Monday, August 31, 2015

10 Tips Memilih Meeting Venue di Hotel


Saya terbilang sering ditanyai pendapat ketika kantor ataupun organisasi saya bergabung perihal meeting venue baik berskala kecil maupun lebar. Mungkin karena saya sering diundang mereview hotel dan berkunjung ke seminar maupun rapat.

Salah satu altenatif meeting venue yang mudah memang mencari dari hotel ke hotel. Namun itu pun bukan pekerjaan mudah. Kerap kita akan menemukan masing-masing punya kelebihan dan kekuarang. Kadang pula ada elemen yang tidak kita perhatikan.

Berikut adalah 10 tips memilih meeting venue di hotel yang bisa dijadikan patokan.

Aksesibilitas

 Lokasi tempat acara sangat penting untuk memaksimalkan kehadiran acara. Sebelum menentukan lokasi, pastikan transportasi yang tersedia ke tempat sehingga peserta dapat dengan mudah tiba melalui udara, kereta api atau mobil. Bahkan mungkin angkutan umum.P astikan tersedia valet parkir.

Biaya

Sesuaikan pilihan dengan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya. Wajib menaati anggaran. Jangan tergiur karena saat survey melihat tempat yang mewah padahal di atas budget. Tidak selamanya yang low budget itu buruk kualitasnya.Yang penting meeting berjalan  produktif dan  bebas dari gangguan bebas, serta menjaga peserta rapat bebas dari dehidrasi.

Fasilitas

Selalu melihat fasilitas yang tersedia sebelummemesan. Banyak hotel mengklaim memiliki 'fasilitas rapat lengkap' tetapi kenyataannya tidak. Coba cek beberapa hal: Apakah ia memiliki ruang pertemuan? Layar proyeksi dan in-focus tersedia? Unlimited Wi-Fi gratis? Bagaimana pencahayaannya?

 Respon

Ketika telah menemukan tempat yang disuka,  pantau seberapa cepat tim marketing merespon pertanyaan kita. Ini dapat menjadi indikasi. Ini bisa menjadi indicator pelayanan mereka secara keseluruhan.


Survey Lapangan

Jangan terlalu mengandalkan informasi dari situs maupun fax, coba kunjungi ke lapangan langsung.  Perhatikan cara mereka menerima tamu, karena cara itulah tamu rapat akan diterima nantinya. APakah parkir mobilnya luas? Bagaimana jiak penuh? Apakah parkir gratis? Apakah ada tempat untuk makan siang? Jika ada, cobalah untuk makan siang di sana untuk menilai kualitas pilihan makanan dan menu. Bagaimana staf berperilaku? Jangan lupa berikan informasi kebutuhan yang diperlukan.

Jenis Pertemuan

Pastikan juga untuk mengategorikan jenis meeting. Apakah benar-benar membutuhkan ruang tertutup, setengah tertutup, atrau terbuka sama sekali. Ataukah meeting membutuhkan venue dakat udara segar atau tidak.

Makanan dan Minuman


Pastikan peserta rapat mendapatkan cukup makanan dan minuman. J ika diperlukan, lakukan sesi mencicipi makanan. Tanyakan kepada chef kemungkinan-kemungkinan pilihan menu vegetarian dan non-vegetarian, harus halal dan lain sebaginya.

Kapasitas

Tidak ada gunanya pemesanan ruang rapat untuk mengakomodasi 250 orang hanya untuk beberapa delegasi. Juga sebaliknya. Pikirkan, jangan sampai salah memilih ruangan agar peserta rapat tidak merasa diintimidasi oleh ruangan.


Biaya Parkir



Sekarang ini  semakin banyak orang membawa uang non-tunai. Coba cek kemungkinan pembayaran-pembayaran dengan nontunai untuk parkir. Jika memang idak ada, harap diberitahukan kepada peserta undangan mengenai pearkir tersebut. Entah itu gratis atau berbayar.

Akomodasi

Pastkan juga di tempat meeting tersebut jika ada peserta yang ingin menginap. Apakah kamarnya memadai fasilitasnya atau tidak, kondisi wifi, dan lainnya.

  

 Belum lama ini saya meeting di salah satu meeting room  Hotel Oria, Jalan KH Wahid Hasyim 85, Jakarta. Pesertanya sekitar 15 orang.  

Saat datang dan masuk ke lobi, saya disapa ramah oleh petugas security dengan ramah, serta informatif memandu saya ke ruang meeting yang harus naik ke lantai dua. Saya memilih tangga, dan cukup mengejutkan melihat ada café di pojokan.

Saya periksa toliletnya dulu seperti biasanya, ternyata bersih dan engsel-engsel  kunci yang tertutup baik. Air toilet  deras dan tissue juga tersedia baru.

Untuk coffee break makanan yang disediakan juga kombinasinya pas, yang manis dan gurih. Juga tersedia pilihan kopi dan the unuk mimum, selain air putih di meja.

Fasilitas wifi dan lainnya sesuai dengan yang dibutuhkan rapat. Dan tentu saja yang saya suka lokasinya strategis. Nggak susah juga mencari ojek dan taxi, karena di depannya berseliweran.

Mudah-mudahan, sekali waktu saya bisa menginap juga di sini. Tidak hanya sekadar meeting J


Friday, August 28, 2015

Berkah Ngeblog, Prestasi Bulan Agustus 2015




Menjadi blogger, kalau tidak ada apa-apanya mungkin nggak akan banyak yang terjun ke dalamnya. Termasuk saya. Ya, selain untuk berekspresi lewat tulisan, saya pun mengharap ngalap rejeki lewat blog.

Dan ini adalah catatan prestasi saya di bulan Agustus 2015:


Pemenang Blog Competition #BekasJadiBerkah di Kompasiana merupakan hadiah paling istimewa pada Agustus ini. Hadiahnya lumayan Rp5juta (tapi sampai hari ini belum saya terima). Semula saya nggak yakin menang juga sih. Apalagi menang juara 1. Soalnya awal tahun saya baru saja memenangkan kompetisi di KOMPASIANA juara 1 juga untuk lomba Kispray 

Di acara Twivers (foto:Susanti HJ)
Jadi sewaktu membaca nama saya ada di urutan pertama, rasanya percaya nggak percaya. Bahkan sebenarnya saya lebih berharap memang dari kompetisi lain di Kompasiana. Tapi Allah telah mengatur rejeki kita, kan?


