Showing posts with label Sudan. Show all posts
Showing posts with label Sudan. Show all posts

Tuesday, November 22, 2016

Ini Dia Anggota Pasukan Perdamaian Termuda Asal Indonesia di Sudan


Yudha jadi anggota pasukan perdamaian termuda asal Indonesia di Sudan

Pria bernama lengkap Gede Sandika Yudha ini sejak lama bermimpi menjadi anggota pasukan perdamaian PBB. Tepatnya ketika tamat pendidikan brigadir Brimob pada tahun 2009. Akhirnya, mimpinya terwujud menjadi anggota pasukan perdamaian di Sudan. Dan, banyak pengalaman yang didapatnya selama berada di negara gersang itu.

"Pada Desember 2009 saya mendengar cerita dan baca berita  di media sosial tentang pasukan perdamaian. Semula saya pikir itu hanya untuk anggota TNI lewat kontingen Garuda. Ternyata setelah saya telusuri ada juga pasukan Polri yang ikut misi perdamaian di Sudan di bawah PBB dengan nama Formed Police Unit Garuda Bhayangkara. Saya kemudian tertarik mencari tahu lebih jauh karena ingin bergabung," ucap polisi berpangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu) ini semangat di sela tugasnya.

 Briptu Gede Sandika Yudha S.H

Setelah mendapat informasi mengenai seleksi FPU, kelahiran  Timor Timur 17 Desember 1990 ini berusaha menunggu dengan sabar agar mimpinya terwujud. Pasalnya, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dari Polri untuk penugasan bersama PBB adalah sudah berdinas lima tahun. Usai masa dinas terpenuhi, Yudha pun mengikuti seleksi.

"Tes seleksi nggak mudah karena banyak tahapan tes. Apalagi banyak senior saya yang ikut tes juga. Tentu pengalaman mereka lebih banyak," jelas pria bergelar sarjana hukum ini. "Begitu dinyatakan lulus seleksi saya merasa senang. Sebelum berangkat saya harus mengikuti latihan pra operasi untuk melatih fisik, kemampuan bahasa, dan lainnya." 


Pria yang berdinas di  Lemdiklat Mabes Polri ini mampu melewati  latihan khusus tersebut di Cikeas, Bogor, selama sekitar enam bulan. "Motivasi saya sangat kuat untuk mencari pengalaman baru dalam bertugas di luar negeri melalui pasukan perdamaian (peace keeper). Orangtua dan saudara pun mendukung keinginan saya. Makanya saat saya berangkat pun ada kebanggan tersendiri terhadap diri sendiri dan orangtua serta adik-adik saya," kenangnya mengingat masa meninggalkan tanah air untuk tugas yang mulia ini pada Desember 2015.

Mendapat potongan tumpeng dari Komandan Pasukan di Sudan,
saat ultah Brimob ke -71 karena jadi anggota termuda.

Satu lagi yang lebih membanggakan adalah saat Yudha mengetahui dirinyalah yang termuda di antara anggota pasukan perdamaian yang bertugas di Sudan. "Sebenarnya saat seleksi saya monitor bahwa saya adalah yang termuda. Makanya saya sangat bersyukur ketika dinyatakan lulus. Meskipun akhirnya saat di tempat tugas harus siap di perintah apapun oleh senior," lanjutnya sambil tersenyum.

Pengalaman berkesan pun banyak didapatnya. "Saya paling berkesan ketika patroli dan memberikan bantuan kepada masyarakat. Begitu sampai, mereka langsung berlari mendekati kami untuk mendapatkan bantuan. Di dalam hati saya bersyukur menjadi warga Indonesia yang negaranya subur makmur. Tidak seperti di sini yang serba kekurangan," lanjut Yudha, pemilik akun instagram @yudha_asb .

Satu lagi pengalaman yang tak diduga Yudha adalah ketika patroli, salah jalan alias kesasar, sehingga dihujani tembakan oleh aparat setempat.  "Kemudian, perwakilan dari kami turun dan negosiasi lumayan alot. Akhirnya, kami diberi jalan tapi diberi peringatan agar izin lebih dulu," imbuhnya.

Kini, pengalaman seperti itu tak terulang lagi lantaran sudah hapal sekali dengna tugasnya. Dan Januari 2017 nanti, Yudha akan kembali menginjak bumi Indonesia. Kembali menunasikan tugas di bumi pertiwi ini.



Wednesday, September 30, 2015

Kisah Polisi Ganteng Indonesia di Daerah Konflik Sudan




Menjadi bagian dari Misi PBB – Uni Afrika (UNAMID) di Dafur, Sudan, sudah pasti jadi kebanggaan tersediri bagi Brigadir Polisi Purbo Kuncoro. Anggota Polda Banten ini mengemban tugas yang bukan main-main sejak 11 Desember 2014.

“Kami di sini melaksanakan mandat PBB, seperti menjaga tempat pengungsian, patroli di Zone C menjaga asset milik   UNAMID, mengawal pejabat UNAMID, sampai penjagaan main gate dan MHQ Gate,” tutur Purbo yang posisinya sebagai driver tactical hingga 14 Desember 2015.

 Kehidupan sehari-hari pun berbeda dengan polisi lain di tanah air. Purbo harus tinggal bersama teman-temannya di Garuda Camp Indonesia. “Kegiatan sehari-hari ya melaksanakan apel pagi, pembersihan senjata, pembersihan kendaraan tactical guna memperlancar dan mendukung tugas pengawalan dan patroli,” ujar pemilik instagram @purbokuncoro ini.

Nggak membosankan?  Ternyata tidak. Karena Purbo dan teman-temannya juga memiliki agenda latihan kesenian Indonesia seperti rampak gendang, tari saman, tari kecak hingga joget poco-poco. “Kami juga melakukan kegiatan sosial seperti pemberian bantuan bahan makanan, kegiatan peresmian sekolah, kegiatan pemberian hewan kurban, samapai pembagian sarung dan baju,” tambah polisi ganteng ini.



Aktivitas sosial dengan masyarakat ini dirasakan Purbo membuat pasukannya lebih solid dengan polisi dan tentara Sudan sendiri. “Saat mendatangi tempat pengungsi, kami juga dikawal polisi setempat dan kepala suku,” katanya sambil menunjukkan beberapa foto keagiatan UNAMID.

 Mengapa pasukan UNAMID masih membutuhkan pengawalan? Rupanya, para pasukan UNAMID ustru kerap menjadi sasaran empuk  begundal di Sudan. “Pernah ada staf UNAMID yang sedang berjalan kaki dan belanja ditodong senjata sampai diambil handphone dan barang berharganya,” jelas Purbo.

Bahkan, Purbo juga terlibat dengan pengejaran terhadap perampokan mobil UNAMID oleh para pemberontak di Sudan. “Kejadiannya di siang hari. Mereka merampok staf yang membawa kendaraan sendirian. Setelah ditodong, stafnya disuruh turun, terus mobil dibawa kabur. Perampok itu juga membawa mobil,” cerita Purbo.

Maka kejar mengejar pun terjadi hingga jarak 500 km.  “Tapi kami biasanya hanya mengejar agar mencegah dan menggagalkan perampokan saja. Urusan penangkapan itu wewenang polisi setempat,” katanya

Purbo tak menampik pula dia merasa kangen dengan Indonesia, terutama dengan keluarganya. “Ya, selama ini saya hanya komunikasi lewat BBM atau videocall,” tandasnya.