengetahui arti namanya lain
dengarn Briptu Asep. “Saya tahu Asep itu artinya pria kalem. Hm, apakah saya
kalem?” tanyanya sendiri.
Sekadar info saja, du Indonesia
telah berdiri komunitas untuk mereka yang bernama Asep, yakni Paguyuban Asep Dunia (PAD) pada awalnya
bernama Paguyuban Asep (PA). Paguyuban ini digagas pertama kali oleh Asep Iwan
Gunawan yang penasaran dengan membuat group: “How Many Asep There Are in
Facebook?” pada tahun 2008.
Berkat ide dan inisiatif Asep
Kambali, seorang sejarawan yang juga pendiri Komunitas Historia Indonesia
(KHI), dan didukung oleh Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep RS dan Asep
Dudi, Paguyuban Asep (PA) lahir di Jakarta menjadi gerakan social yang masif
dan kongkret pada tanggal 1 Agustus 2010.
Pada masa kepengurusan Asep
Kambali, organisasi Paguyuban Asep (PA) mengalami perubahan nama menjadi
Paguyuban Asep Dunia (PAD) pada Konperensi Asep Asep (KAA) tanggal 25 Oktober
2015 di Bandung Jawa Barat. Harapannya, dengan nama baru tersebut, PAD menjadi
organisasi dan gerakan sosial yang besar, maju, dan, bermanfaat bagi masyarakat
serta diakui dunia.
PAD menyadari, bahwa suku Sunda adalah salah satu penopang NKRI. Oleh sebab itu, PAD hadir dan berkomitmen untuk terus melestarikan nama Asep sebagai wujud kepedulian para Asep terhadap pelestarian kebudayaan Sunda.
Nah, saat berkumpul itu bisa
dilihat seberapa ganteng pria-pria itu jika memang doa orangtuanya adalah
memilik anak yang ganteng (kasep).