Oh iya, pada 2 Agustus ketika meliput acara Anak Kembar dari Komunitas Twin Universe di Bandung, saya juga menang lomba sosmed. Dapat amplop dan hadiah buku. Acaranya seru, makan gratis, dapat amplop pula bisa buat ngisi bensin.

Saya juga senang karena postingan blog ini juga dibaca banyak orang sampai lebih dari 15.000 viewers. Padahal saya nggak cerita soal cantik dan ganteng, yang memang biasanya tinggi trafficnya.




Masih urusan sama hadiah saat liputan ngeblog, saya juga mendapatkan hadiah. Cuman untuk kategori apa juga saya nggak mendengar jelas. maklum saat itu sedang enak-enaknya makan di atas Street Gourmet.  Hadiahnya lumayan XL Tunai yang langsung saya belikan untuk pulsa HP. Liputan ini mengundnag teman-teman Blogger Bandung makan di atas bus sambil jajal XL4G pada Kamis, 20 Agustus 2015.





Satu lagi catatan prestasi di bulan Agustus adalah menang lomba komentar di Facebook Sun Life. Ya, memanfaatkan moment lebaran gitu. Alhamdulillah ya, iseng-iseng ini mah, bisa menang.

Sebenarnya ada beberapa lagi prestasi ngeblog pada bulan Agustus ini. Mulai dari traffic yang semakin stabil, sudah bisa memenuhi target 30 postingan sebulan, juga mulai bisa mendapat orderan untuk review.

Oh iya, ada beberapa acara blogger juga yang saya datangi tapi nggak dapat doorprize, tapi semoga hadiahnya dapat. Dan yang agak menyedihkan tahun ini saya nggak bisa datang ke acara IIMS.



Penutup, saya bulan Agustus ini juga masuk 50 Finalis yang akan keliling Borneo gratis, Tapi kayaknya langkah saya cukup samapai di situ  deh. Kenapa? banyaklah alasannya. tapi saya nggak mau beralasan-beralasan.Show must go on. Kegagalan harus direspon dengan kebangkitan.


Bagaimana bulan September?

Tunggu saja yo.


10 Tips Untuk Penulis Pemula





Banyak penulis baru alias newbie yang bertanya kepada saya, apakah yang sebaiknya dilakukan agar mereka bisa menjadi penulis. Saya tidak bisa menjawab secara sepsifik, karena setiap individu berbeda kebutuhannya. Ada yang butuh motivasi saja, ada yang butuh peningkatan keterampilan.
Baiklah, saya coba susun setidaknya 10 hal yang harus dilakukan penulis baru agar semakin lancar proses kreatif menulisnya.

1.  Nikmati Saja
Sebagai penulis  kita terkadang harus siap menghabiskan waktu berjam-jam  untuk menulis, menulis ulang, dan menulis lagi. Alhasil, kita jadi kekuarangan waktu untuk melakkan ini-itu, termasuk hangout dengan teman-teman. Karena penulis memang harus menulis, jadi nikmati saja kesibukan dengan proses penulisan. Kita perlu mengorbankan sesuatu yang kita anggap tidak begitu penting di dalam skala prioritas agenda kita, kan?

2. Bersabarlah
Cuman siluman mungkin yang bisa menulis buku dalam semalam. Menulis buku memerlukan jangka waktu yang  panjang. Karena itu [perlu pengaturan waktu yang baik. Rencanakan penulisan untuk satu buku yang akan ditulis dan buku berikutnya. Sebab penerbit saat ini, mencari penulis yang mampu menulis tidak satu buku saja. Tidak perlu tergesa-gesa menulis demi sebuah karya yang baik. Tapi jangan pula terlalu bermalas-malasan.

3. Menulis Sampai Tamat
Ini kendala yang banyak ditemui pada enulis pemula. Menulis tapi nggak bers-beres. Ada yang baru 1-2 bab, ditinggalkan. Buatlah perencanaan yang matang sebuah cerita hingga tamat. Agar tak membuang waktu dan energi. Tidak perlu juga mengulur-ulur sebuah cerita agar terlihat setebal kamus nantinya. Jika memang sudah harus selesai, ya kasih tanda ‘tamat’ segera.

4. Edit
Tulisan kita belum benar-benar selesai sampai mengetik ‘tamat’. Harus dibaca ulang, kalau perlu berkali-kali. Jika tidak kuat dengan layar komputer, dicetak dulu. Bacalah perlahan setiap kata yang sudah diketik. Jangan ada typo, jangan ada yang tidak logis, dan masih banyak jangan lainnya. Cobalah membaca dengan jari biar tak ada yang tertinggal. Proses mengedit mungkin bisa 1-2 minggu.


5. Buatlah Ringkasan dengan Baik
Banyak penulis yang masih belum bisa membedakan synopsis dan blurb. Sinopsis cerita atau prmis ceita adalah ringkasan cerita yang kita tulis. Biasanya penerbit/editor akan membaca ringakasan ceritanya dulu sebelum membaca. Didalamnya tergambar jelas penokohan, plot, konflik, hingga endingnya. Bukan seperti blurb yang ada di belakang buku.

6. Ruang kerja
Penulis memang berhak memiliki ruang kerja. Tapi sebagi pemula, nggak perlu terlalu muluk-muluk hanya ingin menulis di sisi pantai nan biru. Menulislah di mana saja. Doronglah diri kita sendiri, bahwa kita adalah penulis yang gigih untuk menyelesaikan sebuah tulisan, dan tidak tergantung dengan tempat yang harus nyaman ono-ini.

