Sunday, January 31, 2016

Melipir ke Fort Rotterdam




Salah satu lokasi wisata yang ingin saya datangi ketika bepergian ke Makassar, Sulawesi Selatan, adalah benteng Fort Rotterdam. Alasannya? Ya penasaran aja sama yang namanya benteng bekas peninggalan masa silam.

Setelah turun di depannya dengan menggunakan becak dari hotel, saya langsung mauk ke gerbang yang dijaga tiga orang. Saya diminta masuk ke pos tiket. Tak ada penejlasan saya harus bayar berapa. Petugas hanya minta uang bayaran seikhlasnya. Menurut saya agak aneh juga ya. Nanti bagaimana menghitung uang masuk ke kas dan bagaimana cara menghitung potongan pajaknya untuk negara. Apalagi saya nggak dikasih karcis apapun setelah membayar Rp20.000.

Barulah ketika masuk ke bagian museumnya dan ditagih uang tiket, saya mendapat tiket dengan harga yang pasti. Okelah, saya nggak mau ribet juga soal tiket nggak jelas itu. Saya berusaha menikmati suasana benteng yang kerap disebut Benteng Ujung Pandang ini di bawa sengatan matahari yang bikin saya terus berkeringat dan kehausan


Saya mulai naik ke bagian atas benteng dan melihat reruntuhan yang saya tidak bisa bayangkan bagaimana bentuk aslinya.  Benar-benar reruntuhan. Dan saya baru bisa dapat gambaran begitu brwosing di Internet.







Fort Rotterdam  adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros.

Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.



Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.


Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar

Setelah mengitari renruntuhan benteng sambil membaca sejarah, saya masuk ke dua museum yang ada di dua sayap. Museumnya lebih banyak menceritakan sejarah dan seni budaya di tanah Sulawesi selatan. Jadi mau tahu tentang budaya Toraja atau Bugis juga ada di sini. Mau masuk ke museum yang bernama  Museum La Galigo  ini  harus membayar lagi Rp5000. Siap-siap saya buka sepatu dan sandal bila ingin masuk ke dalam.

Untuk yang senang foto-foto bareng, lokasi museum ini sangat indah sebagai latar. Apalagi datang pada sore hari.

Care ke benteng ini gampang sekali. Dar manapun, mintalah antar ke Pantai Losari karena lokasinya berada di dekat kawasan Pantai Losari.

Cara Cepat Kaya, Jualan Apartemen



Bisnis apa kira kira yang bisa memberikan keuntungan selangit? Tentu hanya sebagian bisnis  yang bisa mendatangkan keuntungan selangit dengan kurun waktu yang cepat dan juga ada yang cukup lambat meskipun pada ujungnya memberikan keuntungan yang sama. 

Salah satu jenis bisnis yang bisa memberikan apartemen adalah bisnis jual apartemen. Di Indonesia bisnis ini di tahun tahun terakhir cukup tinggi pertumbuhnnya sehingga jika dilakoni dengan cukup cerdas bisa mendatangkan keuntungan yang benar benar selangit. 

Coba bayangkan harga jual apartemen yang berada di kisaran ratusan juta tentu per unitnya. Minimalnya untung yang didapatkan sudah jutaan rupiah. Ditambah lagi dengan minat masyarakat yang tinggi akhir akhir ini akan membuat semakin banyak unit yang terjual dan ini bisa membuat seseorang cepat kaya tentunya dengan melakoni bisnis yang satu ini yakni jual apartemen.

Keuntungan yang di dapat dari menjual apartemen pun biasanya berada di kisaran sepuluh sampai tiga puluh persen dan apabila berani bersabar dua sampai lima tahun ke depan maka bisa jadi persentasi keuntungan yang akan didapat dari hasil jual apartemen bisa mencapai seratus persen. 

Hal ini diprediksi demikian karena dipercaya perkembangan apartemen akan tetap stabil bahkan progresif di tahun tahun mendatang mengingat kebutuhan masyarakat akan apartemen di zaman yang sudah serba terbatas lahan ini akan semakin tinggi. Ketergantungan masyarakat modern untuk rumah hunian simple berbentuk apartemen ini pun akan semakin tinggi pula. Maka dari itu menggeluti bisnis jual apartemen bisa jadi posi paling menguntungkan untuk saat ini ketimbang jenis bisnis yang lainnya. 

Menjual apartemen dengan harapan untung selangit tentu membutuhkan kesabaran dan jiwa usahawan sejati. Proses tawar menawar dengan konsumen mesti cerdas seakan akan menguntungkan konsumen lebih besar padahal standar saja. Inilah kunci dari mendapatkan keuntungan selangit tersebut, yakni membuat win win solution bagi konsumen sehingga baik kita maupun konsumen sama sama merasakan beruntung bisa bertransaksi jual beli apartemen tersebut di kemudian harinya.

