Melihat polwan berseragam cokelat itu biasa, tapi memakai busana adat dengan bahan kain tenun itu luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari keseharian Bripda Modesta Vita Hendayani Mado yang amat mencintai kain adat daerahnya di Nusa Tenggara Timur.
"Saya menyukai kain tenun sejak kecil. Koleksi kain tenun saya kurang lebih 40 helai, ditambah beberapa selendang tenun. Di NTT sendiri corak dan warananya di setiap daerah memiliki ciri khas berbeda," jelas polwan kelahiran 15 Juni 1996 ini.
Koleksi kain Modesta sebagian dibelinya sendiri, tapi tak sedikit yang pemberian dari teman-temannya. "Saya selalu memakain kain tenun di acara-acara adat. Misalnya, acara pinangan," tutur anggota Polres Kupang Kota Polda NTT.
Harga koleksi kainnya berkisar antara Rp400 - 500 ribu. "Ada juga yang sampai jutaan. Tergantung dari bahan yang digunakan dan tingkat kerumitan pembuatan kain," lanjut pemilik akun instagram @vitahendayani yang juga kerap memakai kain tenun tradisional di acara-acara adat di lingkungan kantornya bekerja.
Modesta mengaku sangat mencintai kain tenun tradisional karena dirinya tak bisa membuat sendiri. "Saya tidak bisa menenun dan belum pernah mencoba. Kalau melihat orang menenun sih pernah. Menurut saya menenun kain bukan pekerjaan mudah, dibutuhkan kesabaran. Untuk menghasilkan sehelai kain saja dibutuhkan waktu yang lama," katanya Modesta.
Nah, sekadar tambahan untuk yang baru saja mengoleksi kain tenun daerah, Modesta memberi tips perawatan yang sederhana. "Saya biasanya mencuci pakai sabun cair dan menjemurnya tidak di bawah matahari langsung. Biar warnanya tidak cepat pudar," tutup Modesta.
0 komentar:
Post a Comment