Sunday, January 27, 2013

Sehabis Hujan di Brussel


(dimuat di HU Republika 22 Januari 2013)


Saat diajak seorang teman untuk bertandang ke Brussel yang singgah di kepala adalah wafel. Namun, bukan makanan lezat itu yang menjadi keputusan saya untuk mengunjungi ibukota Negara Belgia itu pada pertengahan Oktober lalu.

Saya tiba di stasiun kereta Gare du Midi hampir pukul 10, setelah tiga jam lebih berada di kereta cepat ICE dari Frankfurt, Jerman. Mas Andi Yudha yang tinggal di Brussel menjemput saya, dan langsung membawa saya berkeliling Brussel yang baru saja diguyur hujan.


Kekaguman saya terhadap kota Brussel sudah terbangun ketika melihat cantiknya stasiun kereta bawah tanah yang masing-masing memiliki tema dekorasi berbeda. Stasiun Anneessens dihiasi oleh karya seniman Alechinsky dan Dotremont, stasiun Bourse dipenuhi lukisan Paul Delvaux, stasiun Montgomery dilukis oleh Folon, dan yang paling menarik adalah stasiun Stockel yang memajang komik Tintin.

Tujuan pertama saya adalah mengunjungi landmark terkenal kota Brussel, yakni Grand Place yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia. Alun-alun seluas 68 x 110 meter ini dikelilingi bangunan tua yang terkenal dengan gaya arsitektur gothic dan baroque. Kawasan ini dibangun pada abad 10 semula untuk pasar induk. Turis yang berkunjung sangat padat karena akhir pekan.

Seperti umumnya kota tua di Eropa, jalanan di Grand Place terbuat dari batu granit persegi. Satu hal yang sedikit mengganggu untuk menghapal nama-nama jalan dan bangunan adalah digunakannya dua bahasa utama di Belgia, yakni Prancis dan Belanda. Akibatnya, semua tulisan dalam dua bahasa. Giliran saya yang bingung mengingat.

Bangunan yang megah, di sebelah kiri jalan masuk adalah balai kota atau Stadhuis dalam bahasa Belanda, dikenal juga sebagai Hotel de Ville (bahasa Perancis). Bangunan ini merupakan kantor walikota Brussel. Bangunan dengan menara dan bergaya gothic ini selesai dibangun pada tahun 1444.

Di seberang Town Hall, berdiri bangunan yang disebut dengan Maison du Roi (bahasa Perancis). Ada yang menyebutnya dengan Wisma Raja atau King’s house. Bangunan ini bercorak neo-gothic. Disebut juga Broodhuis dalam bahasa Belanda atau Breadhouse karena bangunan ini semula rumah kayu untuk berdagang roti pada awal abad 13. Kemudian pada abad ke 15 dibongkar menjadi bangunan megah dari batu. Bangunan megah ini dengan gaya baroque dengan ukiran yang detail di tiap pilar jendelanya. Dinamakan Wisma Raja karena memang pernah dijadikan tempat tinggal raja. Namun kini bangunan ini dijadikan museum.

Gedung megah lainnya adalah La Pigeon dan La Maison des Boulangers yang konon merupakan tempat tinggal penulis Perancis terkenal Victor Hugo. Namun kini dipakai untuk restoran, kafe dan keperluan lainnya. Gedung megah lainnya adalah Maison des Ducs de Brabant yang dulunya adalah tempat tinggal juga, namun sama seperti bangunan lainnya bagian bawah salah satunya difungsikan menjadi restoran.

Everard 't Serclaes
Keluar dari kawasan alun-alun, di sudut jalan Charles Buls, saya melihat kerumunan orang berusaha mengusap patung perempuan yang sedang berbaring. Semula, saya pikir itu patung Maryam, ternyata bukan. Patung itu adalah sosok pahlawan Brussel bernama Everard 't Serclaes.