Thursday, January 21, 2016

Apartemen Jadi Solusi Tempat Tinggal Tanpa Banjir



Memasuki musim hujan, banjir merupakan momok masyarakat perkotaan seperti Jakarta. Tak sedikit yang cemas untuk meninggalkan rumahnya atau malah istirahat khawatir banjir datang tiba-tiba. Teman saya malah ada yang pindah dari perumahan yang di tempatinya dengan alasan perumahan yang ditempati rawan bencana banjir.

Akhirnya dia memilih tinggal di apartemen yang paling sering dijadikan solusi sebagai rumah hunian antibanjir. Karena lokasinya yang berada di tempat strategis sehingga kebanyakan mayoritas sebuah apartemen itu dibangun di lokasi yang jarang banjir bahkan antibanjir. Tidak seperti perumahan yang kini mulai tergeser ke pinggiran kota yang pada umumnya merupakan wilayah langganan banjir sehingga banyak perumahan yang awalnya menggunakan tanggul banjir akan tetapi tidak cukup membuat perumahan tersebut tahan banjir. 

Beda lagi ketika seseorang memilih untuk tinggal di sebuah apartemen, maka mereka akan terjauh dari yang namanya banjir itu sendiri. Dirinya akan tenang tidur tidak seperti waktu tinggal di perumahan langganan banjir dimana mereka dipaksa harus siaga setiap saat ketika banjir datang. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh hunian jenis apartemen ini adalah antibanjir itu sendiri yang berdampak pada semakin banyaknya masyarakat ibukota khususnya yang ingin tinggal di sebuah apartemen.

Apartemen itu antibanjir merupakan sebuah kalimat simple tapi justru memiliki makna yang sangat dalam bagi para penghuninya. Untuk tinggal di sebuah apartemen yang antibanjir ini pun tentunya cukup mudah karena selain bisz membeli secara cash ke para penjualnya, kita juga bisz membelinya secara kredit dengan meminta bantuan perusahaan pembiayaan. Lalu jika tidak mau membeli, maka kita bias menyewa sejumlah apartemen dengan harga sewa yang tentunya jauh lebih ringan bagi kita semua agar terhindar dari yang namanya banjir di ibukota Jakarta apalagi yang memang kota langganan banjir setiap tahunnya.

 Apartemen yang antibanjir adalah apartemen berkelas yang bias dimiliki oleh siapa saja yang ingin tarap hidupnya berubah menjadi masyarakat yang lebih baik lagi dari yang selalu kerepotan akibat banjir menjadi masyarakat yang madani.

Wednesday, January 20, 2016

Nikmatnya Kuliner Makassar Sop Saudara


Kuliner apa yang harus dicicpi ketika bertandang ke Makassar? Beberapa teman langsung merekomendasikan beberpa makanan yang sudah tak asing di telinga saya, seperti coto makassar, palu basa, dan pisang epe. Saya baru mengernyitkan dahi ketika mendengar nama sop saudara. Sejenis apa itu?

Akhirnya ketika di Makassar saya langsung meminta taksi mencari kedai sop saudara yang terkenal dan ramai. Supir taksi kemudian mengantar ke sebuah kedai di Jalan Irian. Dari luar memang tampak ramai pengunjungnya.




 Begitu masuk kedai yang hawanya bikin saya kegerahan, saya melihat hamparan mangkuk kecil di meja. Isinya bihun dan kentang. Saya segera memesan sop saudara komplit. Saya sendiri tidak tahu sekomplet apa, ya.

Sop saudara kemudian disodorkan dengan sepiring nasi dan potongan jeruk nipis. Saya mencoba meramu kuah sop agar sesuai dengan selera lidah saya. Ternyata tidak sulit untuk menyampur sambal dengan kecap ataupun perasaan jeruk nipis.

Saat dicampur rasanya enak juga. Takarannya juga pas. Campuran isi ternyata pipi, lidah, ati dan paru sapi. Empuk dan habis dalam waktu singkat. Enaknya memang diberi sambal.

Reevi, seorang pengunjung kedai dari Bandung mengaku baru pertama kali menikmati sop saudara. "Ternyata rasanya enak dan bikin nafsu makan meningkat," katanya.



Harga semangkuk sop saudara semangkuk hanya Rp20.000, sedangkan sepiring nasi Rp5000. Cukup wajarlah untuk kuliner seenak ini. 

Inilah Alasan Bisnis Apartemen Kian Marak



Seorang teman saya mendapat promosi kerjaan di Jakarta. Mulanya dia kebingungan karena kesulitan untuk mencari rumah. Tapi akhirnya dia memilih untuk sewa apartment yang berada tak jauh dari kantor barunya.

