Sudah lama saya menyimpan destinasi impian ke provinsi paling timur di
Indonesia ini. Tepatnya, sejak saya melakukan perjalanan literasi ke sejumlah
provinsi di Indonesia. Itu sebabnya ketika mendapatkan undangan untuk datang ke
Papua, benar-benar merasa impian saya menjadi nyata.
Mata sudah mengantuk saat mau ke pesawat. |
Hal paling menyenangkan lainnya adalah saya berangkat bersama
dengan para sastrawan yang akan melakukan kegiatan kampanye literasi Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB).
Mulai dari Taufik Ismail, Jamal D Rachman, Arizal Nur, hingga Iman Soleh.
Kami berangkat dengan penerbangan Garuda Indonesia GA-656
Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Sentani pukul 23.20 – 06.45 pada tanggal
2 Juni 2015. Sejujurnya saya bukanlah penggemar penerbangan malam karena kalau
susah tidur, tapi karena efisiensi waktu tidak ada piihan lain.
Check in dengan Garuda Indonesia bukan perkara sulit dan harus
mengantre panjang karena jumlah boothnya
banyak. Di sanalah saya ditanya tentang Garuda Miles saya. Saya bilang sudah
mendaftar tapi kartunya belum dikirim. Petugas check in membolehkan saya
menyebutkan nomor saja. Ya, mudah-mudahan saja dengan penerbangan ini point
saya bertambah dan kasta member saya berubah dari blue.
Saat masuk ke pesawat, mata saya sudah tidak tahan menahan
kantuk. Begitu awak kabin dengan ramah menunjukkan seat saya, segera saya
menyimpan tas bawaan, kemudian saya duduk dan tidur lelap.
Hampir tiba |
Saya benar-benar terbangun ketika satu jam mendekati tujuan awak
pesawat mengumumkan kondisi cuaca yang kurang baik. Saya lihat ke luar jendela
memang berawan. Tapi entah mengapa saya merasa santai. Saya putar film di LCD
yang terpasang di depan saya sambil sesekali melihat ke luar jendela pesawat.
Papua nan Cantik
Bukit Polimak dan Pantai Kupang nan cantik |
Pagi hari akhirnya pesawat Garuda yang saya tumpangi berhenti
di Bandara Sentani. Saya merasa tidak ingin cepat-cepat mendarat lantaran sebelumnya
tadi saya melihat pemandangan menakjubkan dari jendela pesawat. Ya, pemandangan
Danau Sentani dengan hamparan pulau-pulau kecil nan cantik.
Perjalanan harus dilanjutkan. Saya bersama rombongan kemudian
check out, dan melanjutkan perjalanan darat menuju ke Jayapura. Acara utama saya dan rombongan adalah keesokan harinya. Jadi
hari pertama saya sampai saya gunakan benar-benar untuk menimati keindahan alam
Jayapura dan sekitarnya.
Saya merasa beruntung karena ditempatkan di hotel di kawasan
Pantai Kupang. Jadi saya dapat menikmati kecantikan Pantai Kupang dan Bukit
Polimak kapan pun. Tidak puas dengan di sekitar hotel saya pun pergi ke Teluk
Youtefa untuk melihat dari dekat pemandangan yang dulu pernah saya lihat ketika
TVRI menutup siarannya setiap malam.
Sayang waktu tak cukup mengeksplore Teluk Youtefa |
Taman Teluk Youtefa memiliki luas 1.675 hektar. Secara Geografis kawasan
Taman Wisata Teluk Youtefa terletak antara 02°31´ 00¨ – 02°42´ 00¨ lintang
selatan, serta 142°37´ 00¨ – 142°48´ 00¨. Sisi utara dibatasi oleh Tanjung Pie, timur
dibatasi oleh pantai timur Teluk Youtefa, perbukitan Gunung Mer dan gunung
Tiahnuh dan sebagian ruas jalan Entrop-Abepura.
Sisi selatan berbatasan dengan sebagian ruas jalan raya Abepura-Nafri, barat
berbatasan dengan perbukitan gunung Sesekokyamokah.