7. Pengamat
Banyak mengamati keadaan untuk menangkap ide-ide segar. Penulis yang baik adalah pengamat yang baik pula.

8. Jangan Takut Gagal dan Sukses
Saat masuk proses menulis, jangan berpikir dulu tentang penerbitan, tentang cek royalti, tentang ulasan di blog si anu, atau  jawabn wanacara  saat novel kita nanti masuk   dalam daftar buku terlaris.  Pikirkan itu sebelum atau nanti sesudah proses menulis. Dalam masa menyelesaikan satu tulisan untuk satu buku, fokus saja, menulis yang baik dan nyaman untuk diri kita.

9. Menulis untuk Kesenangan Diri
Pastikan selama menulis kita benar-benar senang, begitu juga setelahnya. Kita sebaiknya benar-benar senang dan puas dengan apa yang kita tulis, edit dan tulis ulang. Itu sebabnya perlu passion dan cinta dalam menulis.  Jika kita senang saat menulis, semoga menular kepada pembaca.

10. Mood

Jangan tergantung mood. Menulislah dengan disiplin. Kalau memang kita tergantung mood, maka kita belum bisa menjadi orang yang merdeka. 


Oke, jadi penulis baru memang bagian dari proses. Nikmati. Pada saatnya kita akan melampaui hal-hal sulit seperti kurang motivasi, tergantung mood, dan gangguan lainnya.

Thursday, August 27, 2015

10 Hal yang Perlu Dimiliki Penulis


Kalo penulis punya alat tulis seperti laptop atau komputer itu sudah tidak aneh. Tapi ada beberapa printilan lain yang harus dimiliki kalo siapapun yang sudah memutuskan jalur penulis sebagai lahan menjala uang:


1. Kamu mungkin beranggapan hanya ingin punya rekening bank syariah karena keyakinanmu. Oke, buatlah satu. Tapi biar bagaimanapun kamu tetap harus memiliki satu nomor rekening dari bank sejuta umat. Karena biasanya perusahaan besar, penerbit, markom berharap penulis punya rekening di bank sejuta umat itu untuk memudahkan transfer dan terhindar dari biaya transfer. Nggak perlu banyak alasan. Kalau memang keukeuh nggak mau buka rekening di sana, paling nggak keluarga kamu punya (orangtua, kakak, adik, suami/isteri), jangan pakai rekening tetangga ya.


2. NPWP. arena sekarang amsalah pajak lagi getol-getolnya. Biar kamu nggak dipotong PPH yang lumayan gede nilainya, sebaiknya kamu mengurus NPWP. Kalau merasa berat, pastikan suami/isetri atau ayah/ibu punya NPWP sehingga kamu bisa nebeng. Cuman ... apa susahnya ya ngurus NPWP sendiri?



3. Alamat email. Ini juga harus punya ya. Kalo nggak punya alamat email hari gini itu keterlaluan. Siapkan pula tandatangan versi digital jika ada tandatangan kontrak melalui e-mail.



4. Akun Socmed. Ini sebaiknya kamu punya juga buat networking (jangan baca: pedekate sama editor), bisa juga buat promo, bahkan jualan kalo mau. Nggak perlu punya banyak-banyak akun socmed kalo nggak suka. Cukup satu saja, semisal facebook. Tapi kalo merasa eksis sebagian dari pintu rejeki ya buka juga akun twitter dan instagram.



5. Blog. Masa sih perlu? Ya. Saya nggak mau jelasin panjang lebar. Buat saja dulu, lalu aktif menulis setiap hari di blog, nggak usah panjang lebar. Yang pentng disiplin dulu. Rasakan manfaatnya 3-6 bulan ke depan.



6. Gadget. Minimal smartphone. Biar kamu mudah dihubungi dan menghubungi pintu rejeki. Bisa juga buat mengeksplore ide.Saya kadang bete kalau susah menghubungi penulis lewat telepon.



7. Aplikasi. Nah, ini juga harus dimiliki. Cari aplikasi buat smartphone kamu yang cocok untuk kegiatan kepenulisan. Mulai dai kamus, alat pencatat, perekam, sampai buat mendokumentasi. Hapus aplikasi game yang bikin buang waktu.



8. Kartu nama. MUngkin keberadaannya mulai disepelekan. Tapi percayalah, kita membutuhkannya. Terutama ketika ketemu potential user/buyer, menjalin networking, dan lain sebaginya. Sudah pada bikin kartu nama, kan? Bikin juga versi digitalnya.



9. Alat tulis manual. Jangan sepelekan ya mentang-mentang ada smartphone, malas membawa pulpen/bolpoin atau notes. Kita tetap membutuhkan yang alat tulis manual ini. Siapa tahu ada yang harus ditandatangani secara manual sesegera mungkin.



10. .... (isi sendiri ya, biar ikut mikir)





Wednesday, August 26, 2015

Ke Bandung, Jangan Lupa Mampir ke Museum Sri Baduga



Banyak teman saya yang kerap ke Bandung mengaku tak tahu menahu soal Museum Sri Baduga. Padahal hampir semua obyek wisata sudah dikunjungi mereka bersama keluarganya masing-masing. Mungkin karena letaknya di Jalan BKR 185, Tegallega, yang jauh dari outlet baju dan tempat kuliner.

Saya sendiri baru datang ke Museum sri Baduga belum lama ini untuk kedua kalinya. Kali pertama lebih dari 20 tahun silam saat masih kuliah. Kedatangan saya juga karena mengantar anak saya, Akhtar, wisata edukasi dari sekolahnya.







Lumayan terkejut juga ketika masuk ke dalam museum yang dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Barat ini. Sangat jauh lebih baik ektimbang yang saya kunjungi pertama kali. Dari depan saya sudah melihat sentuhan modern museum yang diresmikan pada 1974 ini.

Nama museum ini sendiri diambil dari nama seorang raja Padjadjaran seperti yang ditulis di batu tulis Bogor.  Memang sedikit asing bagi kebanyakan nama tersebut karena kerajaan Padjadjaran sendiri nyaris tak ada bekasnya yang bisa dilihat.

