Sebagai warga Bandung yang
separuh hidupnya pernah dihabiskan di Jakarta, kerap kali saya dilanda
kekangenan pada kuliner khas betawi. Karenanya, setiap perjalanan dinas ke
Jakarta, saya sempatkan makan ketoprak ataupun mi ayam Jakarta sebab belum saya
temukan yang enak di Bandung.
Untungnya beberapa jenis kuliner
Betawi sudah masuk ke café di Bandung, sehingga saya bisa menyantapnya
sesekali. Ya, sesekali … sebab jika sudah masuk café, harganya jadi melonjak drastis.
Kue Rangi
Sebenarnya ini adalah kuliner
betawi masa kecil saya. Sagu bakar yang wangi ini rasanya benar-benar legit dan
susah mencari padanannya. Kue Rangi atau sering disebut sagurangi dibuat dari campuran kelapa parut dan tepung
sagu, disajikan dengan saus gula merah yang dikentalkan dengan sedikit sagu.
Untuk saus gula merahnya beberapa orang
biasanya menambahkan potongan nangka, nanas atau durian dan buah-buahan lain
sesuai selera.
Cetakkan kue rangi nyaris seperti
kue pancong atau bandros tapi ukurannya lebih kecil. Tapi ada juga pedagang membuat
kue rangi tanpa menggunakan cetakan kue jadi hanya dikecilkan dan ditipiskan
ukurannya.
Bahan serta bumbu untuk membuat
kue rangi antara lain: kelapa tua, tepung sagu, gula merah serta sedikit garam
dan air. Satu-satunya kelemahan kue ini adalah tidak dapat bertahan lama
sehingga harus dihabiskan dalam satu hari karena mudah basi. Hehehe kalau saya
sih mana tahan membiarkan kue rangi berlama-lama. Begitu diangkat dari
pembakaran, langsung disikat ludes. Apalagi sambil minum air teh atau kopi.
Di Bandung biasanya saya membeli
kue rangi di Café Betawi di Trans Studi Mal jalan Gatot Subroto.
Asinan Betawi
Kalau menurut Wikipedia, asinan adalah kuliner dibuat dengan cara pengacaran
(melalui pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka), bahan yang
diacarkan yaitu berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Istilah asin mengacu
kepada proses pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan campuran
air dan garam.
Di Jakarta, yang saya kenal
adalah asianan Bogor dan Jakarta. Bedanya? Asinan Betawi merupakan asianan sayuran. Berbagai jenis sayuran yang diasinkan
dan diawetkan sepert sawi, kubis, taoge, tahu, selada disajian dalam bumbu
kacang yang dicampur cuka dan cabai, ditaburi kacang goreng dan krupuk
(khususnya krupuk mi).
Sementara asinan Bogor bebahan
utama buah-buahan. Berbagai jenis
bua-buahan tropis yang diasinkan atau diacar seperti mangga muda, jambu air,
pepaya, kedondong, bengkoang, pala dan nanas disajikan dalam kuah cuka yang
asam, manis dan pedas, ditaburi dengan kacang goreng.
Asinan Betawai terbilang mudah
menemukannya di Bandung. Bahkan pedagang nya kerap masuk ke komplek rumah saya.
Ya, walaupun rasanya nggak sedahsyat asinan betawi di Jakarta. Jika ingin
asinan Betawi yang sedap di bandung, saya juga pergi ke Café Betawi. Bahkan
krupuk mi di atasnya pun benar-benar mirip seperti krupuk mie di asiann Betawi Jakarta.
Kerak Telor
Kerak telor adalah makanan asli
daerah Betawi yang sangat mudah
ditemukan di Bandung. Salah satu di antaranya adalah di Jalan Braga, dekat
landmark Building. Kerak telor di tempat ini sudah sangat popular. Biasanya
kalau ada yang ngidam mencari makanan ini di Bandung. datangnya ek Jalan Braga.
Kerak telor terdiri dari bahan beras ketan putiih, telur ayam, ebi
(udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah
goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah,
kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.
Belum lama ini saya menicicpi
kerak telor di Café Pasar Cisangkuy. Rasanya pas Betawinya, gurih-gurih lezat. Nggak disesuaikan
dengan lidah orang Bandung. Dan selama
di bandung, saya hampir tidak pernah beli kerak telor lagi di Jakarta, lantaran
sudah bisa ditemukan dengan mudah di Bandung.
Masih ada beberapa tempat jualan kuliner Betawi di Bandung, tapi tiga jenis kuliner inilah yang biasanya saya buru.
^_^