Pria ini
bernama Aris Ratu Djaga, lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
tahun 2009. Tidak hanya ganteng, Aris juga pernah menyandang prestasi Lurah
Teladan Nasional pada 2015. Lantas mengapa dia tiba-tiba mundur dari jabatannya?
“Hari-hari pertama menjadi lurah saya jalani
dengan mulai menyusun program yang akan saya lakukan ke depan, serta merumuskan
beberapa strategi untuk mewujudkan apa yang menjadi mimpi saya. Awalnya, muncul
pertanyaan dalam diri saya apakah saya mampu menjalankan tugas sebagai lurah
yang harus menjadi panutan, contoh dan teladan bagi staf di kantor terutama bagi masyarakat
yang saya pimpin mengingat umur saya yang boleh dibilang masih muda,” ujar
lurah termuda di Kabupaten Sumba Barat, NTT, saat itu berusia 26 tahun.
“Tidak mudah
memang menjadi orang yang dituakan dalam sebuah komunitas masyarakat dengan
usia yang masih cukup muda.B erbekal ilmu yang saya peroleh serta pengalaman
saya sebelumnya tugas ini saya jadikan juga sebagai sarana belajar. Tidak
jarang saya mendatangi sejumlah tokoh masyarakat di kelurahan itu untuk sekedar
bercerita, slahturahmi sampai menggali pengalaman berharga dari mereka yang
kemudian saya jadikan bahan dan masukan untuk saya dalam melaksanakan tugas,”
kata pria kelahiran Waikabubak, April 1987
ini.
“Tidak sedikit
tantangan yang saya temui mulai dari karakter masyarakat, kondisi pemukiman
yang padat, serta sejumlah masalah perkotaan mulai dari sampah, banjir, dan
sebaginya. Namun semua itu tidak menyurutkan semangat saya malah itu saya
jadikan sebagai motivasi untuk terus berkarya. Satu hal yang juga menjadi
tantangan bagi saya adalah saat itu saya belum memiliki isteri untuk dijadikan
ketua PKK sehingga menyulitkan untuk menggerakkan ibu-ibu di Kelurahan dalam
wadah organisasi PKK. Dengan pendekatan khusus, saya berhasil memilih ketua PKK
yang berasal dari warga setempat tetapi tetap bukan status sebagai isteri
tentunya. Dengan semangat bersama ibu-ibu organisasi PKK di Kelurahan akhirnya
mampu berjalan dengan baik sehingga menghantar PKK Kelurahan meraih sejumlah
prestasi baik di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi bahkan Nasional,” papar
Aris yang sebelum menjabat sebagai lurah pernah menjadi sekretaris Kelurahan
Pada Eweta, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Timur selama dua tahun sejak 2011
“Di samping
tantangan, banyak juga hal-hal menyenangkan yang saya alami. Dari
mendapat tempat kehormatan pada setiap acara menjadi kebanggaan tersediri bagi
saya ketika disetarakan dengan para sesepuh di kelurahan yang umurnya sudah
paruh baya. Satu hal yang sangat berkesan bagi saya
ketika menjabat sebagai lurah adalah sebagian besar kegiatan dan program yang
saya laksanakan di kelurahan mendapat dukungan besar dari kaum perempuan mulai
dari anak-anak, ibu-ibu, bahkan tidak jarang di beberapa kesempatan kegiatan
tampak sejumlah lansia ikut berpartisipasi seolah-olah tidak mau ketinggalan. Saya
sempat berpikir mungkin ini merupakan salah satu keuntungan yang saya dapat
menjadi lurah dengan status single karena tidak canggung saat harus berbaur
dengan segala kalangan yang ada di Kelurahan,” kata Pria yang dilantik oleh
Bupati Sumba Barat Bpk. Jubilate P. Pandango, S.Pd,M.Si sebagai Lurah di
Kelurahan Maliti Kecamatan Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat pada bulan
Juni 2013.