Museum yang  terbuka untuk  umum  ini memiliki koleksi dari jenis koleksi Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Keramik, Seni Rupa dan Teknologi. Setidaknya 5.367 buah koleksi tercatat di sini. Yang paling banyak adalah koleksi rumpun Etnografika yang berhubungan dengan benda-benda budaya daerah. Jumlah koleksi tersebut tidak terbatas pada bentuk realia (asli), tapi dilengkapi dengan koleksi replika, miniatur, foto, dan maket. Benda-benda koleksi tersebut selain dipamerkan dalam pameran tetap, juga didokumentasikan dengan sistem komputerisasi dan disimpan di gudang penyimpanan koleksi.





Museum Negeri Sri Baduga yang berhadapan dengan Monumen Bandung Lautan Api, dirintis sejak berbentuk bangunan suhunan panjang dan rumah panggung khas Jawa Barat yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern; adapun bangunan aslinya tetap dipertahankan dan difungsikan sebagai ruang perkantoran.

Penyajian koleksi membuat saya terkesan karena ditata dengan baik agar pengunjung dapat memperoleh gambaran tentang perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa barat, corak dan ragamnya, serta fase-fase perkembangan serta perubahannya.

Di lantai satu saya bisa melihat perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini digambarkan sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat, antara lain dengan menampilkan benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga jaman Hindu-Buddha.

Di lantai kedua meliputi materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan transportasi; pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa,dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Adapun lantai tiga, memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing.



Di museum ini juga ada ‘bioskop’ untuk menyaksikan sekilas tentang sejarah Jawa Barat yang berhubungan dengan koleksi di museum.

Anak-anak pasti akan suka melihat koleksi di dalam museum ini. Apalagi jika anak-anak kita tertarik dengan hal-hal bersejarah.


Bagi yang hendak berkunjung, Museum Sri Baduga dibuka pada hari Senin s/d Jum'at pukul 08.00 s/d 15.00 WIB, Sabtu dan Minggu pukul 08.00 s/d 14.00 WIB, hari libur nasional lainnya tutup.

Tuesday, August 25, 2015

Lima Novel Indonesia yang Paling Ditunggu Difilmkan



Mengangkat novel bestseller ke layar lebar sudah menjadi tradisi di Indonesia. Formula ini cukup menguntungkan bagi industri perfilman. Sebut saja Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta. Nah, berikut ini adalah lima novel bestseller karya penulis Indonesia yang hingga saat ini dinantikan kehadirannya dalam wujud film layar lebar.

Dilan



Novel Dilan karya Pidi Baiq ini  sudah terbit dua judul dan keduanya mencatat rekor best sellers. Bercerita tentang kisah asmara masa SMA Dilan dan Milea dengan setting Bandung pada tahun 1990-an. Cukup menantang karena wajah Bandung yang dilukiskan di novel itu sudah berubah jauh.
Hal menantang  lainnya adalah pemilihan pemeran tokoh Dilan dan Milea. Sosok Dilan di dalam novel tidak pernah digambarkan ganteng namun mampu menarik. Selain itu harus bisa naik motor modif dan ngetrek di jalanan.

Ayah



Novel dari penulis best bellers Andrea Hirata ini banyak diimpikan ke layar lebar karena keberhasilan sebelumnya, yakni novel ke film  Laskar Pelangi. Novel ini ber cerita tentang hubungan ayah dan anak. Sabari, seorang laki-laki yang hanya mencintai dan sangat mencintai satu perempuan, Marlena. Bahkan bersedia menjadi ayah dari anak yang jelas bukan kandung. Menyayangi Zorro sepenuh hati, membesarkannya dengan cerita dan puisi, mengajarkan kebaikan hati dan ketulusan. Sayang, Lena diceritakan sebagai perempuan yang hanya menolak dan sangat membenci Sabari. Mungkin karena rupa Sabari yang tidak enak dipandang, sedang Lena adalah perempuan dengan senyum menawan.

Sabtu Bersama Bapak



Novel Karya Aditya Mulya ini bercerita tentang seorang bapak bernama Gunawan Garnida, yang memiliki seorang istri bernama Itje dan memiliki 2 orang anak; Satya dan Cakra. Sang bapak menderita kanker ketika kedua anaknya masih berusia muda. Menyadari umurnya yang tak lama lagi, sang bapak punya ide brilian untuk tetap 'menemani' langkah hidup anak-anaknya hingga mereka dewasa tanpa kehilangan sosok seorang bapak. Maka, sebelum meninggal, beliau memutuskan untuk merekam ratusan video dirinya bermodal sebuah handycam, yang berisi pelajaran hidup dan nasihat-nasihat—dengan bantuan sang istri.

Rindu



Novel Rindu karya Tere Liye ini bercerita mengenai kerinduan penumpang kapal Blitar Holland untuk menunaikan Ibadah Haji. Cerita ini berlatar tahun 1938, sehingga naik haji pada zaman itu merupakan perjalanan berbulan-bulan penuh perjuangan mengorbankan banyak waktu, tenaga harta bahkan nyawa.

“Setiap perjalanan selalu disertai oleh pertanyaan-pertanyaan.” Maka, kisah dalam buku ini adalah tentang pertanyaan-pertanyaan itu sendiri. Terdapat lima pertanyaan yang dibawa oleh penumpang kapal Blitar Holland, yang nantinya pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab seiring melajunya kapal Blitar Holland

In a Blue Moon




Novel karya penulis Illana Tan ini bercerita tentangLucas Ford, pemilik sebuah restoran terkenal bernama Ramses. Pada bulan Desember yang dingin, Lucas dikejutkan oleh rencana gila kakeknya, Gordon Ford. Kakeknya ternyata telah menetapkan seorang gadis bernama Sophie Wilson untuk menjadi tunangannya. Jika saja Sophie Wilson bukan seseorang yang membencinya, tentu masalahnya tidak serumit ini. Di sisi lain, tentu saja Sophie tidak setuju ditunangkan dengan orang yang pernah membuat hidupnya susah di masa lalu. 

