Sunday, November 29, 2015

Tiga Potensi Penyakit Bila Rumah Dekat Pasar




Rumah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang memang harus dipenuhi. Tidak ada rumah tentu saja akan membat kegiatan manusia menjadi berantakan.  Tak heran, jika website  jual rumah kerap disambangi netizen, terutama  yang belum punya tempat untuk bernaung dan berlindung. Tapi tahukah ada kriteria rumah yang harus diperhatikan saat browsing?

Nah, bagi Anda yang sedang mencari rumah, ada satu hal yang harus diketahui ketika masuk ke web jual rumah online. Sebab terkadang, tampilan foto bisa mengecoh. Misalnya kita ingin mencari orang yang menawarkan rumah di Gading Serpong dengan view yang mempesona dan tentunya mampu memanjakan mata anda. Cukupkah itu? Tidak

Ada baiknya tambahkan  pencarian dengan  keterangan penting, seperti  berada di lingkungan yang sehat. Seperti apa rumah yang berada di lingkungan yang sehat itu? 

Yang jelas, rumah  berada di lingkungan salah satu kriterianya adalah sangat jauh dari penampungan sampah atau bahkan pasar . Bagaimana kita bisa mendapatkan rumah yang bisa memanjakan mata jika dekat tempat sampah/penampungan sampah dan pasar ? Karena hal itu tentu tidak akan terjadi jika ternyata rumah yang anda pilih merupakan rumah yang dekat dengan penampungan sampah atau bahkan pasar tradisonal.. 

Mengapa? 

Karena pasar menurut beberapa refrensi merupakan penghasil sampah publik.  Ada beberapa jenis potensi penyakit yang bisa ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik, yakni:

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

Bagaimana dengan supermaket? Tentunya akan lebih termasuk kedalam kriteria rumah sehat yang dicari. 

Sekali lagi, tetap jeli memilih dan memilah saat membeli rumah, baik melihat langsung maupun secara on-line.

Polisi Ini Menyamar Jadi Spiderman Saat Ulang Tahun




Bagi kebanyakan orang, merayakan ulang tahun merupakan satu keharusan. Jika perlu sambil menraktir banyak orang atau menggelar pesta khusus. Tapi polisi satu ini punya cara unik saat merayakan hari ulang  ke 23.

"Tadinya saya ingin merayakan  seperti anak-anak  muda yang di tempat karaoeke atau kafe. Tapi semua itu saya batalkan karena menurut saya itu tidak ada kesan yang mendalam. Smpai  akhirnya terpikir untuk merayakan dengan cara berbagi rezeki  kepada  orang-orang yang lebih membutuhkan," tutur Bripda Asep Setiawan di sela-sela kesibukannya sebagai anggota Brimob Polda Kepulauan Riau.



Bripda Asep kemudian membuat bingkisan dan membagikannya pada  saat makan siang kepada masyarakat yang dinilainya layak dibantu. "Mungkin isi bingkisan itu tidak seberapa nilai tapi insya Allah bermanfaat," kata pria berdarah Sunda ini.


Uniknya, lantaran pria ini penggemar berat karakter fiksi Spiderman, dia pun menggunakan penyamaran ala-ala manusia laba-laba itu. "Saya memang menyukai Spiderman. Dan saya sengaja menutup wajah saya biar menutupi identitas saya di depan mereka. Itu yang membuat saya sangat berkesan," katanya.

Tentu saja respon pemulung, penyapu jalan hingga anak-anak panti asuhan  yang dihampirinya terkejut bercampur senang. Hal tersebut bisa dilihat di sejumlah foto yang dipasang di akun instagram @zevvspider.

Ya, daripada uangnya dihabiskan di pesta-pesta nggak jelas, jelas lebih bermanfaat dan bermanfaat dibagikan kepada warga lain.

Di salah satu foto Instagramnya ada adegan menyentuh seperti ini.








Lalu diberi teks:

 "Miris ketika melihat mereka malaikat-malaikat kecil generasi penerus bangsa berkeliaran di pinggir jalan,meminta-minta dengan alasan untuk makan...ketika saya tanya, "Di mana orangtuamu? Dgn polos dia menjawab, "Di situ om (sambil menujukan tangan kearah pinggir jalan) dan ternyata ibunya benar ada di situ sdang dduk manis menunggu hasil rupiah yang anaknya dapat. Hmmm, siapa yang salah? Gak tau deh...saran buat yg sudah jadi orang tua atau calon orang tua.Ingat Tugas mencari nafkah itu ya orangtua apalagi masih sehat dan mampu.Masya Allah."