Tumbuhnya bisnis sewa apartemen harian di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia bukan tanpa alasan. Banyak faktor yang membuat apartemen di Indonesia menjadi sebuah rumah hunian paling diperhitungkan karena angka penjualannya selalu yang terbaik ketimbang jenis hunian lainnya. 
Bagaimana bisa sebuah hunian yang baru saja ada di Indonesia ini menempati posisi pertama mengalahkan rumah komplek yang awalnya menjadi primadona bagi masyarakat. Maka akan kita bahas faktor apa saja yang membuat tumbuhnya bisnisapartemen di Indonesia ini. 
Faktor utama yang membuat tumbuh pesatnya bisnis apartemen di Indonesia adalah ketersediaan lahan di kotabesar yang sudah lenyap. Dalam artian tidak ada lagi lahan strategis yang bisa digunakan untuk membangun perumahan sehingga masyarakat lebih memilih tinggal di gedung-gedung tinggi seperti apartemen ketimbang tinggal di perumahan yang jaraknya sangat atau cukup jauh dari lokasi mereka beraktivitas sehar-harinya. Faktor ini adalah faktor yang sumbangsihnya paling besar di kisaran 50% dari jumlah responden dalam survey yang dilakukan mengenai faktor-faktor pertumbuhan bisnis apartemen di Indonesia ini. 
Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah influence negara tetangga yaitu singapura yang begitu rapih tatakotanya dengan apartemen sebagai pusat hunian masyarakat di sana membuat Indonesia pun tertarik untuk mengadopsi hal serupa di sini dengan harapan tatakota di Indonesia pun bisa menjadi rapih pula seperti di sana.
Faktor lainnya yang membuat pertumbuhan bisnis yang satu ini begitu drastis adalah lahirnya masyarakat praktis di Indonesia ini yang memiliki sifat ingin hidup simple dan apartemen memiliki fasilitas itu seperti adanya pusat perbelanjaan beragam kebutuhan di sana sehingga para penghuninya tidak perlu repot berbelanja ke tempat lain. 
Pusat rekreasi yang juga ada sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat praktis ini bisa didapatkan hanya dengan menjadi penghuni sebuah apartemen di Indonesia tersebut. 
Ketiga faktor yang disebutkan tadi mulai dari lahan yang terbatas, lalu influence dari negara tetangga, dan yang terakhir lahirnya masyarakat praktis ini merupakan yang membuat bisnis apartemen di Indonesia pada hari ini masih terbilang sehat dan yang patut diperhitungkan.

Tuesday, January 19, 2016

Mengejar Kupu-kupu di Air Terjun Bantimurung






Waktu saya hanya sedikit untuk berangkat ke Bandara Hassanudin, Makassar, Hari itu. Tetapi seorang teman meyakinkan bahwa saya bisa berkunjung ke tempat wisata alam Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros. Apalagi jarak ke bandara dari Bantimurung tak seberapa jauh.

Akhirnya saya berangkat ke Bantimurung dari Makassar pagi itu dengan menggunakan petek-petek atau angkot. Dari daerah Daya (Jalan Printis Kemerdekaan) saya naik angkot menuju ke Pasar Maros sekitar 20 menit. Dari Pasar Maros perjalanan dilanjutkan dengan angkot menuju Bantimurung.

Agak sulit juga membedakan angkot ke jurusan Bantimurung karena tulisan tujuan kurang terbaca dari jauh. Tapi di depan Pasar maros saya minta bantuan supir angkot yang sedang ngetem. Jadi nggak terlalu sulit.

"Biasanya ada yang ngetem di sini," kata supir petek-petek itu.



Perjalanan menuju ke Pasar Maros yang lurus-lurus saja dan terbilang lancar karena hari masih pagi. Saya sendiri sengaja berangkat pagi karena biasanya angkot tidak gampang ngetem. Pagi itu saatnya pelajar brangkat sekolah, otomatis angkot penuh. Di kiri kanan banyak sekali kedai-kedai penjual roti Maros yang khas.


Perjalanan ke Bantimurung berbeda lagi karena sudah masuk ke alam pedesaan. Jalanan dengan aspal yang licin dan kendaraan yang terbilang jarang, membuat supir menjalankan mobilnya dengan kencang. Saya pun menikmati pemandangan sisi jalan yang indah dan asri. Rumah-rumah panggung yang unik, diselingi hamparan pepohonan di kejauhan.

Ternyata jarak dari Pasar Maros ke bantimurung relatif dekat. Saya pikir tadinya akan melewati jalan berliku dan naik-turun. Dan enaknya lagi, trayek angkot ini mengantar saya sampai depan pintu loket Wisata Bantimurung. Soalnya, selain saya juga naik beberapa pedagang dari lokasi wisata.

Lembah Kupu-Kupu 







Setelah bayar karcis, saya masuk dan sempat ditawari jasa pemandu. Saya sedang terburu-buru jadi kurang berminat. Jadi saya masuk saja memgikuti papan penunjuk. Tempat yang saya sasar pertama kali adalah museum kupu-kupu. Tapi karena terlalu pagi, museum itu masih digembok.  Nggak lucu kan kalau saya bongkar paksa.