Dilmah Real High Tea Challenge Cafes & Restaurants, Antara Enid Blyton dan Tradisi Minum Teh




Pernah menjalankan tradisi  minum teh pada sore hari? Saya pernah ketika masih anak-anak malah. Saat itu saya sedang tergila-gila dengan buku-buku karya penulis Inggris Enid Blyton. Entah di seri Lima Sekawan, Sapta Siaga ataupun Pasukan Mau Tahu selalu ditulis adegan ritual minum teh sore-sore ditemani biskuit ataupun sandwich.

Gara-gara baca novel-novel detektif cilik itu, saya dan teman-teman sering melakukan duduk-duduk manis sambil minum teh dan kue. Saat itu merasa keren-keren saja bisa mengikuti tokoh-tokoh fiktif kesayangan kami. Padahal teh yang kami seduh hanyalah teh kualitas abal-abal karena lebih banyak tangkai daunnya.


Saya juga baru tahu bahwa teh yang terbaik adalah bagian dua dauh pucuknya beserta satu putik bunganya. Hal ini seperti yang dilakukan perusahaan teh asal Srilanka Dilmah Tea dalam memilih teh berkualitas untuk kemudian dijual ke seluruh dunia.

Nah, untuk kembali memasyrakatkan tradisi minum teh pada sore hari yang baik danbenar, Pendiri Dilmah Tea  Merril J. Fernando merancang sebuah kompetisi bernama Dilmah Real High Tea Challenge (RHTC) sejak 2007.     Maksudnya, agar acara minum teh sore-sore tetap terhaga ekasliannya, kreativitas, dan konektivitas dengan teh itu sendiri. Maklum deh, dulu itu the kan memang minuman raja-raja dan para bangsawan.

Mulai tahun ini kompetisi Dilmah RHTC ini mulai digelar di Indonesia. Setidaknya dua kota besar sudah siap menggelarnya, yakni Jakarta dan Surabaya. Maklum, keduanya memang terkenal dengan tempat-tempat hangout yang cocok buat ngeteh. Dilmah RHTC yang  digelar di cafe dan restoran ini juga bertujuan meningkatkan minat masyarakat berkunjung pada jam-jam High Tea disajikan, yakni pukul 15.00-18.00.

“Teh bukan sekadar baik untuk kesehatan atau mempererat hubungan dengan teman dan keluarga, teh juga dapat menawarkan kemewahan, sekaligus berpadu indah dengan seni gastronomi. Inilah yang berusaha diangkat melalui Dilmah RHTC Café and Restaurant,” ungkap putra Merril J. Fernando, Dilhan C. Fernando melalui siaran persnya.

Kompetisi Dilmah RHTC Cafes & Restaurants Indonesia akan digelar pada 31 Agustus hingga 2 September 2015 untuk Jakarta, sedangkan di Bandung pada tanggan 7 dan 8 September 2015.  Item perlombaan meliputi tiga hal yakni, hot tea pairing dish, mocktail or cacocktail pairing dish, dan tea inspire cuisine.

Dewan juri terdiri dari Eliawati Erly selaku Brand Ambassador Dilmah Indonesia sekaligus mewakili PT. David Roy Indonesia (Sole Agen Dilmah di Indonesia) dan Celebrity Chef. Pemenang akan mendapatkan uang cash dan sertifikat.


Saya tentunya akan hadir sebagai food blogger, soalnya ada kompetisinya juga untuk blogger yang menulis acara Dilmah RHTC Cafés and Restaurants 2015 ini. Tunggu ya liputan saya.

Dua Polisi Ganteng Ini Masuk TV Gara-gara Blogger



Sosok Bripda Anggi Trio Putra dan Handy Aziz Haekhal mendadak tenar di layar kaca. Bermula ketika seorang blogger menulis kedua polisi ganteng ini di blognya, lalu diboost oleh Viva.co.id dan situs berita lainnya.

Kekuatan blog saat ini memang sudah terbukti dalam mendongkrak prestasi seseorang ke permukaan. Anggi dan Handy semula adalah polisi biasa yang hanya terkenal di Instagram. Anggi memiliki bakat lain, yakni menyanyi, sedangkan Handy memiliki bakat sulap.

Seorang blogger kemudian mewawancarai keduanya secara tertulis, kemudian memuat di blognya. Postingan blog itu kemudian di submit ke log.viva.co.id. Ternyata kabar tentang keduanya begitu meluas hingga ke social media.

Tak pelak lagi, para kreatif televisi mengendus keduanya dan melihat mereka memiliki peluang untuk menjadi selebritis baru.

Anggi yang berasal dari Polda Sumatera Barat kemudian dipanggil ke Jakarta untuk diwawancarai di acara Hitam Putih milik Trans7. Anggi kemudian juga muncul di acara panggung dangdut MNCTV yang digawangi Julia Perez.



Sementara itu Handy yang merupakan anggota Brimob Polda Metro Jaya, hanya dalam waktu singkat langsung diajak masuk acara Seputar Indonesia milik RCTI dan malam ini akan muncul secara live di acara  music MNCTV.

Apakah nasib keduanya akan seperti Norman kamaru yang kemudian meninggalkan seragam polisinya? Kita lihat saja.


Yang jelas, blogger yang menulis mereka tetap menulis orang-orang hebat yang tidak tampak di permukaan. Karena blogger itu percaya, Internet bisa menjadi kekuatan untuk mengubah hodup seseorang yang memang memiliki prestasi. Dan blogger itu adalah saya. J







Monday, August 24, 2015

Wow, Jadi Blogpost(s) of The Month di indonesianfoodblogger.com




Jujur saja, saya tertarik untuk mengulik tentang kuliner sejak lama. saya juga kerap sharing foto-foto makanan sejak lama pula di sosmed. Tapi rasanya belum lama saya bergabung di komunitas http://indonesianfoodblogger.com/.

Bermula ketika beberapa bulan lalu saya mencari lomba blog di Google. lalu ketemu dengan group Indonesia Foodblogger di Facebook. Saya pun ikut lombanya, tapi gagal menang. Mungkin karena saya nubie.