Patungnya melukiskan sosok Everard yang terluka saat berjuang mempertahankan kota Brussel dari serangan musuh pada abad 14. Patungnya sendiri dibuat Julien Dillens pada abad 19. Konon, siapapun yang mengusap luka di patung itu sambil mengucapkan keinginannya, akan terkabul ada juga yang menyebut akan mendapat keberuntungan. Namun kabar lain menyebutkan, jika kita mengusap tangannya, suatu hari akan kembali berkunjung ke Brussel. Percaya atau tidak, tapi banyak yang melakukannya.

Saking seringnya dipegang dan diusap, ketika saya perhatikan patung itu, bagian lapisannya banyak yang terkelupas. Patung itu jadi benar-benar mengundang iba hati saya bukan karena sejarahnya, tapi karena kondisinya.

Mannekin Piss

Perjalanan saya akhirnya sampai di perempatan Rue de l'Étuve dan Rue du Chêne. Cukup kaget karena melihat banyak orang berkerumun di sudut perempatan. Ternyata di sanalah berdirinya patung bocah terkenal Mannekin Piss.

Patung perunggu setinggi 61 cm itu aslinya dibuat Hieronimus Duquesnoy pada 1619. Namun karena beberapa kali dicuri, sejak 1965 yang dipajang adalah replikanya. Patung aslinya masih disimpan di Maison du Roi, Grand Place.

Banyak cerita dibalik patung ini. Salah satunya adalah tentang keberanian anak kecil bernama Jualiaanske mengencingi bekas bom yang meledak di Grand Place. Cerita lainnya adalah tentang keluarga kaya yang berwisata ke Grand Place, lalu tiba-tiba anak mereka hilang karena keramaian pasar. Saat ditemukan, anaknya sedang buang air kecil di sebuah taman. Sebagai hadiah, keluarga kaya itu membangun air mancur berbentuk bocah yang sedang buang air kecil.

Uniknya patung ini selalu berganti pakaian setiap bulan. Pada Agustus lalu, patung ini sempat memakai baju batik karena diusulkan oleh warga Indonesia yang bermukim di Brussel dalam rangka HUT Proklamasi RI.
Saking terkenalnya Mannekin Piss, jangan heran jika melihat banyak replika patung ini di Brussel. Baik sebagai dekorasi toko maupun cendera mata.

Wafel dan Cokelat
Berjalan di Brussel kita akan menemukan banyak kios wafel dan cokelat. Jangan bingung memilih. Cari saja yang paling banyak dikerumuni pembeli. Biasanya, itulah kios yang paling tua dan terkenal.

Saya beruntung bisa masuk ke kios cokelat Neuhaus. Perusahaan Neuhaus ini didirikan pada tahun 1857 di Brussels oleh Jean Neuhaus, seorang imigran Swiss, yang membuka toko pertamanya di Royales Galeries Saint-Hubert . Semua produk Neuhaus masih dibuat di Vlezenbeek, dekat Brussels ,dan diekspor ke seluruh dunia.

Keunikan cokelat Neuhaus adalah pada kemasannya. Karena cokelatnya premium, maka harganya pun di atas rata-rata cokelat biasa. Jika ingin membeli dengan harga lebih murah, cobalah membeli di pabriknya. Agar tidak menyesal dengan cokelat yang dipilih, jangan sungkan meminta sampel cokelat.

Selain cokelat, wafel adalah makanan khas khas Belgia yang terkenal. Di sekitar Grand Place banyak ditemukan kios wafel. Rata-rata mereka menawarkan harga 1 euro. Tentu saja jika ingin topping harus merogoh kocek lagi. Jadi jangan terkecoh dengan papan reklame harga wafel 1 euro di depan kios mereka. Topping-nya bisa memilih, mau krim, karamel, buah-buahan sampai cokelat pun ada.

Jika kocek kita pas-pasan, sebaiknya tidak memilih makan di kawasan Grand Place. Menjauh sedikit, kita akan menemukan tempat makan dengan harga jauh lebih murah.