Di sebelahnya terdapat sangkar untuk pengangkaran kupu-kupu yang agak horor dilihat sepagi itu. Maka saya pun beringsut menuju ke lokasi lain.





Kembali ke jalan utama taman yang bernama lengkap  Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, saya kagum dengan bukit-bukit karst yang mengelilinya. Apalagi banyak celah-celah yang menyerupai gua alami. Bawaannya pengen berteduh, bakar ayam dan menikmatinya ala-ala orang purba.

Beberapa kupu-kupu berterbangan selapanjang saya berjalan. Tidak heran jika Bantimurung mendapat julukan Kerajaan Kupu-kupu. Kabarnya, terdapat 250 spesies kupu-kupu di etmpat ini. Dan 20 di antaranya dilindungi. saya tidak tahu mana saja yang dilindungi. Tapi memang kupu-kupu memang selayaknya semua jangan sampai musnah karena membantu tanaman dalam penyerbukan.

Di ujung teman, mata saya tertumbuk pada air terjun yang mengalirkan air dengan deras. Rupanya inilah air terjun Bantimurung yang terkenal itu. Saya segera merasakan airnya yang sejuk dan berlama-lama di sekitarnya untuk mengambil beberapa foto. Sampai sempat-sempatnya mengejar kupu-kupu cantik yang berterbangan dekat air tejun Bantimurung.

Tak berapa lama datang beberapa pria dan bermain di pinggir air terjun itu. Kalau tidak terburu-buru mungkin saya juga akan ikut mandi.

Selain air terjun juga terdapat beberapa lokasi yang bisa dikunjungi, seperti Goa Mimpi yang bisa memintas jalur Taman Nasional Bantimurung. Jumlah goa di sekitar Bantimurung sangat banyak. dan konon goa itu dulu sering dipakai untuk bersemedi.

Cendera Mata





Di taman ini, fasilitas menurut saya terbilang lengkap. Mulai dari mushola, kedai makanan, sampai toilet mudah diakses. Bahkan trdapat bungalow yang bisa disewa Rp850.000 per malam. Juga terdapat gazebo dan saung kecil untuk disewa sewaktu-waktu ingin bikin acara kantor atau keluarga.


Begitu pula dengan souvenir. Semua lengkap. saat hendak keluar malah di kantor informasi saya sempat ditawari membeli satu kotak kupu-kupu aneka warna yang dikeringkan sebanyak 15 ekor. Tapi saya kasihan melihatnya, jadi tidak jadi beli,

Di luar pun demikian. Kotak-kotak berisi kupu-kupu dijual di beberapa kios. Selain tentunya kaos, topi dan pernak-pernik berbau kupu-kupu. Saya terpaksa melewatinya khawatir waktu tak cukup untuk mencapai bandara.

Pastinya, saya tidak menyesal melipr ke Taman Wisata Bantimurung. Apalagi perjalanan bolak-balik Bantimurung melewati pemandangan yang menyenangkan. Suatu hari saya ingin datang lagi ke sini bila ada trip ke Makassar. Bahkan membawa keluarga saya.






Bripda Asrul Merasakan Manfaat Taekwondo





Saat bertemu Bripda Asrul Muis di tempat kerjanya di Kantor Polda Sulawesi Selatan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar,  nyaris tak percaya sosok di depan  saya adalah seorang anggota Polri. Sama seperti di akun media sosialnya, pria ini tampak seperti anak SMA yang memakai seragam polisi. Tak jauh beda  dengan wajahnya ketika mengukir prestasi dengan seragam taekwondonya di SMA.


"Ya, teman-teman juga kadang meledek saya kayak anak SMA," ungkap pria bernama lengkap Andi Muhammad Asrul Abdul Muis. Dia menyikapi komentar itu dengan tersenyum tanpa mengambil hati. Bahkan di lapangan pun, kadang warga menatapnya dengan sikap aneh tak percaya dirinya seorang polis.  "Tapi kalau sudah lama kenal nggak bilang begitu lagi."

Padahal, Asrul mengaku sudah memasuki usia kepala dua. Bahkan dirinya bukan polisi yang lulus SMA langsung masuk Secaba. "Saya sempat kuliah dulu sekitar tiga semester," ucap mantan mahasiswa Universitas Muslimin Indonesia ini.


"Awalnya saya memang belum kepikiran jadi polisi. Tapi kemudian ibu saya menyarankan saya mencoba jadi anggota Polri lewat jalur Secaba. Saat itu memang kalau tidak salah Polri sedang menerima banyak anggota. Demi Ibu, saya turuti, dan ternyata saya berhasil masuk. Kuliah pun harus ditinggalkan dulu. Mungkin nanti saya lanjutkan lagi," ungkap pria berdarah Bone kelahiran 4 April 2004 ini.

