Once upon a time but
not long ago when there was no rapstars on tv-shows, no moviedeal, commercials ….
Suara kolaborasi Bob Sinclar feat Master Gee & Wonder Mike menyanyikan LaLa
Song menyambut aku bersama isteri dan anakku ketika melangkah memasuki Potluck
Kitchen di Jalan H Wasid 31, Bandung. Semula agak ragu mengajak anakku yang berusia 9 tahun
karena yang aku ingat café ini dulu bernama Potluck Coffee Bar & Library.
Adakah makanan yang cocok untuk anak-anak?
Isteriku mengambil tempat yang
dianggapnya terang di dekat jendela. Beberapa tempat memang terlihat temaram
meskipun di siang hari. Seolah sengaja dibiarkan begitu agar suasan tenang
tercipta. Beberapa pengunjung Potluck tampak asik ngobrol, mengerjakan tugas
kuliah, dan ada juga yang sedang membuat proyek fotografi.
Aku dan isteriku segera menuju bar. Melihat daftar menu, lalu memilih yang paling cocok untuk disantap untuk anakku.Ternyata banyak pilihan menu yang cocok untuk anak. Mulai dari pasta sampai makanan berat lokal lainnya. Akhirnya, isteri dan anakku memilih pisang bakar keju, chocohazell, dan lemon tea. Aku memilih penganan gurih dengan nama istimewa yang tidak kutemui di cafe lain, yakni Potluck cheese kroket dan hot caputeano.
Sembari menunggu pesanan hadir di
meja, aku mengamati interior Potluck yang tampak 'homie'. Sekelebat aku bertanya-tanya tentang nama Potluck yang
diberikan kepada café ini. Seingatku, ‘potluck’ adalah kegiatan berkumpul di
mana setiap yang datang membawa makanan untuk dinikmati bersama. Di tempat ini,
tentunya yang datang tidak diperkenankan membawa makanan dari luar. Mungkin
penekanannya lebih kepada makan bersama. Sebab dari jumlah kursi yang mengitari setiap meja lebih
dari empat,menyiratkan tempat ini memang untuk makan sambil kumpul bareng.
Karena bangunan awal adalah
sebuah rumah, terdapat beberapa ruangan terpisah yang bisa dipakai kumpul
bareng di Potluck. Dari yang kecil untuk 6-8 orang, hingga yang bisa menampung
lebih dari 10 tamu. Setiap ruang disekat oleh rak-rak buku dan majalah. Suasana
inilah yang membuat Potluck tampak nyaman untuk para mahasiswa di area tersebut
belajar maupun mengerjakan tugas. Bahkan Potluck menyediakan wifi gratis dengan
password yang terpampang di bar.
Jadinya, pengunjung bisa berselancar gratis di dunia Internet sambil makan
maupun minum. Bahkan tersedia pula ruang mushola yang nyaman.
Suara grup band Behind Sapphire terdengar melantunkan Last Night ketika pesanan kami berdatangan satu per satu. Karena ini konsep makan bareng, kami pun saling berbagi makanan pesanan kami. Aku mencomot pisang bakar keju yang diplating dengan cantik. Benar-benar menggoda. Termasuk di mata anakku.
Ketika potongan pisang bakar itu
jatuh dilidahku, aku langsung merasa ada lelehan keju bercampur cokelat.
Rasanya benar-benar OYE!, sesuai namanya. Tapi aku tidak dapat memakan lebih
banyak karena anakku tampak menyukai dan ingin menghabiskannya.
Pesananku kemudian datang. Aku
takjub melihat bentuk kroket yang diplating
dengan cantik. Bahkan isteri dan anakku langsung tergiur untuk mencicipinya.
Akhirnya,kami menghabiskan kroket itu bersama-sama. Mau tahu rasanya? Menurutku,
ini adalah kroket paling enak yang pernah kumakan. Bahkan isteriku sampai
mengorek-ngorek kroket kehijau-hijauan itu untuk mencari tahu bahan-bahannya.
Sepintas memang adonan kroket bersampur dengan sayur yang diblender.
Perlahan tapi pasti, pesanan kami
akhirnya ludes tanpa sisa. Sebenarnya aku masih ingin menambah dengan menu
lainnya. Namun di luar cuaca terlihat sangat mendung. Kami pun bergegas
membayar pesanan yang sudah pindah ke perut kami.
Saat itulah aku berkenalan dengan
Decil Christianto, owner Potluck Kitchen, dan mengajaknya bercakap sebentar.
Menurut Decil, pada tahun 2003 Potluck dibuka dengan sasaran mahasiswa, apalagi
posisinya dekat dengan kampus Universitas Padjadjaran. Decil mengatakan,
Potluck adalah salah satu pelopor kafe dengan konsep perpustakaan.
"Di sini banyak yang
nongkrong sambil mengerjakan tugas. Mungkin lebih enjoy. Sampai kadang malam
minggu juga tamu datang dengan membawa makalah. Itulah yang terjadi di
Potluck," terang Decil.
Dua tahun terakhir, Potluck sedikit mengalami perubahan. Mulai dari penggantian nama, jumlah makanan diperbanyak dan renovasi untuk memperluas ruangan."Kami sudah memperluas target. Dulu kan Potluck itu identik mahasiswa. Sekarang bisa dikunjungi keluarga," ungkap Decil. Sebagai gimmick, Potluck memiliki berbagai agenda yang menarik untuk pelanggannya. Siapapun bisa membuat acara di sana, seperti peluncuran buku, pameran mainan hingga gelaran musik. “Kegiatan apa saja asalkan positif,” tegas Decil.
Dua tahun terakhir, Potluck sedikit mengalami perubahan. Mulai dari penggantian nama, jumlah makanan diperbanyak dan renovasi untuk memperluas ruangan."Kami sudah memperluas target. Dulu kan Potluck itu identik mahasiswa. Sekarang bisa dikunjungi keluarga," ungkap Decil. Sebagai gimmick, Potluck memiliki berbagai agenda yang menarik untuk pelanggannya. Siapapun bisa membuat acara di sana, seperti peluncuran buku, pameran mainan hingga gelaran musik. “Kegiatan apa saja asalkan positif,” tegas Decil.
Dan salah satunya tentu Review Blog Contest Café de Fino.
Gerimis pun akhirnya jatuh. Aku
bergegas meninggalkan Potluck diiringi lagu Trying
To Be Cool - Breakbot Remix by Phoenix, seiring janji akan kembali lagi satu
hari nanti.
0 komentar:
Post a Comment