Tuesday, November 24, 2015

Begini Rasanya Menginap di Hotel All Seasons Thamrin Jakarta

Saat mendapat undangan untuk menginap di hotel ini, saya sempat salah membaca. Four Seasons, padahal All Seasons. Saya baru sadar ketika ingat hotel Four Season bukannya sedang renovasi? Dan begitu membaca alamatnya di Jalan Talang Betutu, Thamrin, ya ternyata memang saya keliru.


Saya check in ke hotel berbintang tiga ini setelah perjalanan panjang dari Bandung, ke Gramedia matarman, lalu ke kantor PT Newmont Nusa Tenggara di Kuningan. Jadi benar-benar lelah dan bawaannya pengen ketemu bantal.

Setelah konfirmasi ke front office, lalu meminjamkan KTP saya, segera saya mendaptkan nomor kamar 202 dan kuncinya. Oh iya, lobi htel ini nggak luas-luas amat. Selain ada tempat duduk-duduk di sayap kanan ada juga patung lucu ini. Lihat foto narsis saya pertama di lobi hotel ini ya.



Saya pun naik lift ke lantai dua. Nggak jauh. Tapi tetap aja nggak akan bisa masuk ke lantai itu kalo nggak bawa kartu elektronik dari front officer. Dan, begitu buka kamar saya langsung manggut-manggut. Ya, nggak jauh dengan yang ditampilkan di website mereka.









Saya suka interior bagian bed dan meja depan bed. Tapi jendelanya tertutup setengah. Mungkin itu plang hotel atau sesuatu. Jadi saya hanya dapat cahaya dari luar dari setengah jendela yang ada. Dan karena minimalis, wastafel pun ada di luar kamar mandi, dekat bed. Toilet dan shower terpisah karena memang .. ya minimalis.

Niat saya untuk bobo tampan sehabis shalat tak terlaksana karena tiba-tiba langsung ada panggilan meeting. Saya diminta ke ruang UT.

Ruang UT dan R

Terus terang saya nggak tahu apa itu UT. Apakah upper top atau lainnya, tapi sepertinya kalo dari petunjuk lift ada di lantai teratas.  Di ruang inilah saya meeting dengan teman-teman seperjuangan. Sebentar sih. Karena lebih mirip briefing.




Kemudian, saya diminta untuk ke ruang R untuk makan malam. Yeah ... saya ke kamar dulu, mandi dan shalat magrib baru deh ke ruang R. Nah kalo ini mungkin singkatannya adalah restoran.

Saya suka ruang R karena ada teras balkon sehingga bisa menghirup udara Jakarta. Di malam hari terlihat lebih indah karena cahaya lampu bertebaran di mana-mana. bahkan meskipun hujan.




Ada musik hidup saat malam malam. Walau sebenarnya agak berisik buat yang nggak suka makan dengan iringan musik ingar bingar. Seperti kata CEO Room to Read yang mengajak teman-teman ngobrol.

"Terlalu berisik," kata Errin. Tapi dia maklum banget, karena tahu orang Indonesia dimana pun suka banget menyanyi. Bah!

Oh iya, saya memasuki R ini tiga kali sehari. Sarapan, makan siang dan makan malam. Dan alhamdulillah saya nggak merasa bosan makan di tempat ini. Begitu pun masakannya. Soalnya, selalu tersedia menu Indonesia, aneka sambal dan kerupuk. hahaha. Indonesia banget ya gue.


Catatan saja ya:

1, Hotel ini mungkin cocoknya memang buat yang manfaatin untuk simpan barang lalu beraktivitas seharian di luar kamar, lalu pulang untuk tidur nyenyak karena lelah. Bukan hotel untuk liburan. Walaupun minimalis tapi tetap terasa premium kok.

2. Cocok banget untuk yang cari hotel budget di tengah kota Jakarta. Terutama kalau ada pertemuan-pertemuan bisnis yang mengharuskan datang pagi. dari pada macet. Mendingan nginap di sinilah. Apalagi dari luar kota.

3. Asyiknya kalau saya dari Bandung, dekat sekali dengan kawasan Jalan Blora. Tempat favorit para pengguna jasa travel. Bahkan juga dekat dengan stasiun kereta Semanggi. Jadi kalo mau kabur ke luar kota, hehehehe, ya gampang.

4. Strategis ke Thamrin City. Soalnya saya sempat lupa bawa batik, nah ke Thamrin City cuman 10 menit pakai ojek sampai. Asal pintar nawar ojek aja.

Tiga Polisi Ini Juga Mengabdi Jadi Guru

Hari Guru Nasional selayaknya juga ditujukan kepada profesi non-guru tapi mereka mengabdikan diri juga mengajar masyarakat. Salah satunya adalah para polisi yang dengan sukarela berbagi ilmu demi mencerdaskan anak bangsa.

