Babay saya temui sedang sibuk melubangi bagian atas batang pinang yang tergeletak di atanh. Dia mengerjakan semuanya begitu teratur, seperti sudah menjadi bagian rutin hidupnya.
"Saya sudah mengerjakan batang pinang ini lebih dari 20 tahun," kata Babay sambil terus bekerja saat saya bertanya.
Dia tampak semangat ketika kemudian membilah bambu. Tenaganya sangat kuat meskipun usianya sudah lebih dari seperempat abad. Babay bercerita, batang pinang yang dikerjakannya bukan dia yang menanam. "Saya membelinya dari pedagang pinang di Tasikmalaya. Sedangkan bagian atasnya pakai bambu dari Garut," jelasnya.
Batang pinang itu kemudian digarapnya sendiri. "Dalam sehari saya bisa membuat dua batang pinang untuk Tujuhbelas Agustusan," katanya. Bagian yang paling lama prosesnya adalah 'menyiksik' atau menghaluskan batang pinang. Yang lainnya relatif mudah.
Batang pinang yang kemudian dijualnya memiliki tinggi rata-rata sembilan meter. Untuk satu batang pinang , Babay yang memilih loksi berjualan di Jalan Soekarno Hatta, Bandung,ini mematok harga Rp600.000 per batang.
"Pembeli biasanya mulai ramai pada tanggal 18 Agustus. Sehari saya bsia menjual 10 batang pinang," jelasnya. Jika dihitung total, Babay bisa mengantungi jumlah uang Rp6 juta, walaupun kemudian harus dihitung biaya produksinya.
Harag Rp600.000 untuk batang pinang relatif murah saat ini. Beberapa pedang bahkan ada yang mebeli dari Babay kemudian enjualnya lebih tinggi. Di Jakarta sendiri, harga batang pinang kini sudah mencapai harga Rp600.000
0 komentar:
Post a Comment