Menimati kecantikan Teluk Youtefa |
Yang menakjubkan, saya dapat melihat bukit perbatasan dengan Papua New
Guinea dari sisi jalan Teluk Youtefa.
Semula saya ingin naik ke Bukit Polimak, namun seorang teman
melarangnya karena di beberapa kawasan di Jayapura kalau sedang tanggal muda kerap jadi
tempat minum-minum alkohol sampai mabuk. Akhirnya saya putuskan untuk keliling
kota Jayapura yang sangat maju, jauh dari bayangan saya.
Keesokan paginya, usai shalat Subuh, saya sengaja keluar
hotel menyusuri Pantai Kupang, lalu berburu matahari terbit. Betapa
bersyukurnya saya ketika akhirnya dapat melihat matahari terbit dari timur di
provinsi paling timur di Indonesia ini. Buru-buru saya mengabadikannya dengan
kamera.
Menyalakan Literasi di
Papua
Antusias literasi remaja Papua. |
Siang pun beranjak. Saya mengikuti rombongan ke aula
Universitas Cendrawasih di Abepura untuk melakukan kampanye literasi SBSB. Tadinya
saya mengira pesertanya hanya beberapa ratus siswa SMA dan SMK, ternyata lebih
dari 1000 siswa. Hal ini membuat saya semangat untuk berbagi tentang literasi
kepada mereka.
Tari Yospan yang enerjik. |
Mereka juga membawakan tari modern hip-hop dan K-pop seperti
layaknya remaja kota metropolitan.
Setelah dibuka resmi oleh pejabat setempat, giliran sastrawan
beraksi membacakan puisi bergantian kendati sound
system kurang optimal. Para siswa sebagian besar tekun menyimak. Dan sepertinya
mereka benar-benar dinyalakan keingintahuan tentang literasi.
Taufik Ismail membacakan puisinya. |
Para siswa antusias bertanya. |
Hal tersebut dapat dilihat pada saat mereka dipersilakan
bertanya kepada para sastrawan. Semua berebut bertanya hingga harus dibuat
antrean. Begitu pula sesusai acara, mereka berebut minta selfie bareng bersama
para sastrawan. Sungguh, hal-hal seperti inilah yang membuat saya selalu
meggebu-gebu untuk melakukan perjalanan literasi di Indonesia. Melihat semangat
literasi di mata para remaja.
Kembali dengan Garuda
Boarding pass untuk kembali. |
Selalu ada waktu untuk kembali betapapun saya jatuh cinta
kepada Papua. Rasanya berat hati meninggalkan tanah ini. Apalagi saya
mendapatkan banyak teman baru di sini. Entah itu perantau maupun penduduk asli.
Mereka semua ramah dan terbuka.
Itu sebabnya ketika dalam perjalanan menuju ke Bandara
Sentani kami mendapat kabar tidak dapat melewati jalan yang sama dengan saat datang,
agak kaget juga. Ada apa? Ternyata di sekitar Universitas Cendrawasih di
Abepura ada demo menuntut kemerdekaan Papua.
Kawasan perbukitan entrop dengan langit biru. |
Akhirnya, pengantar kami memutuskan untuk mengambil jalan
memutar lewat kawasan Entrop. Dan ternyata ini adalah berkah buat saya. Karena jalan
yang kami lewati adalah perbukitan hijau yang sangat indah. Bahkan kami sempat
turun dari mobil untuk berfoto-foto di perbukitan.
Berharap bisa menginjak Gugusan pulau di Danau Sentani |
Ketika dari jendela pesawat melihat gugusan pulau di Danau Sentani,
saya bergumam dalam hati, “Aku akan kembali ke sini untuk liburan yang lebih
lama bersama keluargaku. Aamin.”
Biar nggak terlalu mahal, harus cari juga promo menarik dari
Garuda Indonesia kali ya.
Akhirnya tiba juga kartunya Garuda Miles saya. |
0 komentar:
Post a Comment