Novel Dilan karya Pidi Baiq sudah laris di tahun pertama terbit pada 2014. Dengan mengusung judul Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, novel yang mengusung dua karakter utama Dilan dan Milea ini mengagetkan masyarakat pembaca buku dengan gaya bercerita tak biasa dan jenis percintaan yang unik.
Pada 2015, Pidi Baiq menelurkan sekuelnya dengan judul Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Kisah kasih tak sampai yang dipaparkan di buku ini membuat pembacanya patah hati dan meraung-raung. Toh, buku ini tak kalah larisnya dengan buku pertama. Dan pada September 2016, penulis yang biasa disapa Surayah itu kembali mencetak sukses dengan menerbitkan buku Milea, Suara dari Dilan. Sebelum terbit, bukunya sudah terjual dengan sistem pre-order sebanyak lebih dari 5.000 eksemplar. Sungguh luar biasa, mengingat novel saat ini habis di angka 3.000 eksemplar saja harus melakukan perjuangan berat.
Menjelang penutup akhir tahun 2016 ketiga buku tersebut sudah mencatat rekor penjualan hampir 500.000 eksemplar. Itu saja di luar penjualan e-book resmi melalui Playstore yang juga menjejak penjualan terlaris hingga kini. Entah berapa banyak buku terjual jika dijumlah dengan buku bajakannya yang merajelela.
Setidaknya, inilah 16 hal yang membuat ketiga buku Dilan itu laris, menurut catatan saya pribadi yang ikut mengangani penerbitan setiap buku-buku Pidi Baiq.
1.
Pidi Baiq telah membuat riset terlebih dulu sebelum menulis Dilan. Terutama karena ada perpindahan genre dari buku yang ditulis sebelumnya yang humor ataupun satir ke novel remaja. Dia mengaku membaca sekilas novel-novel teenlit yang disukai remaja, meskipun tak menamatkan semuanya. Pidi Baiq merupakan pembaca buku yang baik. Sebelumnya, dia adalah pelahap buku-buku filsafat.
2.
Pidi Baiq memosisikan lebih dulu bahwa dua buku Dilan adalah untuk pembaca buku cowok. Sehingga dia mengolah konten cerita sedemikian rupa agar bisa dinikmati pembaca cowok. Padahal selama ini teenlit identitik dengan bacaan remaja cewek.
3.
Pidi Baiq membuat test the water dengan memosting bab-bab awal setiap bukunya di blog, untuk mendapat respon dari calon pembaca bukunya kelak. Respon inilah yang turut membantu menyemangati dirinya untuk menuntaskan novelnya.
4.
Pidi Baiq juga membagikan nukilan tulisannya di akun Twitter @pidibaiq sehingga membuat followersnya makin penasaran.
5.
Pidi Baiq menuliskan cerita Dilan berdasarkan cerita nyata, tokoh-tokoh nyata, sehingga dia merasa tidak menemui kesulitan untuk membuat cerita itu hidup. Katanya, dia nggak perlu sibuk menghayalkan sesuatu untuk ditulis. Tak heran jika karakter yang ditulisnya hidup dan dicintai pembacanya.
6.
Pidi Baiq berhasil membangun setting cerita Bandung pada tahun 1990-an sehingga membangkitkan kenangan para pembaca yang pernah merasakan usia remaja pada tahun tersebut. Alhasil, sasaran pembacanya meluas tidak hanya kepada remaja saat ini, tapi juga remaja pada tahun 1990-an. Tidak aneh jika di sebuah keluarga ada yang berebut membaca antara ibu dan anak.
7.
Pidi Baiq menulis apa adanya, tanpa terpaku pada teori teknis menulis novel. Misalnya, soal konflik dan dramatisasai cerita. Trilogi Dilan boleh dibilang cerita yang konflik dan unsur dramanya tidak tajam, tapi pembaca tetap menikmatinya.
8.
Kisah cerita cinta yang dituliskan Pidi Baiq sangat unik dan bukan kacangan. Banyak pembaca yang merasa terkesan dengan kisah cinta dilan dan Milea ini, mulai dari perkenalan hingga proses pacaran.
9.
Pidi Baiq tidak memaksakan diri untuk menulis yang semata untuk membahagiakan pembaca, meskipun akhirnya berakhir putus.
10.
Banyak kalimat-kalimat menarik di setiap halaman buku karya Pidi Baiq yang bisa dikutip untuk diposting di status, instagram maupun dibuat desain khusus, istilah kekiniannya, quotable.
11.
Pidi Baiq juga rajin roadshow untuk mempromosikan bukunya secara offline, sehingga penggemarnya bisa bertanya banyak hal tentang buku Dilan. Dan tentu saja book signing. Hal ini membuat hubungan pembaca dan penulis menjadi lebih akrab dan membuat pembacanya jadi militan.
12.
Novel ketiganya Milea, juga menyisakan rasa penasaran di hati pembaca. Terutama kehadiran Cika yang menggantikan posisi Milea di hati Dilan. Hal ini membuka kesempatan hadir kelanjutan kisah cinta Dilan, kali ini dengan Cika. menurut kabar, Cika adalah wanita yang kemudian akan dinikahi Dilan. Penasaran?
13.
Pastinya Pidi Baiq juga telah membocorkan dua buku terkait Dilan yang sudah ditulisnya. Pertama adalah Bunda yang berkisah tentang kehidupan ibu dari Dilan sehingga Dilan usia SD. Lalu kisah cinta monyet Dilan di SMP dengan wanita bernama Julia.
14.
Rencana akan mengangkat Dilan ke layar lebar juga membuat novel ini semakin laris karena banya yang ingin tahu jalan ceritanya lebih dulu.
15.
Novel Dilan juga berhasil membawa perubahan terhadap gaya gaul anak muda sekarang, termasuk gaya pacaran yang lebih sehat. bahkan banyak cowok yang meniru abis gaya Dilan dalam menalukan hati cewek. Sebaliknya, banyak cewek yang yang memasang standart cowok semodel Dilan.
16.
Pastinya novel Dilan juga telah membangkitkan minat baca di kalangan remaja. Pasalnya, banyak remaja yang mengaku baru membaca novel pertama kali ya novel Dilan itu. Membaca novel dilan dianggap sebagai bagian gaya hidup remaja kekinian, bukan masalah literasi.
Nah, itu kira-kira yang membuat tiga buku tentang Dilan laris manis hingga kini. Mungkin ada yang ingin menambahkan?
0 komentar:
Post a Comment