Kota Bandung memang dikenal
memiliki warga yang sangat kreatif, termasuk di bidang kuliner. Salah satunya
adalah kelompok anak muda yang terdiri
dari orang gila masak dan gila makan dalam wadah Velbel Project, sebuah layanan
lunchbox delivery di Bandung. Mereka
menjami 100% kualitas, halal, kebersihan, dan kesegaran makanannya. By
the way, Velbel sendiri berasal dari kata VEGETABLES atau sayuran dan BELLA
yang artinya cantik dalam bahasa Perancis.
Malam itu saya diundang mencicipi
hidangan Velbel Project, dan saya memang dalam kondisi lapar setelah mengikuti
berhari-hari acara pelatihan dari kantor yang makanannya, sorry to say … nggak gue banget. Setelah
sedikit ngubek-ngubek akhirnya ketemu juga markas Velbel Project di Jalan Bagusrangin.
Saya menempati satu kursi yang
tersisa, dan terlambat. Tapi saya beruntung karena hidangan pertama memang
belum disajikan. Dan voila! Rasanya saya beruntung duduk di kursi itu, karena
setiap kali Chef Mella Putri Susantika presentasi selalu di sebelah saya.
Tring!
Okay, saya ingin mencicipi dulu
ya …
Suka salmonnya. |
Pertama, appetizer yang membuka malam
ini bernama Flat Bread Topped with Smoked Salmon, Sour Cream and Fennel. Agak ribeut ya namanya walaupun
bentuknya imut. Sebenarnya roti yang dikasih topping ikan begini adalah favorit
saya semenjak pernah jalan-jalan ke Eropa. Soalnya, cara mencari makanan halal
paling mudah adalah roti sama ikan begini.
Menurut Chef Mella sih, appetizer ini sebenarnya hidangan Prancis, tapi krimnya sudah disesuaikan. “Terutama cream-nya. Biasanya di sana pakai cheese,” jelasnya detail.
Well, saya suka salmonnya. Enyak.
Apalagi ketika krimnya meleleh di lidah. BIkin segar-segar gimana gitu. Yang
jelas, rasa gurihnya pas. Nggak keasinan di lidah saya seperti kebanyakan makanan
pembuka Eropa kebanyakan.
Empuk steaknya. |
Kedua, Medium Tenderloin Steak
Sheared with Fresh Herbs and Carrots Puree yang masuk kategori main course.
Cheff Mella mempresentasikan lebih dulu cara bikin slice tenderloin yang pas,
termasuk platingnya di atas carrots puree yang kental. Berasa deh punya chef
pribadi.
Di sini saya jadi belajar juga
mengenali steak dengan tingkat kematangan yang medium. Warnanya masih terlihat
merah muda dan bikin gemesss. Rasanya? Entah karena beefnya yang katanya
import, bumbu herbanya yang pas, atau mulut saya yang manis … hehehehe pokoknya
endeusss taurina. Dan sebagai penggemar wortel, saya suka puree-nya. Udah enak,
sehat, apalagi coba?
Like this |
Ketiga, yang ini hidangan penutup yang mungkin agak ribeut
menyebutkannya Flat Bread with Whole Wheat Flour, Cashew and Mint Cream, Coconut Oil,Strawberry Coated with Dark Chocolate. Tolong hapalkan ya. Besok ulangan keluar.
Terus terang ya, sejak datang saya sudah ngebet
banget memakannya. Tapi lantaran baru saya yang disodori pertama kali, jadinya harus
berbagi dengan tetangga untuk foto-foto. Saya suka stroberinya yang masih masam
karena bikin sensasi pemberontakan melawan rasa cokelat yang kuat. Krimnya agak
kurang berasa cashewnya karena coconut oilnya lebih strong. Tapi ketika diblend
memasukkannya ke mulut barengan stroberi dan cokelat… jadinya sempurna!
Pake sedotan ya minumnya biar gak ribeut. |
Oh iya, saya lupa menyebutkan
minumannya. Namanya Iced Mojito yang terdiri dari air soda, daun mint dan jeruk
nipis. Rasanya segar walaupun sebenarnya saya kurang suka soda.
Acara malam itu memang nggak
sempurna banget sih. Masih ada kekurangan di urusan konsistensi, misalnya
penyajian. Saya lihat bentuk iced mojito saya beda dengan yang lain. Begitu
pula Strawberry Chocolate saya yang tidak terselimuti sempurna, sementara yang
lain stroberinya ngumpet seriusan. Tapi karena Velbel Project konsentrasinya
bukan di resto, sah-sah aja.
Apalagi Chef Mella bikin
confession bahwa dia tidak punya bala bantuan di dapur. “Jadi maaf ya kalau ada
kekurangan,” katanya.
Hehehe, iya dimaafin kok. Terima
kasih lho sudah ngundang saya. Buat yang pengen pesan makanan antaran, langsung
aja masuk ke website mereka velbelproject dot com.