Banyak polisi, terutama di pedalaman yang merangkap menjadi guru. Sedikit yang mengekspose kerja ekstra mereka. Sedikit pula yang mengapresiasi mereka. Tapi niat ulus mereka, membuat para polisi ini tak runtuh niatnya untuk menjadi seorang guru.


Brigadir Sahammudin, Mengajar Agama Islam 



Di pedalaman Papua, tepatnya di wilayah Distrik Demta Kabupaten Jayapura,seorang Polisi berpangkat Brigadir Polisi dari satuan Polsek Demta, turun tangan membantu mengajar siswa di SD Negeri Inpres 1 Demta.

Sahamuddin terpanggil mengajar, karena prihatin tidak adanya tenaga didik bidang agama Islam dan matematika di sekolah tersebut, hingga siswa tidak mendapatkan pelajaran yang maksimal seperti siswa SD di daerah lain.



Aiptu Jaelani, Menyisihkan Gajinya



Polisi yang berdinas pada Polsek Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini  harus jadi teladan polisi lainnya. Namanya Ajun Inspektur Satu Jaelani, .Selain berdinas sebagai polisi, dia juga mengabdi sebagai guru sekolah dasar.

Jangan berpikir dia mencari penghasilan tambahan, melainkan mengabdikan diri di kampung tempat tinggalnya. Bahkan terkadang Jaelani menysihkan gajinya untuk membantu murid-murid yang tidak mampu.

Jaelani mengajar di SD Budi Asih, Kampung Cigaruh, Desa Wangun Jaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Sekolah itu didirikannya bersama warga sekitar, lima tahun lalu. Sejak itu pula, polisi ini selpas dinas mengajar untuk semua mata pelajaran karena keterbatasan guru.


Bripka Suheri, Mengajar Membaca dan Menulis Suku sakai



Bripka Suheri Sitorus sejak Februari 2012 ditunjuk sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Pauh Kecamatan Kunto Darusssalam. Sejak tahun 2013 Suheri mengajar warga Sakai Desa Pauh tulis baca, sebuah kegiatan diluar tugas pokoknya sebagai polisi maupun Bhabinkamtibmas.

Ketika pertama berdinas, Suheri sangat terkejut sekaligus prihatin karena perangkat Desa Pauh tidak bisa baca tulis. Dia tidak bisa bayangkan, surat-surat administrasi desa tentu mereka tandatangani tanpa mengerti isinya.

Risau menghadapi masalah ini, Suheri mengajak Afrizal (35), Batin Adat Suku Sakai Desa Pauh untuk belajar baca tulis. Karena Afrizal dihormati warga, dengan mudah ia mengajak warga yang lain ikut belajar. Awalnya yang mau belajar hanya 2 orang,  yakni Yetno Virgo (34) dan Ratih (19). Ditambah Afrizal, maka tiga orang itulah murid pertama Suheri. Mereka belajar di Pospam KM 25 Desa Pauh, dua kali seminggu selepas Isya.

Saat ini muridnya mencapai 45 orang suku Sakai.


Tentu saja bukan hanya tiga polisi ini yang mengabdi menjadi guru. Masih banyak cerita polisi menjadi guru lainnya. Seperti para polisi di pedalaman Papua maupun pesisir Kalimantan. semoga tiga polisi ini dapat menjadi teladan kita semua.


(Foto dan sumber: tribratanews.com, dll)

Monday, November 23, 2015

Brigadir Heru, Polisi Ganteng yang Jago Masak



Kesibukan polisi satu ini di luar dinas lumayan numpuk. Mulai dari olahraga agar badan tetap bugar, menyanyi, siaran, dan masak. Ya, masak. Dan Brigadir Heru bukan hanya sekadar masak mi instan atau air, melainkan masak layaknya chef restoran.

"Sejak umur 12 tahun saya sudah mulai suka masak. Keluarga saya punya usaha masakan, jadi setiap hari saya melihat proses masak memasak. Ibu sayalah yang paling memotivasi saya hingga menyukai dunia masak-memasak," tutur pria lajang  kelahiran Jakarta, 24 Maret 1986 ini.

Heru kemudian memperdalam secara otodidak keterampilannya memasak. "Setelah gabung menjadi polisi saya terpilih menjadi koki di pasukan FPU VIIII Garuda Bhayangkara Indonesia, lalu saya memperdalam ilmu memasak di hotel Le Meridien Jakarta. Saya belajar berbagai macam masakan, dari western food sampai asian food. Tapi saya sendiri lebih suka asian food," ujar anggota Polda Banten ini.