Lantaran pernah jadi mahasiswa, Asrul juga memahami betul gejolak teman-temannya di kota Makassar. Terkadang ada juga yang mengkritik keploisian walaupun tidak langsung. "Ya, saya terima kritik mereka jika memang caranya baik. Kalau kurang enak, saya tegur juga," sambungnya.

Asrul sempat mengukir prestasi lewat keterampilan  bela diri taekwondo. "Waktu SMA pernah juara pertama kejuaraan taekwondo tingkat pelajar se-Sulawesi selatan. Setelah itu belum pernah ikut lagi. Apalagi sejak jadi polisi. Belum menemukan wadah yang tepat untuk meneruskan taekwondo," jelas pria yang lihai memainkan nunchaku alias double stick ini.








Toh, polisi yang gemar nonton film ini mengaku masih melatihnya sendiri. Apalagi secara tidak langsung bermanfaat untuk profesinya sebagai polisi. "Saya di bagian Dalmas, jadi sebenarnya tidak sampai harus melakukan hal-hal fisik. Tapi setidaknya saya bisa lebih mengendalikan diri di situasi kacau karena punya bekal bela diri. Misalnya saat menangani demontrasi," lanjut pria berdarah biru ini.

Tahun ini, Asrul dan teman-teman seangkatannya letting 38 sudah dinyatakan bebas untuk menikah setelah kontrak dua tahun. Adakah rencana menyunting seorang gadis? "Saya masih single. Dan InsyaAllah kalau sudah ada jodohnya segera menikah. Tapi saya nggak mau pakai pacaran-pacaran," tandasnya. 


Monday, January 18, 2016

Cara Menundukkan Cewek Tomboy Ala Bripda Wiby








Dunia kepolisian identik dengan maskulinitas. Tak heran wanita yang menjadi polisi kerap terlihat tomboy. Apalagi dengan penampilan rambut pendek mereka. Benarkah jadi polisi wanita harus tomboy?

"Sebagai polwan kami dituntut untuk memiliki sikap baik tetapi tegas. Sehingga tidak berkesan lemah atau centil. Kami jadi terlihat tomboy karena mengemban pekerjaan yang kebanyakan dikerjakan oleh laki-laki. Apalagi saat bertugas di lapangan," ujar Pratiwi Manda yang biasa disapa Bripda Wiby dari Polres Mandailing Natal, Polda Sumatera Utara.


"Tidak selalu kami terlihat tomboy. Kadang sebagian besar kalau sedang tidak dinas ya tetap beruaha tampil anggun layaknya kodrat seorang wanita," sambung wanita yang masuk polwan sejak 29 September 2014  karena ingin membuat kedua orangtuanya bangga.

Wiby sendiri mengaku dirinya tomboy. Bahkan bisa dilihat dari foto-foto yang dipostingnya di akun instagram @wibypratiwi. "Penampilan saya sejak umur 11 tahun memang tomboy seperti ini. Mungkin karena saya saya anak perempuan satu-satunya dari empat saudara.  Inilah saya dengan style saya sendiri dan membuat saya berkesan nyaman dan tidak berlebihan. Saya nggak sesangar penampilan sayakok. Sebenarnya saya orangnya suka bercanda," lanjut lulusan SPN Cisarua, Polda Jabar ini.

Disadari atau tidak, banyak juga followers instagramnya yang mendapat inspirasi dari gaya tomboynya yang trendy. "Tips untuk cewek tomboy kalau mau bergaya, ya gunakan sesimple mungkin saja. Rambut pendek. Nggak perlu pakai akesesoris berlebihan atau menor. Usahakan berpakaian yang tidak terlalu feminim tapi berkesan coo. Biar agak maskulin pakai celana jins panjang hitam ketat.  pakai sepatu kets. Make-up natura. Pokoknya yang penting percaya diri sama yang dipakai,"kata polwan yang juga drummer di group bandnya.



Wiby meyakinkan kepada para cewek tomboy bahwa mereka juga memiliki kelebihan dibandingkan wanita feminim. "Yang jelas cewek tomboy itu banyak teman cowoknya. Terus lebih bisa menjaga dirinya sendiri. Cewek tomboy juga bisa mengerjakan apa yang cowok bisa kerjakan. Selain itu, biasanya cewek tomboy itu simple dan nggak macam-macam. Jadi karena langka, cewek tomboy juga banyak disukai pria," tegasnya.

Sekadar tips juga buat cowok yang pengen mendapatkan hati cewek tomboy, Wiby mengungkapkan,"Kebanyakan sih cewek tomboy suka sama cowok yang lebih macho. Saya sendiri lebih suka sama cowok yang maskulin tapi rapi."

