Menjadi bagian dari Misi PBB –
Uni Afrika (UNAMID) di Dafur, Sudan, sudah pasti jadi kebanggaan tersediri bagi
Brigadir Polisi Purbo Kuncoro. Anggota Polda Banten ini mengemban tugas yang bukan
main-main sejak 11 Desember 2014.
“Kami di sini melaksanakan mandat
PBB, seperti menjaga tempat pengungsian, patroli di Zone C menjaga asset milik UNAMID,
mengawal pejabat UNAMID, sampai penjagaan main gate dan MHQ Gate,” tutur Purbo
yang posisinya sebagai driver tactical
hingga 14 Desember 2015.
Kehidupan sehari-hari pun berbeda dengan
polisi lain di tanah air. Purbo harus tinggal bersama teman-temannya di Garuda
Camp Indonesia. “Kegiatan sehari-hari ya melaksanakan apel pagi, pembersihan
senjata, pembersihan kendaraan tactical guna memperlancar dan mendukung tugas
pengawalan dan patroli,” ujar pemilik instagram @purbokuncoro ini.
Nggak membosankan? Ternyata tidak. Karena Purbo dan
teman-temannya juga memiliki agenda latihan kesenian Indonesia seperti rampak
gendang, tari saman, tari kecak hingga joget poco-poco. “Kami juga melakukan
kegiatan sosial seperti pemberian bantuan bahan makanan, kegiatan peresmian
sekolah, kegiatan pemberian hewan kurban, samapai pembagian sarung dan baju,”
tambah polisi ganteng ini.
Aktivitas sosial dengan
masyarakat ini dirasakan Purbo membuat pasukannya lebih solid dengan polisi dan
tentara Sudan sendiri. “Saat mendatangi tempat pengungsi, kami juga dikawal
polisi setempat dan kepala suku,” katanya sambil menunjukkan beberapa foto
keagiatan UNAMID.
Mengapa pasukan UNAMID masih membutuhkan
pengawalan? Rupanya, para pasukan UNAMID ustru kerap menjadi sasaran empuk begundal di Sudan. “Pernah ada staf UNAMID
yang sedang berjalan kaki dan belanja ditodong senjata sampai diambil handphone
dan barang berharganya,” jelas Purbo.
Bahkan, Purbo juga terlibat
dengan pengejaran terhadap perampokan mobil UNAMID oleh para pemberontak di
Sudan. “Kejadiannya di siang hari. Mereka merampok staf yang membawa kendaraan
sendirian. Setelah ditodong, stafnya disuruh turun, terus mobil dibawa kabur.
Perampok itu juga membawa mobil,” cerita Purbo.
Maka kejar mengejar pun terjadi
hingga jarak 500 km. “Tapi kami biasanya
hanya mengejar agar mencegah dan menggagalkan perampokan saja. Urusan
penangkapan itu wewenang polisi setempat,” katanya
Purbo tak menampik pula dia
merasa kangen dengan Indonesia, terutama dengan keluarganya. “Ya, selama ini
saya hanya komunikasi lewat BBM atau videocall,” tandasnya.
0 komentar:
Post a Comment