Pemilik akun instagram @HERUDREGS ini  mengaku memiliki pengalaman berkesan di bidang memasak ini ketika bertugas menjadi anggota pasukan perdamaian di Sudan. "Saya menjadi salah satu koki yang dipilih dari sekitar 1.3000 polisi yang mendaftar.  Di kontingen saya memiliki tugas khusus menyiapkan makanan untuk 140 orang dari Indonesia," tambah kontestan 48 besar acara teve Indonesia Mencari Bakat ini.

Tentu saja bukan perkara mudah menangani perut 140 orang yang terkadang seleranya berbeda. "Komplain dari mereka pasti ada. Apalagi kontingen ini datang dari Sabang sampai Merauke, selera makan pun pasti bebeda.  Ada yang suka manis, asin, pedas. Kalau ada komplain masakan saya, paling saya tampung dulu sebagai masukan dan ilmu," ujar Heru.

Ke depannya, Heru berharap bisa segera mendirikan cafe sendiri agar keahliannya memasak terus terasah. "Saya ingin membuat cafe kecil-kecilan  buat nongkrong semua kalangan di tempat saya tinggal," harapnya.




Sunday, November 22, 2015

Sakit, Pria Ini Malah Diasingkan ke Kandang Ayam




 Malang benar nasib pria bernama Alek Sukardi. Warga kelurahan Susukan, Unggaran Timur, Jawa Tengah ini hanya bisa pasrah atas keputusan keluarganya yang mengasingkannya  ke kandang ayam. Pasalnya,  penyakit yang diderita pada kemaluannya  mengeluarkan bau tidak sedap dan mengganggu keluarganya.

Keputusan pintas untuk tinggal di kandang ayam yang diambil oleh keluarga Alex tidak lain karena keluarganya tidak mempunyai biaya untuk membawa Alex ke rumah sakit. Untunglah kabar miris tersebut sampai ke telinga Kepala Kepolisian Sektro Kota Ungaran.

Tidak menunggu lama, Kepala Kepolisian Sektro Kota Ungaran, Kompol Suparji yang didampingi Waka Polsek AKP Jhoni Purba dan Kanit Binmas IPTU Sri Hartini  mengunjungi dan membawa Alex ke rumah sakit.

Sebelum mendatangi kediaman Alex, Kompol Suparji lebih dahulu mendatangi Lurah Susukan untuk koordinasi permasalahan Alex Sukardi yang diasingkan keluarganya di Kandang ayam.


“Alex terpaksa tinggal di kandang ayam karena diasingkan keluarganya, setelah menderita penyakit pada bagian kemaluannya yang rusak dan mengeluarkan bau tidak sedap,” Jelas Kompol Suparji seperti dikutip Tribratanews.com.

Malangnya lagi, tak ada keluarga yang mau menjenguk Alex, kecuali saat mengantar makanan saja, Alex  pun kemudian dibawa ke RSUD Ungaran untuk mendapatkan penanganan medis secara intensif.

Inilah 13 Anggota TNI dan Polisi Bersuara Emas





Berseragam aparat negara, bukan berarti tak bisa berekspresi sesuai hobi mereka. Itulah yang bisa dilihat dari para anggota TNI dan polisi berikut ini. Dibalik ketampanan, kecantikan dan kegagahan, kita masih bisa mendengar lantunan suara emas mereka.

Ada yang sudah masuk dapur rekaman, ada yang sudah tampil di teve, sebagian sering tampil di acara kesatuan mereka berdinas, tak sedikit yang cuap-cuap di media sosial. Siapa saja mereka? Kenalan yuk.

Anto Cepi

Pria tampan ini bernama asli Agil Darnanto dan bertugas di Mabes TNI Angkatan Udara, Cilangkap Jakarta Timur. Prestasi menyanyinya sudah sampai pernah masuk ke dapur rekaman sampai merilis satu album nyanyian dengan single hitsnya Cinta yang Sempurna.




"Selain menyanyi, saya juga telah menciptakan sekitar 50 lagu," kata pria kelahiran kata Pria kelahiran Wonosari, Yogyakarta, 8 April 1983 ini. Pemilik akun instagram @anto_cepi ini juga banyak mengunggah video musiknya di Youtube.


Anggi Trio Putra

Nama Bripda Anggi melejit karena peran media sosial hingga akhirnya membawa polisi ganteng kelahiran Solok, Sumatera Barat, 9 April 1995 ini masuk ke beberapa acara siaran TV nasional selama beberapa kali. Salah satu acara yang dimasuki polisi dari Polda Sumatera Barat ini adalah Hitam Putih.



"Menyanyi itu sudah menjadi hobi saya. Jadi nggak bisa ditinggalkan. Walaupun sudah jadi polisi saya masih bisa tampil menyanyi," kata pemilik akun instagram @anggi_3rd ini. Pastinya, Anggi tak akan meninggalkan seragam polisinya meskipun namanya kita sudah terkenal.