(bennyrhamdani)

  

Menikmati Karya Seni di Pantai Losari Makassar


Buat apa ke Pantai Losari di Makassar? Pantainya tidak ada pasir dan karang seperti pantai-pantai di Bali. Begitulah kata seorang teman. Tapi saya menemukan keasyikan tersendiri saat melipir ke Pantai Losari. Mata saya dimanjakan karya seni anak bangsa di pantai ini.

Pantai Losari terdiri atas empat anjungan, yakni anjungan Pantai Losari, anjungan Metro Makassar dan Bugis-Makassar, serta anjungan Toraja-Mandar.

Beberapa karya seni yang bisa kita nikmati di Pantai Losari, mulai dari seni arsitek, seni instalasi, seni patung, sampai seni lukis. Bagi saya ini semacam memberi penyegaran jiwa di tengah panasnya kota Makassar yang membuat saya kerap berkeringat saat di luar ruangan.

Seni Arsitek Masjid Amirul Mukminin





Padahal saya masuk ke area Pantai Losari masih pukul delapan, namun matahari sudah menengat kulit. Tujuan pertama saya adalah melihat-lihat masjid terapung Amirul Mukminin yang tampak anggun berdiri di atas tiang setinggi sembilan meter.

Karena air laut sedang surut, saya tak melihat masjid itu sedang mengapung. Mungkin lepas senja barulah masjid ini bisa tampak terapung di pantai Makassar. Kendati tampak kecil, ternyata masjid ini bisa sampai menampung 400 jemaah lho.


Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang unik. Di inggir Masjid terdapat tangga yang menjulang  dan menjalar melingkari masjid dari lantai pertama hingga tiga. Bila hendak sahalat magrib, jamaah akan melihat pesona Pantai Losari  saat melewati tangga tersebut. Lantai yang paling atas digunakan sebagai tempat khusus bagi jamaah yang ingin melaksanakan shalat sendiri (biasanya sholat sunnah) agar lebih khusuk. Lantai kedua  khusus untuk jamaah wanita. Lantai pertama digunakan shalat bagi jamaah pria. Arsitek Danny Pomanto yang mendesain masjid ini juga memberikan aksen  jendela terbuka sehingga angin pantai masuk ke rongga Masjid.


Kendati sudah diberi nama resmi masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Terapung, Masjid Biru, dan Masjid 99 Al Makazzary. Berdiam sejenak di masjid ini sambil mengamati seni arsitekturnya merupakan hiburan tersendiri buat saya.

Seni 20 Patung Dada






Di pelataran depan Masjid Terapung, saya melihat duapuluh patung dada  berwarna putih berdiri gagah. Selain nama, juga terdapat keterangan informasi tahun kelahiran. Tentu akan lengkap jika ditulis juga peranan mereka hingga patung dada mereka hadir di sana. Khususnya bagi wisatawan yang ingin belajar sejarah kota Makassar.

Saya sendiri hanya mengenal lima nama dari keseluruhan. Selebihnya saya baru tahu ketika membaca internet. Kira-kira berapa nama yang Anda kenal dari deretan nama ini? Arung Palakka, Andi Sultan Daeng Raja, Andi Lasinrang, L.S. Madukelleng, Ranggong Daeng Romo, Jenderal M. Yusuf, Andi Pangeran Pettarani, Karaeng Patingaloang, Mayor Jenderal A. Mattalata, Pongtiku, dan Andi Djemma.


Sayangnya ada patung dada yang dicoreti tangan-tangan usil. Saya mau menghapusnya tadi tidak bisa. Oh iya, selain patung dada juga ada patung lainnya.

Patung Sultan Hasanuddin, pahlawan nasional asal Gowa, bertengger di Anjungan Losari. Karena keberaniannya pahlawan ini dijuluki “De Haantjes van Het Oosten” oleh pihak Belanda, yang artinya Ayam Jantan dari Timur.

Di sebelah patung itu, ada patung Andi Abdullah Bau Massepe, seorang asisten residen (Ken Kanrikan)—bentukan Jepang ketika itu, pahlawan nasional yang menyerukan agar semua rakyat untuk bersatu mempertahankan kemerdekaan sampai tetes darah penghabisan. Ada juga sosok ulama besar penyebar Islam, yaitu Syekh Yusuf.

Di anjungan Bugis-Makassar beridiri patung berbentuk becak, kapal pinisi, permainan paraga, dan tarian pepe-pepeka ri makka.





Patung-patung di anjungan Bugis-Makassar ini dibuat oleh perajin dari Mojokerto, Jawa Timur, Yusach N.H. Sementara patung tokoh-tokoh Sulawesi Selatan, dibuat oleh perajin asal Toraja. Masyarakat Toraja terkenal dengan budaya membuat patung kayu, yang dikenal dengan nama tau-tau.

