Peringatan kemerdekaan HUT
Kemerdekaan RI tahun ini menjadi momen yang paling ditunggu untuk anak saya. Tahun
lalu, menjelang tanggal 17 Agustus, anak saya jatuh sakit dan harus masuk rumah
sakit. Padahal dia sudah lama menantikan acara lomba untuk anak-anak di komplek
kami.
Saya jadi berpikir, apakah yang
membuat anak saya yang berusia 10 tahun itu selalu semangat setiap menyambut
Kemerdekaan RI? Apakah karena acara kompetisi untuk anaknya, keriuhannya, atau
memang dia sedang berproses tumbuh semangat nasionalismenya?
Seorang teman saya pernah
mengatakan tidak begitu percaya bahwa lomba-lomba untuk anak di peringatan hari
kemerdekaan bisa menumbuhkan semangat nasionalisme. Di Korea Selatan,
pemerintahnya tidak pernah menggerakkan rakyatnya untuk menyemarakkan hari kemerdekaan
Korea selatan yang selisih dua hari dengan negara kita.
Kemerdekaan Korsel hanya
dirayakan dengan upacara bendera. Tak ada umbul-umbul maupun semarak lomba. Tak
ada hiasan gapura pula. Tapi, siapa yang bisa menyangsikan bahwa bangsa Korea Selatan
tumbuh, maju dengan semangat nasionalisme yang tinggi.
Memahami Psikologis Anak
Tepat hari pelaksanaan lomba
perayaan hari Kemerdekaan RI di komplek rumah kami, anak saya sudah tak sabar
untuk pergi ke luar rumah. Dia langsung mendaftar untuk beberapa lomba
sekaligus, seperti lomba makan kerupuk, gigit koin, tangkap belut hingga sepeda
hias.
Dari semua yang diikutinya, tak
ada satu pun yang dimenangkannya. Kecewa? Sama sekali tidak tampak di raut
wajahnya. Dia tetap merasa senang karena bisa bermain bersama teman-teman di
komplek yang jarang sekali bisa ditemuinya. Hampir semua anak di komplek
disibukkan dengan kegiatan sekolah dan les di bimbingan belajar.
Dapatkah lomba-lomba ini
menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak-anak? Berdasarkan pendapat Psikolog Anak, Ine Indriani MPsi, menanamkan
nilai cinta Tanah Air bisa dimulai sejak dini. Bahkan sejak usia balita
sekalipun. Cinta tanah air bisa ditumbuhkan sejak kecil melalui aktivitas yang
menyenangkan dan sesuai usia, ucapnya seperti dikutip Republika on Line, Minggu (16/8)
Momen perayaan hari kemerdekaan RI,
dengan beragam acara seperti lomba,
panggung hiburan, tasyakuran dan acara lainnya, merupakan kesempatan untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air.
“Misalnya dengan mengajak anak
ikut lomba 17 agustusan. Selain itu bisa juga dorong anak agar mau mengisi
acara 17-an atau pasang bendera merah putih di rumah. Perayaan hari nasional lainnya
juga bisa menjadi momen untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air,” saran Ine.
Saya pun mengamati lebih seksama
anak saya dan teman-temannya selama perayaan Kemeredekaan RI. Memang sulit menakar apakah kemudian semangat
cinta tanah air itu sudah tumbuh atau tidak. Tapi dengan melihat mereka mau berpartisipasi di acara lomba yang seberapa hadiahnya itu, saya menyadari
semangat nasionalisme itu sedang berproses.
Anak saya misalnya, dia langsung
protes ketika melihat ada tetangga di dekat rumah yang tak memasang bendera.
Dia juga bersemangat meminta untuk diajak ke tempat-tempat bersejarah dan
berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia, seperti monument perjuangan dan
museum.
Terus Berproses
Saya pun akhirnya menyadari,
perayaan Kemerdekaan RI ini hanya satu dari banyak hal yang bisa dijadikan
momen untuk meningkatkan semangat nasionalisme, serta jiwa patriotisme kepada
anak saya.
Seperti dikutip Berita Satu, Ratih Zulhaqqi, M.Psi,
seorang psikolog anak dan remaja dari RaQQi Consulting, menumbuhkan rasa nasionalisme bisa dilakukan
berbagai kegiatan. Misal, mengajak anak untuk menggunakan Bahasa Indonesia
dalam percakapan sehari-hari dengan baik dan benar, membeli produk buatan
Indonesia, traveling di dalam negeri hingga membacakan buku cerita perjuangan
pahlawan.
Mungkin, itu sebabnya di Korea
selatan tidak pernah merayakan hari kemerdekaannya, lantaran mereka punya
banyak cara lain sehingga bangsanya punya semangat nasionalisme tinggi. Salah
satunya yang tidak ada di Indonesia adalah program wajib militer.
Saya sendiri sejak lama
berprinsip akan menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak sejak dini.
Karena pada era yang semakin mengglobal ini, ancaman lunturnya semangat
mencintai tanah air semakin besar. JIka tidak lagi mencintai negeri ini, sentah
apa yang akan diberikan kepeda negerinya.
Beberapa hal yang saya lakukan di
dalam menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak tanpa henti adalah sebagai
berikut;
Mengenalkan sejarah negeri ini
kepada anak. Sangat mudah untuk memicu
minat anak mengenal sejarah negeri ini.
Saya biasanya mengajak ke museum baik di kota sendiri maupun saat ke luar kota.
Dengan melihat koleksi benda bersejarah, cerita, diorama, foto, dan lainnya, anak
akan sangat tertarik belajar sejarah kemerdekaan.
Memberi contoh menjadi warga yang
baik kepada anak. Ini juga merupakan salah satu cara menumbuhkan rasa
nasionalisme kepada anak. Misalnya, menjaga kebersihan lingkungan, tertib lalu
lintas. Contoh lain yang juga mudah
diparaktikkan adalah bangga emnggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
serta mencintai produk dalam negeri, terutama yang khas seperti batik.
Mengajak anak terlibat dalam kegiatan
yang bersifat nasionalisme. Misalnya saja peringatan kemerdekaan RI, mengenakan
baju adat setiap Rabu sesuai aturan pemerintah kota, pentas panggung hiburan
rakyat, dan lain sebaginya.
Menurut saya, tugas menanamkan
rasa nasionalisme kepada anak selayaknya memang orangtua terlibat. Jangan
sampai seperti sebuah keluarga yang saya kenal. Orangtuanya di Indonesia,
anak-anaknya tersebar berbeda warga negara. Tentu saja anak-anaknya itu bekerja
dan berkarya untuk negara mereka. Bahkan, kalau perang pun mereka tidak akan
membela negara orangtuanya.
0 komentar:
Post a Comment