Di beberapa tempat, saya kadang merasa miris melihat pemuda pada Bulan Ramadan malah menyia-nyiakan waktu dengan jalan-jalan ke mal, pinggir pantai, boncengan naik motor tak keruan. Untungnya, masih ada juga yang mengisi waktu ngabuburit dengan ibadah, berbagi, atau berbisnis. Salah satunya adalah seorang anggota brimob muda bernama Asep Setiawan,
Sejak awal puasa, pemuda berusia 23 tahun ini sepulang dinas tak berleha-leha. Polisi berpangkat brigadir polisi dua (bripda) memilih untuk berdagang tajil buka puasa.
"Sebagai perantau, aku harus pandai bersosialisasi dengan lingkungan dan perbanyak mencari keluarga atau saudara angkat. Tiga tahun di sini, aku mengenal ibu kantin di kantor tempatku kerja. Karena aku supel, akhirnya aku jadi dekat dengan ibu kantin layaknya seorang adik dan kakak. Bahkan aku juga dekat dengan suami dan anak-anaknya," ucap pria asal Bandung, Jawa Barat ini. Nama kakak angkatnya adalah Rahayu.
Beberapa waktu menjelang Bulan Suci Ramadhan, Asep bercerita pada Rahayu ingin cari kegiatan selama bulan puasa setelah pulang berdinas. Rahayu menyarankan agar Bripda Asep jualan ta'jil Ramadhan di depan rumah makan dia, Rumah Makan Ayam Pelangi. Bripda Asep sempat bingung apa yang mau dijualnya. Rahayu pun kemudian memberi saran beberapa jenis dagangan.
Bripda Asep tentu tak sanggup menyiapkan semua itu karena harus berdinas. Akhirnya, dia menyerahkan pembuatan gorengan dan agar-agar kepada kakak angkatnya. "Kebetulan Kak Rahayu juga punya rumah makan dan ada dua karyawan yang mau membantu," tambah Bripda Asep.
Lataran posisi kantor dinas dekat dengan tempat jualan, Bripda Asep dapat langsung berubah tuga menjadi pedagang tajil di sore hari. Kadang juga kalau ada piket atau kesibukan di kantor Bripda Asep minta tolong kepada Rahayu untuk menggantikannya jualan.
Alhamdulillah, pembeli di lapaknya ramai. Bahkan tak sedikit teman kantor Bripda Asep yang jadi langganannya. Apakah tidak merasa gengsi? Masih muda, polisi lagi, jualan ta'jil di lapak? Pertanyaan itu beberapa kali terlontar dari orang yang membeli.
"Saya tidak tidak perlu merasa malu. Selagi kita mencari rejeki yang halal mengapa harus malu?" ucap Bripda Asep. "Memang rezeki yagn dihasilkan tidak seberapa banyak. Tapi dari pada mgabuburit ke mall nggak jelas, ya mending jualan aja. Bisa nambah rezeki,nambah silaturahmi juga. Alhamdulillah sejauh ini jualannya laris,semoga Berkah. Aamiin," doanya.
Dan lagipula, Bripda Asep tak perlu lagi repot mencari ta'jil untuk berbuka sekarang. Jika masih ada sisa, dia bisa menikmati barang dagangannya sendiri.
0 komentar:
Post a Comment