Di pelataran Toraja-Mandar  beridiri patung tedong bonga—kerbau belang, tongkonan—rumah adat Toraja, dan tari pa’gelu.  Pembuatan patung-patung di anjungan Metro Makassar dan Bugis-Makassar ini, menghabiskan biaya sekitar Rp 2 miliar, kabarnya.

Seni Lukis di  Makassart Gallery




Hal paling menarik selain foto-foto selfie di depan instalasi  aksara nama kota dan suku di Sulawesi Selatan, buat saya adalah ketika menemukan Makssart Gallery. Wuah, sebagai pecinta karya lukis, saya langsung buru-buru masuk ke dalamnya,

Saya sungguh mengagumi coretancoretan cat di atas kanvas yang terpajang di galeri. Kesedrahaan, kekayaan warna merupakan kekuatan yang ditawarkan banyak pelukis. Waluapun penataan display masih seadanya, masuk galeri ini ibarat menemukan oase di padang pasir.




Di luar tampak seorang bapak tengah membuat sektsa dengan sungguh-sungguh. Saya ingin bertanya-tanya tapi khawatir mengusik konsntrasinya. Jadi saya harus puas cukup dengan melihat bapak itu sedang berkarya.

Seandainya ruang galeri ditata lebih apik, saya yakin orang akan semakin tertarik mengunjunginya dan belama-lama di dalam.

Siang makin terik. Jiwa saya terpuaskan sudah dengan karya seni yang bertaburan di Pantai Losari. Selama ini, saya membaca Pantai Losari lebih banyak dibahas soal kuliner kaki limanya, maupun momen sunset. Ternyata banyak hal lain yang bisa kita nikmat, tergantung passion kita tentunya.


Sunday, January 17, 2016

Pria Tampan Ini Pernah Menjadi Lurah Teladan Tingkat Nasional






Pria ini bernama Aris Ratu Djaga, lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2009. Tidak hanya ganteng, Aris juga pernah menyandang prestasi Lurah Teladan Nasional pada 2015. Lantas mengapa dia tiba-tiba mundur dari jabatannya?

 “Hari-hari pertama menjadi lurah saya jalani dengan mulai menyusun program yang akan saya lakukan ke depan, serta merumuskan beberapa strategi untuk mewujudkan apa yang menjadi mimpi saya. Awalnya, muncul pertanyaan dalam diri saya apakah saya mampu menjalankan tugas sebagai lurah yang harus menjadi panutan, contoh dan teladan  bagi staf di kantor terutama bagi masyarakat yang saya pimpin mengingat umur saya yang boleh dibilang masih muda,” ujar lurah termuda di Kabupaten Sumba Barat, NTT, saat itu berusia 26 tahun.

“Tidak mudah memang menjadi orang yang dituakan dalam sebuah komunitas masyarakat dengan usia yang masih cukup muda.B erbekal ilmu yang saya peroleh serta pengalaman saya sebelumnya tugas ini saya jadikan juga sebagai sarana belajar. Tidak jarang saya mendatangi sejumlah tokoh masyarakat di kelurahan itu untuk sekedar bercerita, slahturahmi sampai menggali pengalaman berharga dari mereka yang kemudian saya jadikan bahan dan masukan untuk saya dalam melaksanakan tugas,” kata pria kelahiran Waikabubak,  April 1987 ini.


“Tidak sedikit tantangan yang saya temui mulai dari karakter masyarakat, kondisi pemukiman yang padat, serta sejumlah masalah perkotaan mulai dari sampah, banjir, dan sebaginya. Namun semua itu tidak menyurutkan semangat saya malah itu saya jadikan sebagai motivasi untuk terus berkarya. Satu hal yang juga menjadi tantangan bagi saya adalah saat itu saya belum memiliki isteri untuk dijadikan ketua PKK sehingga menyulitkan untuk menggerakkan ibu-ibu di Kelurahan dalam wadah organisasi PKK. Dengan pendekatan khusus, saya berhasil memilih ketua PKK yang berasal dari warga setempat tetapi tetap bukan status sebagai isteri tentunya. Dengan semangat bersama ibu-ibu organisasi PKK di Kelurahan akhirnya mampu berjalan dengan baik sehingga menghantar PKK Kelurahan meraih sejumlah prestasi baik di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi bahkan Nasional,” papar Aris yang sebelum menjabat sebagai lurah pernah menjadi sekretaris Kelurahan Pada Eweta, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur selama dua tahun sejak 2011

“Di samping tantangan, banyak juga hal-hal menyenangkan yang saya alami.  Dari mendapat tempat kehormatan pada setiap acara menjadi kebanggaan tersediri bagi saya ketika disetarakan dengan para sesepuh di kelurahan yang umurnya sudah paruh baya.  Satu hal yang sangat berkesan bagi saya ketika menjabat sebagai lurah adalah sebagian besar kegiatan dan program yang saya laksanakan di kelurahan mendapat dukungan besar dari kaum perempuan mulai dari anak-anak, ibu-ibu, bahkan tidak jarang di beberapa kesempatan kegiatan tampak sejumlah lansia ikut berpartisipasi seolah-olah tidak mau ketinggalan. Saya sempat berpikir mungkin ini merupakan salah satu keuntungan yang saya dapat menjadi lurah dengan status single karena tidak canggung saat harus berbaur dengan segala kalangan yang ada di Kelurahan,” kata Pria yang dilantik oleh Bupati Sumba Barat Bpk. Jubilate P. Pandango, S.Pd,M.Si sebagai Lurah di Kelurahan Maliti Kecamatan Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat pada bulan Juni 2013.



