Bali memang identik dengan wisata pantai. Tapi apa salahnya kalau kita mengunjungi tempat tanpa pantai. Misalnya saja ke Bali Orchid Garden (BOG) di Denpasar. Tapi apa menariknya?
BOG berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai,
Denpasar. Tepatnya dari arah Sanur ke utara menuju Ubud.
Objek ini tergolong masih sangat muda dilihat dari waktu kelahirannya
pada tahun 1998. Namun BOG pernah menduduki peringkat ke-10
objek wisata terbaik di Indonesia versi Internet pada tahun 2007.
Saat saya masuk ke
halaman parkir BOG sempat ragu karena bagian gerbang yang berhias patung Dewa
Wisnu dan Brahma tidak sebesar yang saya bayangkan. Setelah membeli tiket,
pengunjung diberi minuman herbal dingin menyegarkan.sebelum memasuki taman yang
dibangun seorang warga New Zealand ini.
Pengunjung kemudian
akan ditanya apakah ingin ditemani pemandu selama di dalam taman atau tidak. Jika
wisatawan ingin ditemani, maka pemandu akan menjelaskan nama jenis dan tanaman yang dilalui serta asal-usul tanaman tersebut
secara umum. Jika tidak, ya tidak masalah. Apalagi yang ingin bebas foto-foto
lebih lama seperti saya. Toh saya bisa menemukan papan nama di dekat tanaman.
Saat masuk wisatawan akan disambut dengan aneka pakis
yang klasik disertai semburat bunga dendrobiums.
Kemudian kita akan berjalan jalan setapak yang pinggirannya dipenuhi kagawara 'Christie Low'.
Lantas, kita akan masuk terowongan yang dipenuhi pisang hias.
Selanjutnya wisatawan
dapat menemukan phalaenopsis putih
tergantung di pohon mangga. Ada pula lotus, cordylines, costa, heliconia
rostrata, vandas, mokaras, epidendrum, arachnis maggie oui, aranthera ‘ann
black dan masih banyak lagi jenis tanaman.
Mau foto narsis?
Tenang, pemandu juga akan membantu mengambilkan foto jika ingin berfoto dengan
latar belakang bunga- bunga yang indah. Bahkan pemandu akan memilihkan
sudut yang baik untuk difoto.
Bagian dari taman yang
menarik adalah memasuki area shade house,
sebuah kubah khusus untuk tanaman yang tidak terlalu memerlukan sinar matahari
langsung. Seperti sebelumnya wisatawan
akan diberikan informasi tanaman di dalam shade house. Fitur lainnya di BOG
adalah balai bengong, pendopo, café, dan kios cendera mata.
Koleksi
500 Jenis Anggrek
Berdasarkan informasi
dari pemandu, BOG memiliki 820 jenis tanaman. Jenis anggrek dalam dan luar
negeri tercatat 500 jenis anggrek, 120 jenis bromeliad, dan 200 jenis tanaman
hias lainnya seperti heliconia dan ginger.
Seorang rekan saya
pecinta anggrek mengatakan, menurut pengamatannya koleksi anggreak BOG tak
sebanyak itu. “Sangat sedikit jika dibandingkan koleksi petani anggrek di
Cihideung,” ungkap Eva Nukman warga Cimahi yang bertandang ke BOG.
Kendati terbatas
koleksinya, beberapa wisatawan mancanegara yang saya di dalam BOG tampak
menikmati koleksinya. Berulang kali mereka berfoto dengan aneka tanaman di BOG.
Bahkan ketika pemandu menjelaskan tentang tanaman puteri malu, mereka tampak
antusias.
Dari sana saya
berpikir, BOG memang bukan tempat yang cocok bagi pecinta anggrek sejati
mengingat lahan yang tak seberapa luas dan minimnya jumlah koleksi. Jangan
dibandingkan Taman Bunga Nusantara di Cianjur.
Salah satu penyebab BOG
kemudian namanya terdengar hingga ke mancanegara dikarenakan posisinya di Bali.
Sebagai salah satu tujuan wisata yang sudah mendunia, apapun obyek wisata baru
akan mampu menyedot perhatian.
Faktor yang menjadi
keunggulan taman ini adalah juga kebersihannya yang sangat dijaga. Tidak ada
sampah plastik ataupun kertas di BOG. Sehingga mata pun dibuat terlena melihat
hamparan bunga-bunga yang ada.
BOG juga menjadi alternatif bagi wisatawan
yang tidak memiliki banyak waktu tapi ingin mendapat banyak titik wisata di
Bali. Sebab kurang dari satu jam, pengunjung sudah bisa melewati seluruh area
BOG. Termasuk mencari cendera mata yang indah, seperti bros dari kelopak
anggrek yang diawetkan atau minyak wangi hasil penyulingan bunga.
Satu hal lagi yang
membuat saya yakin BOG ini lebih ditujukan untuk turis asing adalah harga tiket
yang relatif mahal, yakni Rp.100.000. Wisatawan lokal, apalagi remaja, tentunya
akan memilih membeli tiket bioskop untuk berdua dengan uang itu.
Iya atau nggak, sih?
0 komentar:
Post a Comment