Saat itu Tri Nanda Sari Rahmawati
Aulia baru pulang sekolah. Tiba-tiba sekumpulan anak-anak lelaki dari sekolah
lain menggodanya. Nana, demikian dia biasa dipanggil, mencoba tak mengubris
mereka. Alih-alih berhenti menggoda, kumpulan cowok malah menantang Nana. Tak
ayal tendangan maut pun mendarat ke rahang salah satu pria. Perkelahian pun
terjadi seru.
Cerita masa lalu itu tak bisa
dilupakan sosok cantik yang kemudian menjadi polisi wanita sejak 2 Desember
2012 di Biro Sumber Daya Manusia Polda Nusa tenggara Timur. Maklum, Nana memang
dulu dikenal tomboy. Bahkan dia lebih suka memilih berlatih kempo ketimbang
menari.
“Sejak SMP sampai sekarang aku
suka kempo karen merupakan olahraga beladiri yang keras. Kempo nggak hanya fokus
di tangan atau kaki saja, tapi keduanya. Menurutku, kempo itu keren banget,”
tutur penggemar sate ini semangat.
Tak cuma sekadar berlatih, Nana
malah mencicipi ajang pertandingan kempo hingga tingkat provinsi. “Saya selalu
dapat medali emas untuk gerakan peragaan atau embu. Entah jurinya suka gerakan
saya atau tampang saya. Heheheh,” katanya bercanda. Sementara untuk fight kelas
45kg, Nana harus puas dengan prestasi maksimalnya meraih perak.
Sayangnya, Nana tak bisa
melanjutkan prestasinya hingga tingkat nasional. Lantaran, kesibukannya sebagai
polwan benar-benar menyita waktunya. “Saya bekerja di bagian penerimaan
masyarakat yang ingin menjadi polisi yang kerjanya lumayan sibuk. Tapi kalau
ada waktu senggang, saya masih berlatih mengingat-ingat gerakan,” ungkap
pemilik instagram @nana_xandria ini.
Nana memang penuh perhatian dengan
pekerjaannya. Maklum, dia sendiri sempat merasakan betapa tdaik enaknya
merasakan kegagalan dan betapa manisnya keberhasilan. Kegagalan diperoleh penggemar
actor Tyler Posey ini saat mencoba masuk
IPDN. “Aku akhirnya malah ngedrop, malas masuk test ini-itu,” cerita motor
racing ini.
Orang yang kemudian paling
menyemangitnya tak lain adalah sang bunda. “Setiap pagi Mami selalu ngebangun
menyuruh aku olahraga. Sampai pernah bawain aku jerigen biar aku belajar renang
karena nggak bisa berenang. Akhirnya aku
mikir, mamiku kok semangat gini. Jadinya, aku move on buat daftar polwan,”
cerita Nana.
Jatah polwan di provinsi asal
Nana pun sempat membuatnya ketar-ketir. “Hanya menerima enam orang. Sementara yang
daftar sampai 500 lebih. Tapi ternyata aku bisa dapat ranking empat,” katanya
bangga. Yang lebih membuatnya senang, setelah mengikuti sekolah polwan, nana
punya banyak teman dari seluruh Indonesia.
“Bekal saya masuk polwan hanya percaya
diri saja. Dulu ada anggapan kalau mau jadi polisi harus bayar sekian-sekian.
Nggak ada itu.Dan bagi wanita yang ingin jadi polwan, tipsnya adalah niat yang
kuat dan rajin olahraga,” kata Nana yang merasakan betul kepercayaan dirinya
juga muncul karena berlatih kempo.
^_^
0 komentar:
Post a Comment