Setiap kali memberi pelatihan
menulis, selalu ada sesi tanya jawab
dengan peserta. Salah satu pertanyaan
yang kerap kali dilontarkan adalah,” Mengapa setiap kali menulis novel, saya
selalu berhenti di tengah jalan?”
Saya bukan tak pernah mengalami hal tersebut. Tapi saya selalu berusaha menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Termasuk menulis. Sepertinya saya tidak menghargai diri saya sendiri jika tak menyelesaikan tulisan saya.
Saya berusaha mencari tahu sebab musabab tulisan-tulisan saya bisa berhenti di tengah jalan, lalu mengakalinya agar tak terulang pada proyek menulis saya berikutnya:
#1. Konsep yang kurang matang adalah faktor utama tulisan terhenti di tengah jalan. Saat menyusun plot sebuah novel kita belum benar-benar memikirkan konfliknya, alurnya, termasuk endingnya. Beberapa penulis yang sudah banyak jam terbang mungkin tak perlu lagi menyusun plot atau kerangka tulisan sebelum menulis. Tapi sebanyak apapun jam terbang saya, membuat semacam draf plot itu perlu sekali. Sama seperti halnya seorang traveler yang merencanakan perjalanannya, perlu sekali itinerary, walau sebagian besar mengabaikannya. Setidaknya dengan itinerary, bisa lebih efisien dan efektif.
#2. Agenda setting yang belum mantap untuk mengerjakan tulisan tersebut juga membuat kita kerap dengan mudahnya meninggalkan proyek tulisan kita. Misalnya, tiba-tiba ada lomba bikin cerpen, lomba menulis artikel, orderan menulis dari penerbit, yang menyita waktu kita untuk berimajinasi hal baru, menulis dan akhirnya melupakan proyek tulisan utama. Tidak apa kita menyelingi menulis novel dengan menulis lainnya, tapi segera tuntaskan dan segera kembali ke proyek menulis novel semula. Buatlah DL sendiri (longgar maupun ketat) untuk proyek menulis novel. Karena yang menyelesaikan atau tidak proyek tulisan sebuah novel adalah kita sendiri.
#3. Memasuki bab yang tidak menarik, membosankan, kurang menantang saat
menulis, kerap menimbulkan malas meneruskan tulisan. Padahal kesan bab tidak
menarik itu sangat subyektif. Cobalah minta pendapat dari sahabat terdekat atau
teman dari komunitas menulis. Jika memang bab tersebut tidak menarik, coba
lompati saja dulu, lalu masuk ke bab yang memancing gairah kita untuk terus
menyelesaikan tulisan. Cara menulis lompat-lompat bab ini banyak dilakukan
penulis terkenal karena sudah memegang plot kasarnya.
#4. Kurang support untuk
menyelesaikan tulisan panjang kita? Cobalah kabarkan kepada teman-teman dekat
atau komunitas bahwa kita sedang menyelesaikan satu tulisan panjang. Mintalah
support dari mereka. Setidaknya mereka bisa mengingatkan kita dengan bertanya,”
Sudah bab berapa?” atau “Kamu kok FB-an terus? Bukannya sedang menyelesaikan
novel?”
#5. Jika memang tulisan yang
berhenti di tengah jalan itu membuat kepala kita pening, coba jauhkan, dan
mulai sesuatu yang baru. Cari penyebabnya dan jangan ulangi di tulisan baru.
Kita juga bisa menawarkan ke teman-teman penulis lainnya untuk kolaborasi dan
mengajaknya meneruskan tulisan setengah jalan kita. Cara ini banyak yang
berhasil lho.
Mari kita selesaikan tulisan yang
sudah kita mulai. Selalu.
By Benny Rhamdani
Wah bner bnget,pernah ngalamin smua point d atas -_-
ReplyDeleteMkasih atas pencerahannya :D
lanjutin ah novel tentang ufo nya,,,
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteIya nih bener, harus terkonsep yahh
ReplyDelete