Saat hendak kendak ke Makassar, Sulawesi Selatan, banyak yang merekomendasikan saya untuk mencicipi Mie Titi. Saya sendiri tidak ada bayangan wujudnya karena tidak sempat browsing. Jadi begitu sampai di daerah Jalan Perintis kemerdekaan, Daya, dan melihat kedai mie titi, bergegas saya sambangi.
Kedai Mie Titi ini lumayan terisi sebagian kursinya, dan merupakan cabang dari kedai di Jalan Irian, sebuah pusat kuliner di kota Angin Mamiri ini. Tanpa babibu, saya segera memesan Mie Titi sambil menahan keinginan untuk browsing.
Setelah menunggu lumayan lama karena banyak yang order makanan, akhirnya penampakan Mie Titi muncul di meja. Saya pikir, Mie Titi seperti hidangan mie lainnya. Ternyata berbeda. Disebut mie kuah bukan, disebut mie goreng juga bukan.
Bahan dasarnya adalah mie telor yang digoreng kering kemudian disiram kuah maizena yang
kental. Sekilas saya ingat sajian kuotiaw hanya bahan dasarnya mie kering. Selain itu, tampak pula beberapa potong sayuran, terutama sawi dan kol. Rasanya gurih dan membuat ingin cepat menghabiskannya. Apalagi jika ditambah sambal agar pedas.
Mau lebih sedap lagi? Peras jeruk nipis yang dihidangkan di pinggir piring sesuai selera. kalau saya sih tidak suka yang terlalu masam.
Setelah makan, barulah saya mencari tahu sejarah kuliner Mie Titi yang begitu ngehits ini. Pioner mie titi ini adalah Ang Kho Tjao, warga keturunan Tionghoa di Makassar. Ang Kho Tjao kemudian mewariskan resepnya kepada ketiga anaknya (Hengky, Awa, dan Titi.) dan menjadikan mie keringnya mulai terkenal sejak tahun 1970-an.
Setelah Ang Kho Tjao meninggal, bisnis mie kering dilanjutkan oleh anak-anaknya. Titi ternyata yang paling populer di Makassar, maka nama “Mie Titi” menjadi identik dengan mie kering Makassar. Mie Kering sendiri ada beberapa yang terkenal yaitu Mie Titi, Mie Awa, Mie Hengky, dan Mie Anto. Saya juga tidak jelas mengapa ada Mie Anto karena tidak ada di daftar anak Ang Kho Tjo.
Kedai Mie Titi yang paling beken berada di Panakukang. Saya belum sempat mencicipinya. Tapi Mie Titi yang saya nikmati di kawasan Daya pun rasanya sudah cukup nendang kok.
0 komentar:
Post a Comment