Cendera mata

Jangan khawatir bila ingin membeli cendera mata di kawasan Grand Place. Harganya hampir sama dengan di kota-kota eropa untuk cendera mata magnet kulkas, piring hias, kartu pos sampai gantungan kunci. Jika beruntung ada juga toko yang menjual diskon. Kalau masih ragu, kita bisa juga membelinya di kios-kios di dalam stasiun kereta.

Ingin oleh-oleh yang eksklusif? Silakan berbelanja tas tapestry yang klasik, berbahan kain yang ditenun tanpa mesin. Tapi buat saya, cendera mata yang unik ada di butik Tintin yang komiknya sangat terkenal di seantero dunia. Di butik ini, selain membeli komik, bisa juga membeli kartu pos, kaos, tas, karakter figur, hingga merchandise langka lainnya. Jangan coba memotret benda-benda yang ada di dalam butik, jika tidak ingin ditegur penjaganya.

Atomium dan Mini Europe

Saya meneruskan perjalanan dengan subway menuju Bruparck. Kali ini saya ingin melihat Atomium dan Mini Europe yang masih dalam satu area.

Atomium adalah sebuah monumen dibangun untuk Pameran Industri Dunia pada 1958. Dirancang oleh André Waterkeyn, monumen ini memiliki tinggi 102 meter, dengan sembilan bulatan baja yang saling terhubung seperti sel atom yang diperbesar.

Awalnya, monumen ini didesain untuk berdiri selama 6 bulan namun bisa bertahan sampai sekarang dan kepopulerannya sebagai tujuan turis bisa menyaingi Manneken Pis. Maret 2004, renovasi dimulai termasuk mengganti lapisan aluminium menjadi baja tahan karat. Untuk meringankan beban, lapisan aluminium yang dilepas dijual sebagai suvenir pada publik. Atomium dibuka kembali pada Januari 2006.

Karena waktu yang terbatas, saya tidak sampai naik ke atas. Akhirnya, saya masuk ke dalam Mini Europe bertepatan dengan gerimis turun. Karena yakin, udara yang bersih di Brussel, saya tidak khawatir hujan-hujanan.

Mini Europe adalah taman miniatur Eropa yang memuat 350 model bangunan dari 80 kota. Di taman ini juga ada benda-benda bergerak, seperti kapal di pelabuhan, pesawat di bandara, hingga bus dan kereta.
Berjalan-jalan di Mini Europe ini sungguh membuat saya seperti Guliver di negeri Liliput. Sayangnya, hujan semakin deras dan tak mau berhenti hingga senja tiba. Saya pun harus segera kembali ke stasiun kereta terdekat dan bergegas meninggalkan Brussel.

Harus Diingat

1. Hindari taksi, kenali jalur kereta sebelum ke Brussel. Naik taksi dari bandara ke pusat kota 55 euro dengan waktu tempuh 30 menit. Dengan kereta cukup 3 euro dengan waktu tempuh 20 menit.

2. Berjalan kaki saja di pusat kota. Tapi untuk mencapai obyek wisata yang agak jauh, manfaatkan kereta bawah tanah. Manfaatkan diskon tiket terusan agar tidak repot dengan antrean. Untuk bepergian satu hari cukup dengan 4,5 euro. Meskipun memungkinkan untuk menerobos tanpa bayar tiket, tapi jangan coba-coba. Jika ada razia akan kena denda 50 euro.

3. Hujan sangat akrab dengan Brussel. Siapkan jas hujan ataupun payung jika ingin tetap menikmati wisata outdoor. Jika tidak, silakan menikmati wisata indoor dengan memilih mengunjungi museum dan gereja-gereja tua.

Tuesday, January 22, 2013

[TIPS] Moodbooster untuk Penulis yang Ngedrop

Manusiawi banget jika kita mengalami drop mood. Tapi membiarkannya berlarut-larut adalah malapetaka. So, banyak hal yang kita bisa kita lakukan agar kita bisa terus berkiprah. Di sini ada 8 mood booster terbaik (dan mungkin termudah) yang bisa kita lakukan.
Minum Makan Siang
Tak ada mood biasanya ngaruh ke selera makan. Cobalah sedikit paksakan untuk mencicipi sensasi berbeda dengan mengonsumsi buah dan sayuran. Salad mungkin sedikit membosankan. Tapi juice dan smooties buah tetap bisa menggugah selera. Jika berani, lakukan raw juice. Mengombinasikan buah dan sayur. Pilihlah dari buah dan sayur favorit kita dulu. Wortel dicampur buah naga, lemon dan mint mungkin bisa membangkitkan mood.