Saya pun kemudian ikut aktif di website dengan menyimpan link dari blog saya ini, tulisan-tulisan bertema kuliner. Kebetulan sekali, di Bandung yang banyak kulinernya, sering sekali mengundang blogger setiap ada event.

Tidak banyak persyaratan ribeut untuk menjadi anggota dan aktif di komunitas satu ini. Yang penting suka nulis kuliner.


Kebetulan sekali di komunitas ini kerap dilakukan blogger of the mont. Dan alhamdulillah ... voila! Saya masuk dalam deret pengumuman terbaru.  Senangnya jika tulisan kita diapresiasi dengan baik.  Apalagi dikasih hadiah juga.

Hal ini membuat saya semakin semangat menguli kuliner di blog. Semoga tetap konsisten. Aamin.

Makan Sore Keluarga di Richeese Factory






Beberapa hari belakangan ini saya teramat sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan lainnya. Sampai-sampai anak saya berusia 10 tahun protes,” Pengen makan di luar.”

Sudah lama kami memang tidak makan di luar rumah. Alasannya, kami harus mengirit alokasi pengeluaran untuk jajan. Terutama semenjak isteri saya memutuskan untuk membeli mobil secara kredit. Maklum deh, sekali makan di luar rumah walaupun hanya bertiga, setidaknya bisa bocor sampai minimal Rp200.000. Tapi umumnya sampai menyentuh angka Rp300.000.


Akhirnya saya memenuhi keinginan anak saya . Tapi saya ingin yang tidak terlalu jauh dari rumah dan budget nggak terlalu mahal. Akhirnya saya buka aplikasi Opensnap di smartphone android saya.  Saya pun segera menemukan fitur ‘Terdekat’. Sebelumnya saya setting dulu kota tinggal saya, yakni Bandung, dan juga gprs. Tidak pakai lama, keluarlah rekomendasi tempat makan.
  

Ketika saya ubek-ubek dan menawakan ke anak saya satu persatu, ternyata dia menolak semua yang disebutkan. Anak saya malah pengen makan di Richeese Factory. Saya pun segera membuka membuka fitur cari yang bergambar lup. Saya ketik Richeese, langsung nongol rujukan ke Richeese terdekat, yakni di Jalan Soekarno Hatta Bandung.


Kami pun segera menyambangi lokasi yang hanya sepuluh menit dari tempat saya. Saya suka tempatnya karena parkirnya luas. Dan kebetulan nggak terlalu ramai sore itu. Isteri dan anak saya memesan fire wings paket dengan tea manggonya. Saya juga pesan yang sama, hanya kentangnya saya lebih suka barbeque chessy wedges ketimbang french fries.

Menurut saya, sayap ayam versi Recheese ini memiliki kekhasan dibandingkan tempat makan lainnya. Terutama karena krim keju yang menimbulkan sensasi berbeda, selain bumbu pedasnya yang berjenjang.

Kalau anak saya sih suka makan di sini, cuman herannya dia tak pernah menghabiskan ayamnya. Favoritnya ya french fries. Untungnya saya bisa membantu menghabiskan sisa sayap ayam yang dipesannya. Hehehe.

Tak lupa kami mencicipi cookies and crème yang harganya hanya Rp10.000 untuk cuci mulut. Rasanya lumayan. Sesuai harganya.

Saya foto-foto juga makanan yang ada di meja. Klik. Sekarang karena sudah ada Opensnap, saya nggak perlu share di sosmed saya lainnya. Cukup di Opensnap, nanti tinggal dishare lewat Opensnap. Saya juga bisa kasih rekomendasi bintang dan review karena saya suka. Siapa tahu ada foodist lain yang perlu rekomendasi.

Senja makin larut. Kami memutuskan pulang ke rumah. Oh iya, harga yang kami harus keluarkan untuk bertiga sesuai budget yang saya harapkan. Nggak terlalu mahal. Lagipun, sebenarnya bukan soal makannya yang kami tuju, tapi kebersamaan makan di luar rumah di sore hari. Sekali-kali makan di luar rumah itu perlu untuk menghilangkan kebosanan makan di rumah. Yang penting sesuai budget.

Anak-anak, Nasionalisme, dan Perayaan Kemerdekaan RI


Peringatan kemerdekaan HUT Kemerdekaan RI tahun ini menjadi momen yang paling ditunggu untuk anak saya. Tahun lalu, menjelang tanggal 17 Agustus, anak saya jatuh sakit dan harus masuk rumah sakit. Padahal dia sudah lama menantikan acara lomba untuk anak-anak di komplek kami.

Saya jadi berpikir, apakah yang membuat anak saya yang berusia 10 tahun itu selalu semangat setiap menyambut Kemerdekaan RI? Apakah karena acara kompetisi untuk anaknya, keriuhannya, atau memang dia sedang berproses tumbuh semangat nasionalismenya?

Seorang teman saya pernah mengatakan tidak begitu percaya bahwa lomba-lomba untuk anak di peringatan hari kemerdekaan bisa menumbuhkan semangat nasionalisme. Di Korea Selatan, pemerintahnya tidak pernah menggerakkan rakyatnya untuk menyemarakkan hari kemerdekaan Korea selatan yang selisih dua hari dengan negara kita.

Kemerdekaan Korsel hanya dirayakan dengan upacara bendera. Tak ada umbul-umbul maupun semarak lomba. Tak ada hiasan gapura pula. Tapi, siapa yang bisa menyangsikan bahwa bangsa Korea Selatan tumbuh, maju dengan semangat nasionalisme yang tinggi.

Memahami Psikologis Anak

Tepat hari pelaksanaan lomba perayaan hari Kemerdekaan RI di komplek rumah kami, anak saya sudah tak sabar untuk pergi ke luar rumah. Dia langsung mendaftar untuk beberapa lomba sekaligus, seperti lomba makan kerupuk, gigit koin, tangkap belut hingga sepeda hias.

