Efek membaca adalah mimpi. Dan mimpi bisa terwujud kapan saja. Itu yang terjadi setelah saya membaca laporan Terios 7 Wonders Tangguh di Merapi. Saya timbul hasrat untuk ke Merapi. Dan seminggu lalu mimpi itu terwujud. saya bisa melihat merapi dari dekat, dan mengenal sejarahnya, dari Ketep, Jawa tengah.
Yup, artikel bertajuk Blessing in Disguise Merapi adalah salah satu artikel yang saya suka dari sekian banyak tulisan menarik di e-mag Hidden Paradise.
Bermula ketika saya dan teman-teman kantor berkunjung ke tempat kediaman penulis novel Ayat-Ayat Cinta Habiburrahman el Shirazy atau Kang Abik, di Salatiga, Jawa Tengah, kami diajak melihat pertemuan dua gunung terkenal Merapi dan Merbabu. Tepatnya ke daerah Ketep. Agak asing, tapi bikin penasaran.
Dari Salatiga, perjalanan menuju Ketep harus melintasi jalan kecil yang berliku serta naik turun karena medannya memang mengitari kaki Gunung Merbabu. Kurang dari satu jam dengan mobil pribadi, akhirnya sampai juga di Ketep. Orang menyebutnya Ketep Pass.
Ketep Pass merupakan objek wisata di Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Obyek Wisata alam ini dikembangkan dengan ciri khas wisata pegunungan api, khususnya Gunung Merapi. Tepat 17 Oktober 2002, Ketep Pass diresmikan sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Ketep Pass berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luasnya kurang lebih 8000 meter persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari Mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Kota Boyolali, dan 30 km dari Candi Borobudur. Dari Kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan. Asal mahir berkendara, semua kendaraan bisa lewat jalan. Tapi tetap hati-hati karena banyak truk perkebunan, kadang mereka mogok pas di tanjakan.
Salah satu fasilitas menarika di Ketep Pass adalah Museum Vulkanologi. Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi. Di dalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi.
Di sini juga terdapat foto-foto para penunggu setia Gunung Merapi, seperti Mbah Marto dan yang lainnya. Keluar dari ruangan ini, pengunjung jadi tahu soal Merapi mulai dari letusan pertama pada 1006 hingga terkini.
Eh, ada teropong berjumlah dua buah. Masing-masing berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini, para pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi, Merbabu dan gunung-gunung yang lain. Kalau kurang puas juga ada penyewaan teropong daria penjaja jasa di sana.
Terus terang, saya betah berada di ketep menikmati keindahan Merapi dan Merbabu. Cukup lama kami duduk sambil ngopi di jajaran warung di area Ketep Pass. Tapi waktu yang terbatas, membuat kami harus segera meninggalkan.
So, berikutnya saya berharap bisa menjelajah ke tempat lainnya. Apalagi bersama tim Terios. Pasti Mantap!
foto-foto: Benny Rhamdani