Aktivitas di pesantren Alam Saung Balong Al Barokah |
Kenaikan harga elpiji senantiasa diikuti berita kepanikan banyak orang. Satu-satunya jalan memang mencari pengganti elpiji. Seperti halnya yang dilakukan pesantren satu ini. Biar pun harga elpiji melambung, tak berpengaruh dengan nyala dapur pesantren karena mereka memanfaatkan biogas.
Pesantren yang terletak di Majalengka, Jawa Barat ini bernama lengkap Pesantren Alam Internasional Saung Balong Al-Barokah. Di sini kita tidak hanya menemukan denyut para santri menimba ilmu agama, tapi melihat bagaimana santri meanfaatkan kekayaam alam yang ada. Salah satunya adalah memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk biogas.
Seperti dituturkan Ustad Adin Wahyudin dari Saung Balong Al Barokah,"Seiring banyaknya limbah ternak dari
peternakan dari 2-10 ekor maupun koloni
2O -7OO ekor per kandang kami berpikir untuk menafaatkan kotoran ternak itu."
Memanfaatkan kotoran sapi. |
Pihak pesantren terlebih dahulu melakukan studi banding kepada para peternak pengelola olah Limbah ternak, meminta bimbingan konsultasi kepada PPL Dinas atau belajar kepada perguruan tinggi dan para tenaga
ahli. Selanjutnya, dilakukan perencanaan baik biaya, konstruksi, model pemanfaatan
akhir dan tahapan pengerjaan.
"Dari 2 atau 3 ekor sudah bisa memulai pengelolaan limbah
tersebut. Untuk skala kecil minimal perlu biaya Rp 5juta untuk kapasitas 5 meter kubik. Tiga minggu dari selesai
pembuatan Digester Biogas sudah bisa dihasilkan," lanjut Ustad Adin.
Tentu saja proyek ini tidak selalu bejalan mulus. Kendala secara umum tetap ada, seperti akurasi konstruksi. "Kami harus dibimbing tenaga ahli, tenaga SDM diupayakan disiplin, tekun dan terampil
memahami prinsip kerja Digester. Urusan lokasi juga harus diperhatikan karena dipayakan jauh dari lingkungan
pemukiman atau dipastikan aman dari pencemaran," jelas Ustad Adin.
Biogas di pesantren ini dikelola dengan baik oleh para
peternak jamaah masjid Al Barokah, orangtua santri, dan para santri terutama santri karya
wirausaha. Para ustad tentu terlibat apalagi ustadz dunia pertanian. Saat ini pesantren memiliki ternak hampir 1000 ekor.
Apakah para santri tidak takut dengan najis?
Ustad Adin menjelaskan, "Seiring dengan pemahaman kerja
sebagai Ibadah, sekalipun mengelola dunia limbah organik. Bersuci dengan wudlu dan mandi merupakan upaya membersihkan dari najis, jangan kaku dan jadi ribed."
Manfaat biogas ini dirasakan pihak pesantren besar sekali. Sekitar I5
Ton per hari menjadi bahan baku pupuk
organik untuk pabrik sendiri. Sebesar I50 meter kubik gas per hari per 100 ekor sapi. Biogas dimanfaatkan
untuk bahan bakar kompor gas dan energi bahan bakar genset Listrik 8000 –15000 watt baik penerangan dan
listrik rumahan.
Yang paling hebat dari biogas ini, tidak ada dampak negatif karena aman dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat, baik pupuknya, penerangan dan bagi energi kompor gas.
Pesantren pun saat ini tengah merintis proses penguatan Kampung Mandiri Energi. Kunjungan dan
studi dari berbagai instansi sering diterima pihak pesantren. Bahkan dari
Kemenristek dan LIPI telah menjadikan Saung Balong Al Barokah sebagai Fieldtrip.
Pemasangan digester. |
"Dalam penciptaan Allah swt. terdapat tanda-tanda Kekuasaan-Nya. Terdapat hikmah, manfaat dan maslahat kehidupan bagi orang orang yang
berakal.. Sekalipun dari limbah ternak, mengambil manfaat dari hal tersebut merupakan bagian dari ibadah, bersyukur, bertafakur atas
ciptaan dan kebesaran Allah Dzat Ilahi Robbi.
Wallohu alam bisshowab," pungkas Ustad Adin.
(foto2: saungbalong)
(foto2: saungbalong)
0 komentar:
Post a Comment