Sunday, December 2, 2012

[Review] Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2012


Senin, 26 November




1.

Yang lucunya, saya agak curiga sedikit nyasar setelah melewati Mal taman Anggrek. Jadi, menepilah ke pinggir jalan sebelum Central Park. saya tanya ke tukang ojek, dan ternyata memang terlewat belokannya.  Saya tanya ada alternatif selain belok di Grogol?

Ojek: Bisa. Tapi bayar 20 ribu, nanti saya antar.
Saya: (Hmm, aji mumpung banget) 10 ribu.
Ojek: Lumayan, mutarnya susah.
Saya: Ya udah kalo nggak mau. (ngasih kode, agar diriver jalan sedikit)
Ojek: Iya deh.

Si Ojek menjalankan motornya di depan mobil. Belok ke Central Park dan menerobos batas larangan.
Kocaknya, si tukang ojek sebentar-bentar berhenti dan melambaikan tangan agar mengikutinya. Padahal jarak dengan mobil nggak sampai 50 meter. Ngapain juga, pak? Jelaslah kami akan etrus mengikuti. Mungkin 10 kali dia berhenti dan memberi kode dengan tangannya agar mengikutinya.

Sampai depan Hotel Mega Anggrek saya sodorkan 10 ribu rupiah.

Ojek: Kalo nggak sama saya nggak bisa jalan nerobos kayak tadi.

Jiyaaa. Bapak ini jagoan neon banget. Ya sudah, pak. makasih ya.

2.
Di hotel ternyata belum ada pembagian kamar untuk panitia. Bahkan yang lebih dulu tiba masih numpang di kamar yang dibooking khusus panitia Mizan yang menginap dari sehari sebelumnya. Sementara peserta KPCI sudah berdatangan, menumpuk, karena semua tiba di waktu bersamaan. beberapa orangtua yang saya kenal, saya telepon agar menahan keberangkatan. Tunggulah agak sore biar nggak bertumpuk saat cek-in.



Begitu dapat kunci kamar hotel, saya langsung ke kamar. Wuah, kamarnya bagus, luas, dan ada badewane-nya. Jeburrr dulu ah sebelum acara pembukaan.


3.
Acara pembukaan. Saya agak bete karena ada orangtua dan guru yang komplain mereka tidak dibayarin menginap di hotel. Hmmm...

a. Jika saya orangtua peserta KPCI, saya tidak akan komplain, karena memang sudah dikabari tidak akan ditanggung. Sebagai orangtua saya akan mati-matian mencari biaya jika memang ingin menginap di hotel. Jika tidak dapat biaya, saya tidak memaksakan diri. Anak saya bisa dititipkan  ke panitia. Ini bukan KPCI pertama kali. JIka tidak percaya kepada panitia, ya tidak usah emngirimkan anak ke KPCI. Resikonya ya, ditanggung saja.

b. Jika saya guru pendamping peserta KPCI, saya tidak akan komplain, karena memang guru tidak ditanggung. Sebagai perwakilan institusi sekolah, mestinya biaya ditanggung pihak sekolah. Jika tidak ada jangan paksakan. Apalagi ada satu peserta dikawal tiga guru. Sementara guru-guru itu tidak ada kegiatan apapun di KPCI. Bukankah lebih baik mengajar di sekolah?

c. Jika saya pendamping dari dinas provionsi, saya akan berkoordinasi dengan peserta. Menemani peserta dari berangkat sampai pulang. Bukan berangkat masing-masing dengan pesaway berbeda. Dan akan terus mengikuti setiap acara. Bukan tidur terus di kamar hotel.


Selasa, 27 November 2012

Saya memberi materi penulisan cerpen. Setelah itu diadakan lomba menulis cerpen dengan tema Travelling.
Tahun lalu, lomba yang dinilai adalah yang dikirimkan saja. Sekarang, untuk menguji orisinalitas, diadakan lomba di KPCI dengan tema dadakan. Kiriman naskah sebelumnya hanya untuk menentukan peserta KPCI.
Hasilnya?

a. Ada peserta yang naskahnya sangat tinggi ketika tahap penyeleksian, pada tahap final ini bisa membuktikan orisinalitasnya.

b. Ada peserta yang naskahnya sangat tinggi ketika tahap penyeleksian, pada tahap final ini gagal membuktikan orisinalitasnya. bahkan menyusun kalimat pun masih berantakan. Jelas sekali, naskah yang dikirim sebelumnya banyak ikut campur tangan orangtua atau guru.

saya kecewa.


Rabu, 28 November 2012

Pemenang sudah ditentukan juri, dan pengumuman pun dilakukan. Selamat ya buat yang menang lomba.
Setelah acara di kantor Kemendikbud, semua diajak nonton ke Keong Mas. Tentu saja filmnya tentang pengetahuan. Ya, walau mereka berharap bisa nonton film fiksi.


Malamnya, saya senang sekali menyaksikan pentas kreasi. Keren. Juga seperti biasa, saya membacakan puisi renungan. Saya ingin peserta KPCI benar-benar bisa merasakan hikmah kehadiran mereka ke KPCI.


Kamis, 29 November 2012


Cek-out. kesibukan mengantar mereka pulang. dan hingga di perjalanan pulang ke Bandung, yang ada di kepala saya adalah ... TUKANG PIJAT.



3 comments:

  1. haduh... itu point nomor tiga bener banget tuh...

    *panitia yang menjadi salah satu korban*
    hehehe...

    ReplyDelete
  2. Pengalaman yang berkesan dan berharga banget sebagai juri. Sepakat dengan Mas Benny, saya pun kecewa dengan beberapa naskah anak-anak yang ternyata mendapat banyak campur tangan orangtua/guru mereka. :(

    ReplyDelete
  3. saya juga salah satu peserrta KPCI 2012 dari Sulawesi barat,,
    pengalaman disana sungguh menyenangkan dapat teman banyak. bertemu kakak kakak yang baik pokoknya senang banget deh......

    :D
    tapi.... saya ingin kalo karya karya dari kami diterbitin kak..... ( kalo boleh sih, ini juga permintaan dari teman dari Sulbar)

    ReplyDelete