Dimas Tri Agung Setiawan

Bripda Dimas sudah masuk siaran teve nasional sebelum menjadi anggota Brimob Polri Kelapa Dua, Depok. Pasalnya, pria kelahiran 24 Februari 1993 ini pernah ikut audisi Indonesia Idol walaupun tak sempat masuk ke babak lanjutan di Jakarta.


Tak jera, Dimas malah makin menekuni dunia tarik suara sampai akhirnya dia bisa tampil di acara Dahsyat dan Inbox. "Bisa tampil di dua acara itu membuat pengalaman berkesan sepanjang perjalanan hobi menyanyi saya," kata Dimas. Ingin kenal polisi bersuara emas ini silakan mampir di akun instagramnya @DIMAS0224.

Octhaviani Andriani Pratama

Dengan penampilannya yang senantiasa menawan, jarang yang menyangka jika Octhaviani Andriani Pratama adalah seorang polwan. Apalagi Octha juga menekuni dunia model dan tarik suara. Pemilik akun instagram @octha_hendrakusuma ini bahkan pernah lolos final lomba talent Dream Girls di Indosiar beberapa tahun silam.



Octha juga pernah menjadi vokalis lomba band se Jawa barta dan Banten. "Menyanyi adalah hobi saya. seringnya menyanyi lagu popo dan RnB. Semua suka sih. bahkan lagu rock juga," kata wanita kelahiran 30 Oktober ini.


Dody Firdaus

Bripda Dody Firdaus satu ini terkenal di media sosial karena ketampanannya. Selain itu, pria kelahiran 15 Desember 1993 ini memiliki kemampuan beranyai sambil memetik gitar dengan baik. 


"Pengalaman menyanyi saya yang berkesan ketika ngeband pakai seragam polisi di Taman Bungkul Surabaya. Antusias masyarakat sangat tinggi, Di sana saya bangga menjadi polisi dan dapat menghibur masyarkat," kata pemilik akun instagram @dodyfirdaus13 dan berdinas di Polda Jawa Timur ini.


Firmanto

Bripda Firmanto yang berdinas di Polda Kalimantan Barat ini mengaku sangat hobi menyanyi segala jenis musik. "Hampir setiap hari saya menyanyi. Dengan menyanyi saya bisa membuat hati tenang dan menghibur orang," ujar juara 2 lomba Nyanyi Dangdut  KTA 2015 ini.




Pemilik akun instagram @firman.dtn39  ini mengaku, sejak awal 2015 ini dia menjadi polisi otomatis kegiatannya mengikuti berbagai kompetisi berkurang. "Tentunya berkurang, karena sebagai polisi saya harus lebih mementingkan dinas dan tugas negara. Tapi latihan tetap jalan terus. Kadang ada kegiatan di kantor, saya juga diundang menyanyi di depan pimpinan. Saya bahkan sempat membuat tim acapella yang kemudian cukup terkenal di jajaran Polda Kalbar," ujarnya.

Megasilya Kayadu

Sega Megasilya Kayadu bisa jadi berbangga hati di kirim tugas ke Lebanon. Karena di sanalah dia bisa mendapat pengalaman menyanyi yang amat mengesankan. Wanita kelahiran Ambon, 5 Maret 1992 ini sebelumnya lebih banyak menanyi untuk paduan suara gereja band Korps Wanita Angkatan Laut bernama  Dara Laut.


"Saya senang bisa tampil di Lebanon karena bisa menghibur teman-teman di Kontingen Garuda, Tentu saja karena juga tampil para pejabat tinggi dan tentara dari negara lain," kata pemilik akun instagram @megasilya ini.


Paulus Supit

Brigadir Paulus Supit mengawali karir di bidang tarik suara karena tergabung dalam choir gereja. Sampai suatu hari seorang temannya menikah, akhirnya dia berani tampil solo. "Karena banyak yang bilang suara saya mirip Sammy Simorangkir, saya jadi lebih percaya diri," kata polisi tampan dari Polda Sulawesi Utara ini.



Pengagum Micahel Buble ini kini mulai merambah nyanyi dari panggung ke panggung di acara pernikahan sampai cafe. Eits, Pemilik akun instagram @paul_macney ini juga ternyata pernah berakting di sinetron loh. Nggak aneh karena memang wajahnya menunjang banget.

Riska Gustika

Srikandi Brimob satu boleh dibilang muti talenta. Salah satu bakat polwan kelahiran  17 Agustus 1993 bernama Riska Gustika ini adalah menyanyi. "Ya, saya vokalis di Band Brimob dan satuan samping seperti TNI AD dan MARINIR," aku wanita yang biasa dipanggil Icha dan bertugas di Polda Kepulauan Riau ini.




