Kendati sama-sama berseragam polisi, namun lokasi tugas para polwan membuat perbedaan tantangan yang kentara. Lihat saja misalnya sosok Briptu Desi Purwanti yang berdinas di Polsek Putussibau Utara, Polres Kapuas Hulu, Polda Kalimantan Barat ini. Saat Pilkada lalu, wanita ini malah harus mengawal kotak suara dengan rakit melintasi sungai.
"Banyak hal yang dijalani sjak menjadi polwan. Terlebih sy sudah pernah
mengalami mutasi ke berbagai satuan fungsi," kata wanita yang resmi menjadi Polwan sejak 27 Nopember 2008 ini dan bertugas di bagian operasional, Spri Kapolres, Reskrim, Polsek Perbatasan. " Saat ini saya menjabat sebagai Bhabinkamtibmas. Di sini saya mempunyai desa
Binaan yaitu Desa Tanjung Karang. Desa yang lokasinya agak terpencil."
Untuk
mencapai lokasi tersebut, wanita yang biasa disapa Ici ini harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam menggunakan
kendaraan roda dua, kemudian menyeberangi Sungai Mupa yang
menguhubungkan antara Kota Putussibau ke Desa Mendalam dengan menggunakan rakit. Setelah menyeberangi Sungai Mupa, ia kembali melakukan perjalan
dengan sepeda motor sekitar 45 menit menuju Sungai Mendalam, dan kembai menyeberangi
Sungai Mendalam untuk menuju Desa Tanjung Karang.
Tugas seberang menyeberang barangkali sudah menjadi hal rutin. Tapi menjadi berat ketika Ici harus mengawal sejumlah kotak suara dari TPS ke kantor KPU terdekat. "Pada pemilukada lalu saya diturunkan langsung oleh Kapolres
Kapuas Hulu AKBP SUDARMIN, SIK untuk melaksanakan pengamanan di TPS dan
Pengawalan Kotak suara, Saya ikut menjadi anggota Serpas di Kec. Embaloh Hilir. Untuk
tiba di kec. Embaloh hilir kami menggunakan kendaraan air (speedboat kecil)
dikarenakan daerahnya tak bisa ditempuh menggunakan jalur darat. Memakan
waktu dua jam untuk tiba di kecamatan tersebut. Syukurlah, pemungutan suara berjalan dengan lancar dan aman."
Diakui Ici, kawasan yang harus dijaganya merupakan kawasan rawan konflik. "Walaupun rawan kami harus tekankan kepada masyarakat bahwa keadaan aman. Keragaman agama dan suku-suku besar di sini membuat kami harus tetap waspada dan menjaga keamanan, ditambah pasangan calon memiliki pendukung yang besar dan berbeda suku dan agama. Tapi Alhamdulillah semua aman karema masyarakat sudah lebih siap."
Belum berhenti sampai di TPS, tugas Ici dan teman-temannya masih berlanjut dengan pengamanan kotak suara. "Saya kebagian mengawal 13 Kotak. Resikonya tentu saja ada. Mulai dari kerusakan mesin speedboat, belum
lagi arus sungai yang kami lalui karena kami juga harus melalui sungai kecil
(lebar 5 meter) itu juga bisa beresiko kecelakan lalu lintas air. Kami harus waspada juga karamnya perahu, karena
ukuran perahu yg kami gunakan hanya speedboat kecil. Jadi harus sangat berhati-hati," papar pemilik akun instagram @dessi_purwanti ini.
Pastinya Pilkda lalu merupakan hal berkesan bagi Briptu Desi. "Saya sudah terlibat dalam pengamanan pilkada sejak tahun 2009, pemilihan presiden, pemilihan legislatif, pemilihan gubernur, pemilihan Bupati. Pekerjaan utama kami yaitu mengamankan guna lancarnya kegiatan pemilihan umum. Sebelumnya saya tidak turun langsung untuk pengamanan di TPS, saya hanya di Posko atau mentok-mentoknya sebagai negosiator di lapangan," tandas Ici.
0 komentar:
Post a Comment