Situs Bukit Geger |
Selain garam dan karapan sapi, setiap disebut kata
Madura, banyak orang mengaitkan dengan jamu dan madu keperkasaan pria. Entah
benar atau mitos, nyatanya ada sebuah tempat di Madura yang juga diyakini
merupakan tempat untuk meningkatkan kejantanan pria. Di mana itu?
Setelah saya melintasi jembatan
Suramadu sepanjang 5.438 meter, akhirnya tiba
juga di Pulau Madura, Jawa Timur. Begitu keluar dari pintu tol, tampak deretan warung menjajakan pernak-pernik makanan dan oleh-oleh khas
Madura, mulai madu hingga layangan dengan hiasan khas Madura..
Ya,
kali ini saya dalam perjalanan ke wana wisata dan situs Bukit Geger di
Kecamatan Geger, Bangkalan.
Dari Kota Bangkalan lurus terus sekitar
30 km ke arah utara yaitu ke arah Kecamatan Arosbaya, lalu
ke timur ke Kecamatan
Geger. Setibanya di desa Geger, bukit
yang biasa disebut masyarakat Madura dengan Gunong
Geger ini sudah mudah dijangkau karena letaknya tepat
di pinggir
jalan desa. Namun karena naik motor, sempat panas juga bokong J
Untuk pengunjung yang tidak didampingi warga lokal,
bisa minta didampingi pemandu yang bisa ditemui di tempat parkir. Tidak ada
tarif khusus untuk pemandu. Biasanya pengunjung akan langsung diajak menapaki
tangga yang jumlahnya puluhan undakan dengan kecuraman 50 derajat. Perlu tenaga
ekstra dan kesabaran bagi yang sudah berumur atau jarang berolahraga. Tidak
jarang pengunjung terlihat kepayahan di pertengahan jalan. Tapi itulah ciri khas tempat-tempat yang berkaitan dengan ritual reliji.
Tanjakan ngos-ngosan. Ketahuan yang rajin olahraga atau nggak. |
Begitu tiba di puncak bukit, pengunjung akan
disambut udara segar dan sejuk yang jarang bisa ditemukan di Madura. Pengunjung
juga bisa melihat gerombolan kera berwarna abu-abu berekor
panjang. Kera-kera itu biasanya berebutan mengambil makanan yang diberikan pengunjung. Selain kera, di kasawan hutan Bukit Geger bisa
juga ditemukan ular pecut, ular viper hijau, ular phyton, landak dan musang
berbulu coklat.
Di bukit Geger ini terdapat situs Pelanggiran.
Konon, di areal situs inilah, pada kisaran abad ke 8, orang pertama di Pulau
Madura mendarat di Bukit Geger menggunakan rakit bambu. Mereka adalah Patih
Pranggulang dan Dewi Sekar Tanjung, putri dari Raja Giling Wesi di kaki Gunung
Semeru, yang dibuang lantaran hamil secara gaib di luar nikah. Dari rahim Dewi
Sekar Tanjung yang kemudian populer dengan sebutan Potre Koneng itulah,
kemudian lahir putra asli Madura pertama, yang bernama Raden Segara.
Situs Pelanggiran Putri Koneng |
Berikutnya, di pucak bukit sisi barat, juga
terdapat dua goa keramat, masing-masing Goa Petapan dan Goa Potre, yang
diyakini sebagai tempat pertapaan Patih Pranggulang dan Dewi Sekar Tanjung.
Kedua goa ini, pada kisaran abad ke 13, juga pernah digunakan sebagai tempat
pertapaan Adipoday dan Putri Kuning, ayah bunda Kudho Panule alias Jokotole,
tokoh legendaris dari Kraton Sumenep.
Di depan kedua goa, terdapat situs makam yang
diyakini sebagai kuburan dari Dewi Sekar Tanjung alias Potre Koneng. Sementara
sekitar 10 meter di depan goa dan makam, juga ada situs Palenggian, yakni
onggokan batu alam berbentuk kursi panjang. Konon, situs ini sering digunakan
oleh Dewi Sekar Tanjung untuk duduk memandangi keelokan panorama laut yang
dahulu mengitari bukit.
Di bibir tebing sisi Selatan, bisa dilihat Goa
Pelanangan dan Goa Pancong Pote. Goa Pelanganan ini memiliki keunikan
tersendiri, lantaran dari atap goa tersembul sebuah stalaktit berbentuk mirip dengan kelamin pria. Karenanya
dinamakan Goa Pelanangan (kelamin pria). Di kalangan penduduk sekitar, ada
kepercayaan pria manapun yang meminum tetesan air dari stalaktik itu, akan
memiliki kualitas kejantanan yang prima. Nah, inilah yang membuat banyak pria
kerap mendatangi tempat ini.
Dari bibir jurang di depan Goa Petapan, Goa
Potre dan Situs Palenggian itulah, para pengunjung bisa menikmati keelokan
panorama alam yang amat eksotis, karena hamparan hutan rakyat seluas 1.300 ha
lebih yang mengitari semua desa di Kecamatan Geger. Sementara di tengah kawasan
hutan, juga terdapat sejumlah situs makam dan mesjid keramat.
“Sepuluh hari sebelum lebaran tempat ini banyak
didatangi peziarah. Apalagi kalau lebaran, sampai penuh tempat parkir. Peziarah
tidak hanya dari Madura, tapi dari luar Madura. Bahkan ada yang datang dari
Malaysia dan Brunei,” jelas juru parkir setempat.
Hmm, yang jelas, tidak semua demi mendapatkan khasiat kejantanan itu sih.
^_^
0 komentar:
Post a Comment