Aksi Icha bisa dilihat di kaun instagramnya @riska_hariyanto.



Wahyu Prabowo

Pria kelahiran  Situbondo, 13 Mei 1994 ini mengaku mulai menekuni dan belajar tarik suara di bangku SMP.  Bripda Wahyu Prabowo yang bertugas di Polres Banyuwangi ini mengaku menyukai aliran musik pop, blues dan jazz. "Terutama belakangan ini lebihb suka jazz karena lebih bisa dinikmati," kata pemilik akun instagram @W_PRABOWOO ini.



Pengalaman nyanyi yang paling berkesan adalah ketika dia tampil menjadi pembuka acara festival band se Jawa Timur di Banyuwangi. "Bangga bisa nyanyi di depan pimpinan saya Kapolres Banyuwangi," kata anggota Polda Jawa Timur ini.

Sujatmiko Try Mardiantorra

Bripka Sujatmiko Try Mardiantorra mengaku sudah berlatih bernyanyi sejak kelas 5 SD. Polisi yang berdinas di Polda Kalimantan Tengah ini sangat emnyukai lagu-lagu pop seperti yang dinyanyikan Judika dan Rio Febrian.




Pengalaman menyanyi yang berkesan? " Sewaktu festival nyanyi solo di kota Sampit Kalimantan Tengah. Di sanalah pertama kali ibu saya mau lihat langsung saya nyanyi dan memberi dukungan luar biasa," kata pemilik akun instagram @rikotoro ini.


Ared Ramadhaniez

Bripda Ared Ramadhaniez mengaku menyanyi sejak bang sekolah dasar, dan mulai tampil di panggung kelas 6 SD. "Waktu itu masih grogi," kata polisi kelahiran Payakumbuh, 10 maret 1993 ini.



Bersama bandnya di waktu SMA Ared sering mengikuti festival. Walaupun mentok di juara tiga dan dua. Sebagai vokalis saya pun pernah dapat juara dua," polisi dari Polda Sumatera Barat ini. Sayang, karena kesibukannya di kantor, Ared mengaku jarang lagi menyanyi. Akun instagramnya @ @aredramadhaniez malah lebih banyak aksi dubasmash kocaknya.

Muhammad Rafyk

Iptu Muhammad Rafyk ini jago tarik suara terutama lagu Mandarin dan India. "Isi hape saya kebanyakan lagu Mandarin dan India. Saya dengarkan lagu-lagu itu sesering mungkin,” tambah pria kelahiran Pontianak, 23 Oktober 1985 ini.


Angota Polda Kalimantan Barat ini pernah masuk 10 besar lomba nyanyi lagu Mandarin di sebuah stasiun tv swasta nasional ini. Bagi yang ingin kenal dekat silakan follow saja akun instagramnya @real_rfk ini.


Nah, siapa favorit kamu di atas?





Wednesday, November 18, 2015

Wow, Pria Ini Koleksi Foto Selfie Bareng Seleb



Memajang foto selfie sudah biasa di media sosial. Tapi kalau foto selfie bareng seleb dan jumlahnya lebih dari seribu postingan, kayaknya hanya pria bernama Rudy Kasiman di Indonesia yang melakoninya. 

"Saya selfie bareng selebritis sejak lima tahun belakangan ini. Sekitar tahun 2010. Motivasinya, saya juga pengen terkenal seperti para selebirtis dan ada yang mengajak saya foto bareng," ucap pria yang biasa disapa Rudy Jpank sejak sekolah.

Dalam berburu para artis, Rudy mengaku tak pernah memakai strategi khusus. "Biasanya saya hanya menunggu mereka kalau santai, misalnya setelah diwawancara. Pilihan seleb yang diajak foto juga tanpa direncanakan. Jadi random saja," tutur pemilik akun instagram @RUDYJPANK ini.

Rudy biasanya menyambangi acara-acara yang banyak didatangi artis misalnya acara penganugerahan atau festival film.  Beberapa artis yang merupakan incaran Rudy pun dengan mudah didapatinya. "Hampir semua selebriti mau kok diajak foto bareng. Kalau nggak mau ya terus berjuang  sampai dapat karena di sanalah seninya. Saya ingin makin banyak koleksi foto bareng seleb soalnya," jelas wiraswastawan yang melakoni bisnis on-line dan bermain film untuk peran-peran kecil ini.

Pria yang tengah serius memperdalam ilmu MC ini juga mengaku punya pengalaman seru di saat selfie bareng artis. "Paling seru kalau bisa mengajak mereka berpose unyu dan mau. Juga ada beberapa seleb yang mau diajak ke tempat tertentu untuk mendapatkan hasil foto yang baik," kata pemburu selfie bareng ini yang kadang juga menyambangi lokasi syuting film dan sinetron.