Dari semua yang diikutinya, tak ada satu pun yang dimenangkannya. Kecewa? Sama sekali tidak tampak di raut wajahnya. Dia tetap merasa senang karena bisa bermain bersama teman-teman di komplek yang jarang sekali bisa ditemuinya. Hampir semua anak di komplek disibukkan dengan kegiatan sekolah dan les di bimbingan belajar.



Dapatkah lomba-lomba ini menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak-anak?  Berdasarkan pendapat  Psikolog Anak, Ine Indriani MPsi, menanamkan nilai cinta Tanah Air bisa dimulai sejak dini. Bahkan sejak usia balita sekalipun. Cinta tanah air bisa ditumbuhkan sejak kecil melalui aktivitas yang menyenangkan dan sesuai usia, ucapnya seperti dikutip Republika on Line, Minggu (16/8)

Momen perayaan hari kemerdekaan RI, dengan beragam acara  seperti lomba, panggung hiburan, tasyakuran dan acara lainnya, merupakan kesempatan  untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air.

“Misalnya dengan mengajak anak ikut lomba 17 agustusan. Selain itu bisa juga dorong anak agar mau mengisi acara 17-an atau pasang bendera merah putih di rumah. Perayaan hari nasional lainnya juga bisa menjadi momen untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air,” saran Ine.

Saya pun mengamati lebih seksama anak saya dan teman-temannya selama perayaan Kemeredekaan RI.  Memang sulit menakar apakah kemudian semangat cinta tanah air itu sudah tumbuh atau tidak. Tapi dengan melihat mereka mau berpartisipasi di acara lomba yang seberapa hadiahnya itu, saya menyadari semangat nasionalisme itu sedang berproses.



Anak saya misalnya, dia langsung protes ketika melihat ada tetangga di dekat rumah yang tak memasang bendera. Dia juga bersemangat meminta untuk diajak ke tempat-tempat bersejarah dan berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia, seperti monument perjuangan dan museum.

Terus Berproses

Saya pun akhirnya menyadari, perayaan Kemerdekaan RI ini hanya satu dari banyak hal yang bisa dijadikan momen untuk meningkatkan semangat nasionalisme, serta jiwa patriotisme kepada anak saya.

Seperti dikutip Berita Satu, Ratih Zulhaqqi, M.Psi, seorang psikolog anak dan remaja dari RaQQi Consulting,  menumbuhkan rasa nasionalisme bisa dilakukan berbagai kegiatan. Misal, mengajak anak untuk menggunakan Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari dengan baik dan benar, membeli produk buatan Indonesia, traveling di dalam negeri hingga membacakan buku cerita perjuangan pahlawan.

Mungkin, itu sebabnya di Korea selatan tidak pernah merayakan hari kemerdekaannya, lantaran mereka punya banyak cara lain sehingga bangsanya punya semangat nasionalisme tinggi. Salah satunya yang tidak ada di Indonesia adalah program wajib militer.



Saya sendiri sejak lama berprinsip akan menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak sejak dini. Karena pada era yang semakin mengglobal ini, ancaman lunturnya semangat mencintai tanah air semakin besar. JIka tidak lagi mencintai negeri ini, sentah apa yang akan diberikan kepeda negerinya.
Beberapa hal yang saya lakukan di dalam menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak tanpa henti adalah sebagai berikut;

Mengenalkan sejarah negeri ini kepada anak.  Sangat mudah untuk memicu minat  anak mengenal sejarah negeri ini. Saya biasanya mengajak ke museum baik di kota sendiri maupun saat ke luar kota. Dengan melihat koleksi benda bersejarah, cerita, diorama, foto, dan lainnya, anak akan sangat tertarik belajar sejarah kemerdekaan.

Memberi contoh menjadi warga yang baik kepada anak. Ini juga merupakan salah satu cara menumbuhkan rasa nasionalisme kepada anak. Misalnya, menjaga kebersihan lingkungan, tertib lalu lintas.  Contoh lain yang juga mudah diparaktikkan adalah bangga emnggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta mencintai produk dalam negeri, terutama yang khas seperti batik.

Mengajak anak terlibat dalam kegiatan yang bersifat nasionalisme. Misalnya saja peringatan kemerdekaan RI, mengenakan baju adat setiap Rabu sesuai aturan pemerintah kota, pentas panggung hiburan rakyat, dan lain sebaginya.


Menurut saya, tugas menanamkan rasa nasionalisme kepada anak selayaknya memang orangtua terlibat. Jangan sampai seperti sebuah keluarga yang saya kenal. Orangtuanya di Indonesia, anak-anaknya tersebar berbeda warga negara. Tentu saja anak-anaknya itu bekerja dan berkarya untuk negara mereka. Bahkan, kalau perang pun mereka tidak akan membela negara orangtuanya.

Rahasia Sukses Empat Pengusaha Ini Dibongkar di Bandung Entrepreneurs Day 2015



Siapa yang tak tahu tayangan sitkom Preman Pensiun dan Bajaj Bajuri? Di balik sukses tayangan teve tersebut ada tangan dingin seorang pria bernama Aris Nugraha. Di acara Bandung Entrepreneus Day (BED) 2015, Sabtu (22/8), Aris Nugraha sengaja membongkar rahasia suksesnya. Tiga entrepreneur lainnya yang juga buka-bukaan adalah Yana Hawi Arifin (Keripik Karuhun), Akhmad Yani (Urband café), dan Sheena Krisnawati (EO HjabFest).

Saya datang ke acara BED 2015 karena tergiur dengan para pengisi acara yang ditampilkan pada poster iklan acara tersebut. Alhamdulillah, saya mendapat keuntungan sebagai blogger dari penyelenggara, yakni Bigpro Solusi Utama, beruapa tiket masuk gratis. Walaupun sebenarnya tiket masuk BED 2015 sendiri menurut saya terbilang murah yakni Rp200.000.

Dan ternyata apa yang saya harapkan itu terjadi juga, yakni mengetahui rahasia sukses mereka yang boleh dibilang sukses menekuni usaha mereka.