Sport
Olahraga, meskipun minimalis akan membangkitkan kimia di dalam tubuh. Otak akan lebih dipacu agar kita terus bergerak daberlatih. Cobalah jogging di pagi hari atau di sore hari. Melempar bola basket ke keranjang juga bisa membakar mood kita dari dalam. Kalau lokasinya dekat, mengapa tidak datang ke gym?

Membaca
Membaca tidak hanya buat kerja otak, tapi sangat baik untuk membuat pikiran kita lebih santai. Jika bosan ke toko buku, bawalah koleksi buku favorit kita ke café yang nyaman. Membaca sambil menyeduh kopi atau teh hangat adalah sesuatu.

Ganti Alarm
Bangun tidur yang menyebalkan karena bunyi alarm yang mengganggu. Coba ganti alarm itu dengan lagu-lagu penyemangat. Mungkin lagu “Healing seksual.” Marvin Gaye yang mengatakan “Bangun tidur adalah hal yang seksi!”. So, kita nggak harus menekan tombol snooze lagi dan bangun dalam suasana hati yang segar untuk memulai hari.

Menulis Jurnal
Saat kehilangan mood, kita bisa mulai menulis hari-hari yang kita lewati. Entah di buku diary konvensional maupun di blog. Hitung-hitung mengevaluasi juga, kira-kira kejadian apa yang membuat kita turun semangat. Di jurnaln itu, kita tak harus bercerita tentang diri kita sendiri. Mungkin kita bisa tulis cerita teman-teman di lingkungan kita.

Tidur Awal
Mood yang buruk juga bisa dikarenakan energy kita yang lepas begitu besar. Cobalah istirahat 30 ment lebih awal dari biasanya. Pastikan menggunakan bantal yang nyaman untuk kepala, leher, dan tulang belakang.

Relaksasi
Nyalakan lampu ke pengaturan redup. Nyalakan beberapa lilin dengan aroma lavender atau melati. Duduk tegak di sofa dan perlahan-lahan rilekskan kepala kita. Tutup mata dan mengambil napas dalam-dalam beberapa menit. Sedikit musik juga akan membantu. Cobalah CD dari Sade atau Rossum Emmy. Atau lagu slow favoritmu.

Lingkari dengan Keindahan
Lihatlah sekeliling kita. Apakah meja berantakan? Coba bangunlah mood kita dengan membuat lingkungan sekitar kita menjadi bersih dan indah. Rapikan meja. Ganti cat kamar tidur. Gantung karya seni yang bagus dan foto-foto keluarga serta teman-teman. Jika lingkungan mencerminkan kebahagiaan dan cinta dijamin semangat kita akan menyala selalu.
Kalau kamu, punya mood booster lainnya? Sharing dong.

Tuesday, January 15, 2013

Monday, January 14, 2013

Tuesday, January 8, 2013

‘Nyari duit’ sebagai Freelancer di Penerbit Buku

Banyak sekali yang belum tahu, kita bisa bekerja secara freelance dari sebuah penerbit buku. Bahkan, sebagai freelancer, terkadang duit yang dihasilkan bisa lebih besar dari karyawan tetap di penerbit buku itu sendiri. Apa saja jenis pekerjaannya? Apa saja syaratnya?
1. Penulis

Penerbit sudah dipastikan membutuhkan naskah untuk dijadikan buku. Mereka sangat bergantung dengan penulis. Ada dua jenis penulis, yakni yang mengirim naskah atas idenya sendiri dan yang menulis berdasarkan orderan (tema dari editor). Saat ini banyak peluang menjadi penulis orderan penerbit. Meskipun jam terbang sebagai penulis bisa menjadi hitungan, tapi itu bukan segalanya.