Tak hanya artis dalam negeri, seleb luar negeri pun pernah diajaknya selfie bareng. Mulai dari Lorenzo, Valentino Rossi, Siti Nurhalisa, Christian Bautista, Maher Zein, David Foster  dan yang terbaru dengan  Nate Ruess.

Mungkin, Rudy tak lama lagu akan memegang rekor sebagai orang Indonesia yang paling banyak selfie bareng selebriti.


Thursday, November 12, 2015

Curhat Lima Anggota Brimob, Dari Dilempar Batu Sampai Terjebak Lumpur



Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit (Korps) tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps ini dikenal  pula sebagai Korps Baret Biru Tua.

Brimob termasuk satuan elit (pasukan khusus) dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian. Pada 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru.

Memasuki usia ke-70,  tentu saja serangkai acara serta upacara sudah dilakukan dan disiapkan. Nah, bagaimana kesan-kesan dari para anggota Brimob itu sendiri?

Bripda Asep Setiawan:  Renang Laut

Pria kelahiran Ciamis, 19 September 1992 ini masuk menjadi anggota Brimob setelah lulus seleksi dan pendidikan pada tahun 2012. Akhirnya  dengan pangkat Bripda, pria yang biasa disapa Spidey dinas di Brimob Polda Kepulauan Riau.

“Saya sendiri sebenarnya dari keluarga TNI. Tapi begitu lulus SMA saya malah ingin jadi polisi. Alasannya biar seragamnya berbeda dengan anggota keluarga lainnya,” ucap kolektor pernak-pernik Spiderman ini.




Banyak hal berkesan ketika pemilik akun instagram @zevvspider mulai jadi anggota Brimob. “Salah satunya ketika harus melakukan renang laut selama tiga jam tanpa pelampung,” kata pria asal Cimahi, Jawa barat ini.

Kegiatan yang bernama Latganda (Latihan Berganda) itu dilakoninya pada Desember 2012 di Laut Situbondo, Jawa Timur.  “Saya berenang dari tengah laut hingga ke pantai pasir putih. Seru dan menegangkan karena sebelumnya saya belum pernah melakkan ini.  Terlebih jaraknya sangat jauh.  Tapi menyenangkan karena dilakukan bersama-sama  banyak teman baru dari seluruh Indonesia. Sempat juga khatir ada ikan hiu,” jelas pemegang posisi jajaran Sepripim Ajudan Kaden Gegana ini.

Pada peringatan HUT Brimob ke-70, Spidey berharap kesatuannya makin Berjaya. “Semoga Brimob jaya selalu dan tetap menjadi Indonesian Special Polisce Force kebanggan negara,” tukasnya.

Bripda Rika Gustika:  Operator Water Canon

Pernah melihat aksi demo yang berbau kekerasan lalu diantispasi dengan water canon. Ssst, salah satu operatornya ternyata seorang wanita polisi anggota  Brimob.  Namanya Riska Gustika dan biasa disapa Icha.

Srikandi Brimob ini mengaku tak punya inspirator saat masuk jadi anggota bRimob pada 28 November 2012. . “ Tidak ada yang mengisnpirasi saya. Saat amsuk polisi lalu saya ditugaskan  untuk berdinas di Brimob, ya saya lakukan,” kata wanita kelahiran  17 Agustus 1993.




Meskipun demikian, Icha mengaku sangat berkesan ketika menempuh jalur pendidikan Brimob di Watukosek. Saat ini di tempatnya  di Satbrimob Polda  Kepulauan Riau belum banyak kegiatan operasi yang spesifik. “ Anggotanya hanya dua. Jadi untuk kegiatan yang menyangkut dinas dan rutinitas Brimob seperti latihan menembak,  scuba diving, antianarkhis, dan lainnya polwan lainnya dikutseratakan,” jelas pemilik akun instagram @Riska_Hariyanto ini.

Khusus di HUT Brimob ke-70 Icha akan tampil di acara khusus untuk peragaan menjadi operator water canon dalam tim anti anakhis.

Bripda Handy Azis Haekhal: Bawa Bendera

Pria satu ini boleh disebut sebagai ‘artis Brimob’ saat ini. Karena kepiawaiannya main sulap, sudah dua kali dia masuk televisi. Tapi khusus memperingati HUT Brimob ke-70, Handy Aziz Haekhal tidak akan main sulap. Dia didapuk membawa bendera  batalyon korps Brimob Polda Metro Jaya pada puncak upacara Sabtu, 14 November, di lapangan mulitifungsi Korps Brimob Polri, Cikeas.

“Sungguh saya bersyukur dipercaya oleh kesatuan.  Kesannya bangga banget walau awalnya deg-degan, kata pria kelahiran 13 Oktober 1993 ini.