Tahun 2014, Aris terpilih sebagai Kelurahan terbaik
Kabupaten Sumba Barat sekaligus menjadi Lurah Teladan Kabupaten Sumba Barat dan Teladan Provinsi NTT Tahun
2014. “Tahun 2015 kembali prestasi demi
prestasi kami raih dan kelurahan saya tidak hanya menjadi kelurahan terbaik di
Kabupaten Sumba Barat namun juga menjadi Kelurahan Terbaik di Provinsi NTT
serta mendapat predikat Teladan di Tingkat Nasional Tahun 2015 dan mendapat penghargaan untuk mengikuti
perayaan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Ke 70 di Jakarta yang lalu,”
kenang Aris.
“Prestasi
sebagai lurah teladan tentunya tidak datang dengan sendirinya, kerja keras,
komitmen serta dukungan baik dari staf maupun masyarakat tentunya menjadi hal
penting dalam mewujudkan itu semua. Pretasi tersebut saya raih berkat kerja
sama dari semua pihak di Kelurahan dalam mewujudkan program-program yang saya
buat. Beberapa program unggulan yang saya laksanakan saat itu antara lain, melihat
perkembangan yang ada di pulau Jawa selama menjalani pendidikan di IPDN
mendrong saya untuk berkreasi dalam melaksanakan tugas guna memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Dengan berbekal semangat saya berusaha
melakukan pendekatan kepada beberapa anak muda yang punya kemampuan di bidang
IT, kami mulai berusaha mewujudkan Kelurahan saya sebagai e-kelurahan yang mampu
menggunakan teknologi dan informasi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dimana kelurahan saya menggunakan aplikasi Pelayanan Administrasi sehingga
memudahkan masyarakat dalam memperoleh administrasi serta tidak memerlukan
waktu yang lama untuk sebuah pelayanan surat menyurat,” papar Aris.
“Selain itu
dalam pendistribusian informasi kepada masyarakat kami juga membuat sebuah web
sebagai media informasi kepada masyarakat juga kepada publik tentang
perkembangan di Kelurahan yang dapat diakses secara terbuka melalui situs kelurahanmaliti(dot)com. Di samping itu saya juga membangun kerja sama
dengan sebuah provider telepon seluler untuk sebuah program distribusi
informasi lewat sms sehingga mampu mendistribusi informasi-informasi penting
kepada masyarakat secara cepat dalam bentuk sms. Yang awalnya dijalankan hanya
bermodal semangat tanpa dana sedikit pun akhirnya program ini kemudian menjadi
program percontohan yang direplikasi menjadi program kabupaten dan telah
diterapkan di seluruh Kelurahan di Kabupaten Sumba Barat,” lanjutnya bersemangat.
Tidak puas dengan prestasinya, Aris kemudian atas
restu dan dukungan orang tua melanjutkan pendidikan. “Saya dapat restu dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumba Barat melalui Bpk. Bupati Jubilate Pandango. Atas restu
Pemerintah Daerah saya diberikan Tugas Belajar dan beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang Strata 2. Oleh karena itulah sesuai ketentuan yang
berlaku maka saya harus melepaskan jabatan struktural sebagai Lurah saat itu
untuk dapat melanjutkan penugasan yang baru yakni sebagai Mahasiswa Tugas
Belajar Pemerintah Daerah pada Program Magister Administrasi Pemerintahan
Daerah di IPDN Jatinangor,”lanjut Aris lagi.
Sungguh bukan hal mudah bagi Aris untuk melepas
jabatannya. “Awalnya karena kedekatan dengan masyarakat yang sudah cukup dalam, melalui sejumlah tokoh masyarakat menghadap saya untuk menyatakan
keberatan atas pengunduran diri saya sebagai Lurah. Namun dengan sejumlah
pertimbangan yang diberikan sesepuh-sesepuh masyarakat kepada mereka bahwa
pengunduran diri saya sebagai lurah juga demi masa depan saya nantinya,
akhirnya mereka bisa menerima dan juga merestui pengunduran diri saya untuk
melanjutkan pendidikan,” kata pria
santun pemilik akun instagram @radjariez ini.
Berbicara tentang statusnya yang masih single,
sudah siapkah membawa calon Ibu Lurah nanti? ”Saat ini status saya masih SINGLE alias JOMBLO hehehehe,” tutupnya.
0 komentar:
Post a Comment