Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit
(Korps) tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena mengawali
pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps ini dikenal pula sebagai Korps Baret Biru Tua.
Brimob termasuk satuan elit (pasukan khusus) dalam jajaran
kesatuan Polri, Brimob juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau
dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian. Pada 14 November 1946 Perdana
Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan
Polisi Istimewa. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru.
Memasuki usia ke-70,
tentu saja serangkai acara serta upacara sudah dilakukan dan disiapkan.
Nah, bagaimana kesan-kesan dari para anggota Brimob itu sendiri?
Bripda Asep Setiawan:
Renang Laut
Pria kelahiran Ciamis, 19
September 1992 ini masuk menjadi anggota Brimob setelah lulus seleksi dan
pendidikan pada tahun 2012. Akhirnya
dengan pangkat Bripda, pria yang biasa disapa Spidey dinas di Brimob
Polda Kepulauan Riau.
“Saya sendiri sebenarnya dari
keluarga TNI. Tapi begitu lulus SMA saya malah ingin jadi polisi. Alasannya
biar seragamnya berbeda dengan anggota keluarga lainnya,” ucap kolektor
pernak-pernik Spiderman ini.
Banyak hal berkesan ketika
pemilik akun instagram @zevvspider mulai jadi anggota Brimob. “Salah satunya
ketika harus melakukan renang laut selama tiga jam tanpa pelampung,” kata pria
asal Cimahi, Jawa barat ini.
Kegiatan yang bernama Latganda
(Latihan Berganda) itu dilakoninya pada Desember 2012 di Laut Situbondo, Jawa
Timur. “Saya berenang dari tengah laut
hingga ke pantai pasir putih. Seru dan menegangkan karena sebelumnya saya belum
pernah melakkan ini. Terlebih jaraknya
sangat jauh. Tapi menyenangkan karena
dilakukan bersama-sama banyak teman baru
dari seluruh Indonesia. Sempat juga khatir ada ikan hiu,” jelas pemegang posisi
jajaran Sepripim Ajudan Kaden Gegana ini.
Pada peringatan HUT Brimob ke-70,
Spidey berharap kesatuannya makin Berjaya. “Semoga Brimob jaya selalu dan tetap
menjadi Indonesian Special Polisce Force kebanggan negara,” tukasnya.
Bripda Rika
Gustika: Operator Water Canon
Pernah melihat aksi demo yang berbau kekerasan lalu
diantispasi dengan water canon. Ssst, salah satu operatornya ternyata seorang
wanita polisi anggota Brimob. Namanya Riska Gustika dan biasa disapa Icha.
Srikandi Brimob ini mengaku tak punya inspirator saat masuk
jadi anggota bRimob pada 28 November 2012. . “ Tidak ada yang mengisnpirasi
saya. Saat amsuk polisi lalu saya ditugaskan
untuk berdinas di Brimob, ya saya lakukan,” kata wanita kelahiran 17 Agustus 1993.
Meskipun demikian, Icha mengaku sangat berkesan ketika menempuh
jalur pendidikan Brimob di Watukosek. Saat ini di tempatnya di Satbrimob Polda Kepulauan Riau belum banyak kegiatan operasi
yang spesifik. “ Anggotanya hanya dua. Jadi untuk kegiatan yang menyangkut
dinas dan rutinitas Brimob seperti latihan menembak, scuba diving, antianarkhis, dan lainnya
polwan lainnya dikutseratakan,” jelas pemilik akun instagram @Riska_Hariyanto
ini.
Khusus di HUT Brimob ke-70 Icha akan tampil di acara khusus
untuk peragaan menjadi operator water canon dalam tim anti anakhis.
Bripda Handy Azis
Haekhal: Bawa Bendera
Pria satu ini boleh disebut sebagai ‘artis Brimob’ saat ini.
Karena kepiawaiannya main sulap, sudah dua kali dia masuk televisi. Tapi khusus
memperingati HUT Brimob ke-70, Handy Aziz Haekhal tidak akan main sulap. Dia
didapuk membawa bendera batalyon korps Brimob
Polda Metro Jaya pada puncak upacara Sabtu, 14 November, di lapangan
mulitifungsi Korps Brimob Polri, Cikeas.