Saat gladi resik, Handy sangat sadar bahwa posisinya sangat strategis di lapangan upacara. “Saya berada pas di belakang komandan batalyon. Di belakang saya ada para komandan kompi, komandan pleton, dan pasukan Brimob,” katanya antusias.

Pemilik akun instagram @handyazizhaekhal yakin upacara yang akan dijalaninya akan berjalan lancar. “ Saat latihan satuan kami sudah mendapat pujian dari para pimpinan karena katanya kompak sekali devilenya,” tandas Handy.

Bripda Febriyanto Rantetasak:  Batu dan Kaca

Keinginan  Febriyanto Rantetasak menjadi anggota Brimob karena memang cita-citanya sejak kecil menjadi polisi. Itu sebabnya, pria kelahiran Makasar 17 Februari 1995 ini bangga sekali saat menjadi anggota Brimob pada 31 Desember 2013.

“Membantu melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat merupakan suatu tugas yang sangat mulia di mata saya. Dan sebagai anak muda, seharusnya itulah yang disebut keren,” ujar anggota Brimob yang dinas di Kabupaten Bone  Satbrimobda Sulsel ini.




Hampir dua tahun menjalani tugasnya, Febri mengaku memiliki banyak pengalaman berkesan. “Tapi yang paling berkesan  yakni saat pengamanan  perubahan harga BBM dan pengamanan Pemilu. Kami harus siap di lokasi mulai pukul lima pagi. Kami harus sabar menunggu pesan-pesan yang ingin disampaikan pendemo. Kadang kepanasan, ditambah lagi peralatan berat. Untung latihan selama ini menopang tugas kami,” tutur pemilik akun instagram @rianrantetasak ini.


Terkadang ujung demonstrasi tidak bisa diuga. “Kalau akhirnya tidak baik, kami harus siap terkena lemparan batu, kaca, kayu, ocehan makian dari oknum yang tidak bertanggungjawab. Tidak jarang ada teman yang terkuka parah. Dan kami harus tetap di lapangan sampai situasi kondusif. Ya, kadang kami harus istirahat di pinggir jalan seadanya. Tapi itulah tugas kami,” lanjut Febri yang  mengaku memiliki mental lebih besar setelah jadi angota Brimob.

 Bripda Rizky Wahyu Kusuma:  Lumpur Hidup

Anggota Brimob bernama Rizky Wahyu Kusuma Yudha mengaku bangga menjadi Brimob, apalgi tahun ini Bapak Brimob Komjen Polisi Purnawirawan Moehammad Yasin diakui menjadi pahlawan nasional.  “Keteladanan beliau juga menjadi contoh bagi kami,” kata pria kelahiran 3 Agustus 1994 ini.

Lulusan Pendidikan Brimob pada tanggal 28 februari 2013  dan kini dinas di satuan brimob Polda Kalimantan Selatan ini pun memiliki banyak pengalaman berkesan. Salah satunya adalah ketika ikut turun memadamkan kebakaran hutan dan lahan.




“Saat itu saya tugas di daerah Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Saat melaksanakan patrol menemukan lahan yang terbakar. Akses jalan masuk pun agak susah. Dan ternyata saya melewati area semacam lumpur hidup. Jadi saat saya melangkah langsung terhisap hampir setengah badan. Untunglah teman-teman saya menolong dengan menarik memakai kayu panjang,” kata Rizky.

Pada peringatan HUT Brimob ke-70 ini Rizky  akan melaksanakan parade upacara bersama  Satbrimobda Kalsel . Selain itu juga ada syukuran dan peragaan yang menojolkan kesenian daerah di kalsel ini,” tutup pemilik akun instagram @rizkywahyukusuma ini.  


Tuesday, November 10, 2015

11 Ide Busana Cantik di Musim Hujan

Musim hujan mati gaya? Nggak harus demikian. Nah, lantaran  kita tahu bahwa bulan ini akan menghadapi genangan air di mana-mana dan tentu saja sang hujan, mulailah untuk membuka lemari pakaiandan  temukan apa pun yang sesuai untuk bergaya di musim hujan.

Mungkin  sepatu boots sudah lama tidak dipakai, saatnya dikeluarkan. Juga lihat lagi koleksi payung yang sudah berbulan-bulan disimpan karena lamanya musim kemarau. Hujan rintik, payung cantik. Pasti menarik.,

Percayalah,  banyak cara untuk tetap tampil cantik dan menarik di musim hujan sekali pun. Kalau belum punya ide, silakan intip di foto-foto ini. Nggak harus sama semua. Kombinasikan dengan selera dan koleksi masing-masing.














(foto-foto: stylecaster.com)