Wednesday, January 2, 2013

Jadi Kurir Tas Branded dari Italia


Pengalaman tak terlupakan pada 2012 adalah ketika saya berkesempatan mengunjungi Milan, Italia. Mulanya, saya mengontak seorang teman dari alamamater yang tinggal di Milan. Eno (sebut saja begitu) mengajak saya singgah ke tempat tinggalnya.

Seminggu sebelum berangkat, tiba-tiba Eno menawarkan saya menjadi kurir tas branded dari Italia. Saya sih iya-iya saja, tanpa hitung-hitungan. Ternyata Eno malah bilang akan ada komisi buat saya. Itu pun saya abaikan. Dan Eno menegasakan, bahwa yang berbisnis bukan dia, tapi temannya juga yang orang Indonesia (sebut saja Dian).

Di Bandara Soeta, saya dihampiri seorang pria, dititipkan sejumah uang dan kartu kredit. Maka berangkatlah sayake Milan dengan rasa penasaran. Yang mengejutkan, ternyata Dian dan suaminya yang orang Italia dengan senang hati menjemput saya di bandara.

Eno yang sedang hamil tua menyatakan maaf karena tak bisa mengajak saya jalan-jalan di Milan. Saya diserahkan ke tangan Dian. Saya pun dibawa ke kawasan Duomo, bukan untuk melihat atraksi wisata, tapi … belanja tas branded!

Dian terus bercerita tentang bisnisnya itu. Dia bersama patnernya di Indonesia sudah cukup lama bisnis tas branded ini. Caranya, temannya di Jakarta yang mencari pembeli, lalu mereka kasak-kusuk mencari orang Indonesia yang akan mampir di Milan. Terkadang, Dian sendiri merangkap kurir kalau sekalian pulang kampung.
 
Menurut Dian, meskipun di Indonesia bisa ditemukan outlet-outlet tas branded, tapi belum tentu koleksinya sekomplet di Milan. Harganya pun berlipat karena sudah kena biaya distribusi, pajak, dan tentu saja display toko.

Keuntungan yang diambil Dian dan patner diambil dari selisih harga jual, juga diskon turis saat pembelian dengan menunjukkan paspor, termasuk kartu diskon tertentu. Belum lagi pengembalian pajak pembelian di bandara yang jumlahnya cukup lumayan.

Semula Dian menyebutkan hanya akan membeli empat tas dari dua merk ternama. Salah satunya adalah pesanan isteri seorang pejabat papan atas. Pada kenyataannya, selama kami berkeliling, orderan dari Indonesia terus masuk. Alhasil, delapan tas bermerk pun pindah ke tangannya. Jumlah itu bisa terus membengkak jika dia tak menahannya.

Ketika pulang dari Milan, saya kembali diantar oleh Dian. Semua tas dikemas dalam satu bagasi dengan rapi olehnya. Saya mendapat upah kurir sekitar 2 juta rupiah lebih. Lumayan, menggantikan uang saku yang terpakai selama di Italia. Sesampai Bandara Soeta saya dijemput kembali oleh seorang pria yang langsung mengambil tas-tas itu.

Saya teringat ucapan Eno ketika saya ngobrol dengannya,” Orang Indonesia memang gila belanja. Setiap musim mereka selalu ganti tas bermerk. Padahal orang Italia sendiri belum tentu punya tas-tas bermerk itu. Kalaupun mereka beli, hanya satu untuk seumur hidup.”

Tuesday, January 1, 2013

Cerita Misteri: GORESAN BERKABUT


Goresan Berkabut
Peralihan sore menjadi waktu yang selalu kupilih untuk melukis. Sentuhan jemari sinar mentari yang tergelincir ke barat seolah menggenggam apa saja yang ada di muka bumi ini, hingga ingin rasanya kupindahkan semua ke atas kanvas. Apalagi bila ada obyek yang mengusikku. Subhanallah.