“Sungguh saya bersyukur dipercaya oleh kesatuan. Kesannya bangga banget walau awalnya deg-degan,
kata pria kelahiran 13 Oktober 1993 ini.
Saat gladi resik, Handy sangat sadar bahwa posisinya sangat
strategis di lapangan upacara. “Saya berada pas di belakang komandan batalyon.
Di belakang saya ada para komandan kompi, komandan pleton, dan pasukan Brimob,”
katanya antusias.
Pemilik akun instagram @handyazizhaekhal yakin upacara yang
akan dijalaninya akan berjalan lancar. “ Saat latihan satuan kami sudah
mendapat pujian dari para pimpinan karena katanya kompak sekali devilenya,”
tandas Handy.
Bripda Febriyanto
Rantetasak: Batu dan Kaca
Keinginan Febriyanto
Rantetasak menjadi anggota Brimob karena memang cita-citanya sejak kecil
menjadi polisi. Itu sebabnya, pria kelahiran Makasar 17 Februari 1995 ini
bangga sekali saat menjadi anggota Brimob pada 31 Desember 2013.
“Membantu melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat
merupakan suatu tugas yang sangat mulia di mata saya. Dan sebagai anak muda,
seharusnya itulah yang disebut keren,” ujar anggota Brimob yang dinas di
Kabupaten Bone Satbrimobda Sulsel ini.
Hampir dua tahun menjalani tugasnya, Febri mengaku memiliki
banyak pengalaman berkesan. “Tapi yang paling berkesan yakni saat pengamanan perubahan harga BBM dan pengamanan Pemilu.
Kami harus siap di lokasi mulai pukul lima pagi. Kami harus sabar menunggu
pesan-pesan yang ingin disampaikan pendemo. Kadang kepanasan, ditambah lagi
peralatan berat. Untung latihan selama ini menopang tugas kami,” tutur pemilik akun instagram @rianrantetasak ini.
Terkadang ujung demonstrasi tidak bisa diuga. “Kalau
akhirnya tidak baik, kami harus siap terkena lemparan batu, kaca, kayu, ocehan
makian dari oknum yang tidak bertanggungjawab. Tidak jarang ada teman yang
terkuka parah. Dan kami harus tetap di lapangan sampai situasi kondusif. Ya,
kadang kami harus istirahat di pinggir jalan seadanya. Tapi itulah tugas kami,”
lanjut Febri yang mengaku memiliki
mental lebih besar setelah jadi angota Brimob.
Bripda Rizky Wahyu Kusuma: Lumpur Hidup
Anggota Brimob bernama Rizky
Wahyu Kusuma Yudha mengaku bangga menjadi Brimob, apalgi tahun ini Bapak Brimob
Komjen Polisi Purnawirawan Moehammad Yasin diakui menjadi pahlawan
nasional. “Keteladanan beliau juga
menjadi contoh bagi kami,” kata pria kelahiran 3 Agustus 1994 ini.
Lulusan Pendidikan Brimob pada
tanggal 28 februari 2013 dan kini dinas
di satuan brimob Polda Kalimantan Selatan ini pun memiliki banyak pengalaman
berkesan. Salah satunya adalah ketika ikut turun memadamkan kebakaran hutan dan
lahan.
“Saat itu saya tugas di daerah
Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Saat melaksanakan patrol menemukan lahan yang
terbakar. Akses jalan masuk pun agak susah. Dan ternyata saya melewati area
semacam lumpur hidup. Jadi saat saya melangkah langsung terhisap hampir
setengah badan. Untunglah teman-teman saya menolong dengan menarik memakai kayu
panjang,” kata Rizky.
Pada peringatan HUT Brimob ke-70
ini Rizky akan melaksanakan parade
upacara bersama Satbrimobda Kalsel .
Selain itu juga ada syukuran dan peragaan yang menojolkan kesenian daerah di
kalsel ini,” tutup pemilik akun instagram @rizkywahyukusuma ini.
0 komentar:
Post a Comment