Tahun 2014, Aris terpilih sebagai Kelurahan terbaik Kabupaten Sumba Barat sekaligus menjadi Lurah Teladan Kabupaten  Sumba Barat dan Teladan Provinsi NTT Tahun 2014. “Tahun  2015 kembali prestasi demi prestasi kami raih dan kelurahan saya tidak hanya menjadi kelurahan terbaik di Kabupaten Sumba Barat namun juga menjadi Kelurahan Terbaik di Provinsi NTT serta mendapat predikat Teladan di Tingkat Nasional Tahun 2015  dan mendapat penghargaan untuk mengikuti perayaan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Ke 70 di Jakarta yang lalu,” kenang Aris.

“Prestasi sebagai lurah teladan tentunya tidak datang dengan sendirinya, kerja keras, komitmen serta dukungan baik dari staf maupun masyarakat tentunya menjadi hal penting dalam mewujudkan itu semua. Pretasi tersebut saya raih berkat kerja sama dari semua pihak di Kelurahan dalam mewujudkan program-program yang saya buat. Beberapa program unggulan yang saya laksanakan saat itu antara lain, melihat perkembangan yang ada di pulau Jawa selama menjalani pendidikan di IPDN mendrong saya untuk berkreasi dalam melaksanakan tugas guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Dengan berbekal semangat saya berusaha melakukan pendekatan kepada beberapa anak muda yang punya kemampuan di bidang IT, kami mulai berusaha mewujudkan Kelurahan saya sebagai e-kelurahan yang mampu menggunakan teknologi dan informasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dimana kelurahan saya menggunakan aplikasi Pelayanan Administrasi sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh administrasi serta tidak memerlukan waktu yang lama untuk sebuah pelayanan surat menyurat,” papar Aris.

“Selain itu dalam pendistribusian informasi kepada masyarakat kami juga membuat sebuah web sebagai media informasi kepada masyarakat juga kepada publik tentang perkembangan di Kelurahan yang dapat diakses secara terbuka melalui situs kelurahanmaliti(dot)com.  Di samping itu saya juga membangun kerja sama dengan sebuah provider telepon seluler untuk sebuah program distribusi informasi lewat sms sehingga mampu mendistribusi informasi-informasi penting kepada masyarakat secara cepat dalam bentuk sms. Yang awalnya dijalankan hanya bermodal semangat tanpa dana sedikit pun akhirnya program ini kemudian menjadi program percontohan yang direplikasi menjadi program kabupaten dan telah diterapkan di seluruh Kelurahan di Kabupaten Sumba Barat,” lanjutnya bersemangat.



Tidak puas dengan prestasinya, Aris kemudian atas restu dan dukungan orang tua melanjutkan pendidikan.  “Saya dapat restu dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat melalui Bpk. Bupati Jubilate Pandango. Atas restu Pemerintah Daerah saya diberikan Tugas Belajar dan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 2. Oleh karena itulah sesuai ketentuan yang berlaku maka saya harus melepaskan jabatan struktural sebagai Lurah saat itu untuk dapat melanjutkan penugasan yang baru yakni sebagai Mahasiswa Tugas Belajar Pemerintah Daerah pada Program Magister Administrasi Pemerintahan Daerah di IPDN Jatinangor,”lanjut Aris lagi.
  
Sungguh bukan hal mudah bagi Aris untuk melepas jabatannya. “Awalnya karena kedekatan dengan masyarakat yang sudah cukup dalam,  melalui sejumlah tokoh masyarakat menghadap saya untuk menyatakan keberatan atas pengunduran diri saya sebagai Lurah. Namun dengan sejumlah pertimbangan yang diberikan sesepuh-sesepuh masyarakat kepada mereka bahwa pengunduran diri saya sebagai lurah juga demi masa depan saya nantinya, akhirnya mereka bisa menerima dan juga merestui pengunduran diri saya untuk melanjutkan pendidikan,” kata pria santun pemilik akun instagram @radjariez ini.


Berbicara tentang statusnya yang masih single, sudah siapkah membawa calon Ibu Lurah nanti? ”Saat ini  status saya masih SINGLE alias JOMBLO hehehehe,” tutupnya.