Aris Nugraha, Belajar Otodidak


Aris Nugraha hanya tamatan SMA. Meskipun demikian, dia selalu bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha. Mimpi itu tertanam karena sebagai penjual koran dan majalah kedaluarsa, Aris senang membaca berita tentang para pengusaha sukses.

Setelah cukup lama mengikuti dunia pertelevisian, pada tahun 2000 Aris mulai belajar secara otodidak secara khusus tayangan TV situasi komedi (sitcom). “ Saya lihat belum ada yang di Indonesia yang menekuni tema situasi komedi,” ucap pria asal Garut ini.

Setelah merasa mampu, Aris pun mulai memerhatikan situasi etnik Betawi di sekitarnya, lalu membuat contoh tayangan Bajaj Bajuri. “Saya tawarkan ke TransTV dan diterima,” katanya.

Berkat usaha dan keyakinannya yang kuat, tayangan sitkom itu kemudian booming pada tahun 2003. Nama Aris Nugraha pun amat diperhitungkan di pertelevisian Indonesia. “Saat itu kunci sukses saya adalah saya hanya ingin membuat sesuatu yang orang lain tidak bikin,” kata pria yang akhirnya sering disebut Mbahnya Sitkom.

 Tak mau berhenti jadi penulis skenario saja, Aris kemudian membuat sebuah perusahaan penulisan skenario dengan menghimpun anyak penulis. Namanya ANP. “Perusahaan ini menyediakan jasa penulisan skenario khusus komedi. Kami mengharamkan tema drama,” kata Aris yang kemudian menunjuk ayahnya menjadi komisaris di perusahaan itu.

Pada awalnya Aris mengajak 50 penulis untuk bergabung dengan ANP. “Saya yang mengajarkan mereka menulis komedi secara gratis,” katanya. 

Aris biasanya akan mengeluarkan penulis di ANP setelah tiga tahun bersama. “saya ingin mereka berkarya dan menjadi pesaing saya,” jelasnya penulis skenario dan sutradara Preman pensiun ini.

Secara garis besar, Aris memiliki rumusan sukses: membaca, bermimpi, action, sukses dan kemudian berbagi.

 Akhmad Yani, Jangan Lupa Berdoa

Pengusaha café dengan brand Urband Café ini mengungkapkan tiga kunci keberhasilannya, yakni bermimpi, berpikir dan bertindak. Pria ini mengawali karirnya sebagai seorang karyawan di perusahaan Jepang. Namun akhirnya memutuskan keluar dan memutuskan untuk berwirausaha.

Saat bermimpi, Kang Yani –sapaannya—juga mengingatkan agar tidak lupa berdoa. Karena bermimpi dan berdoa ini akan memperkuat diri menerima kenyataan. Dia member tips, agar ketika mulai berusaha juga memikirkan rasionalitas.

Menurutnya, jika memang baru mampu menjadi penjual sayur, ya coba nikmati saja dulu berjualan sayur.

“Tapi yang lebih penting lagi, jangan terlalu lama pada proses berpikir. Nanti nggak jadi-jadi usahanya,” tekan Kang yani.

Sheena Krisnawati, Keliru Tapi Beruntung

Semula Sheena Krisnawati terbiasa  menggelar acara pameran yang berhubungan dengan pemerintahan. Namun pada taun 2011, Sheena mulai mengenakan jilbab dan berkeinginan menggelar pameran untuk hijabers. Baru pada tahun 2012 Sheena berhasil mewujudkannya.

“Tapi itu pun terjadi kecelakaan sebenarnya. Tanggal di kontrak dengan pemilik gedung berbeda dengan tanggal yang saya rilis,” katanya. Tapi rupanya dia malah mendapat berkah, karena justru saat hari pertama HijabFest dibuka, bersamaan dengan adanya ujian SNPTN ITB di Gedung Sabuga yang dipakainya.

“Paling sulit bikin pameran itu kan mengundan pengunjung. Tapi saya waktu itu malah kebanjiran pengunjung hingga puluhan ribu,” tutur Sheena.

Tidak hanya sekali Sheena merasa beruntung. Pernah dia menggelar acara KickFest di Jogja yang tak satu pun EO mau mengambilnya. Tapi ternyata dengan mengundang Shaggy Dog, pamerannya malah harus menahan pengunjung yang membludak.

Hal sama juga terjadi ketika Sheena menggelar Bandung Air Show. Hanya sedikit orang yang mau berpartisipasi di acaranya itu. Tapi ternyata pada hari pertama saja, dia sudah kebanjiran pengunjung. “Sampai saya berdoa agar hujan besar biar pengunjung berkurang,” jelasnya.

Catatan yang penting dari bisnis EO ini ternyata adalah berani mengambil risiko dan tema yang unik untuk menggelar pameran.

Yana Hawi Arifin, dari Kripik ke Bengkel

Pengusaha keripik singkong pedas ini memulai bisnisnya karena melihat di kampungnya di Sukabumi banyak penjual keripikik singkong. Dia pun mengajak keponakannya bisnis keripikik singkong. Awalnya hanya berhasil menjual di bawah 100 bngkus di Car Free Day Dago, Bandung. Tapi kini sudah stabil.

“Saya mengawalinya dengan mimpi ingin punya penghasilan dua juta rupiah per hjari. Sejarang itu sudah tercapai,” kata Kang yana, panggilannya.

Tak ingin menandalkan satu bisnis, Kang Yana akhirnya merambah ke bisnis property dengan membuka beberapa komplek perumahan di Bandung dan Sukabumi. Tak sampai di sana saja, dia pun mulai membuka bengkel yang rencananya hingga 100 cabang.

“Sekarang saya punya mimpi ingin punya penghasilan 200 juta sehari,” katanyas ambil tersenyum.

Kekuatan mimpi ternyata menjadi salah satu rahasianya.


Saya bangga sekali bisa hadir di acara ini. Apalagi banyak kaum muda yang datang. "Kami senang karena merasa terhormat menyambut para pebisnis masa depan Indonesia di acara ini," ungkap CEO Bigpro Bayu Herdiawan yang akan menyelenggarakan acara serupa beberapa bulan lagi.