Datang ke Pontianak, Kalimantan Barat, tidak lengkap rasanya
jika tidak mengunjungi Tugu Khatulistiwa. Tapi apa ya kira-kira daya tari tugu yang dibangun pada tahun 1928
itu? Setelah saya mengunjungi, dan mendapat penjelasan dari Sutami, petugas Tugu Khatulistiwa, inilah tiga
daya tarik utama tugu yang menjadi ikon masyarakat kalbar ini.
Bersejarah
Tentu saja yang pertama menarik minat adalah sejarah Tugu
Khatulistiwa itu sendiri. Konon dari catatan
yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari
Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in
Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu
ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan
Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak.
Setelah itu dibangunlah
tugu pertama tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah. Tahun 1930
disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah. Tahun 1938
dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tahun 1990, Tugu Khatulistiwa direnovasi
dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu
dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya.
Bangunan tugu terdiri dari 4 buah
tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan
ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan
tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi
4,40 meter. Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR
(bahasa Belanda yang berarti Equator) sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk
arah 2,15 meter. Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr
menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.
Momen Langka
Momen menakjubkan dan langka di sekitar Tugu Khatulistiwa terjadi saat titik
kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis
khatulistiwa. Saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala
sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Pada
peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan hilang beberapa detik saat diterpa sinar Matahari.
Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.
Peristiwa titik kulminasi
Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan
21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang
menarik kedatangan wisatawan
Atrkasi Telur
Saya terhibur ketika Sutami
menunjukkan sebutir telur ayam. Mau didadarkah? Sutami membuktikan bahwa Tugu Khatulistiwa lantaran memiliki
medan magnet yang berbeda dan berpengaruh kepada gaya gravitasi benda. Telur
ayam di tangannya didirikan di atas lantai dan ... ajaib! Tidak terguliling dan
menggelinding. Saya pun mencobanya dan
berhasil. Menariknya atraksi ini jika dibuatkan
catatan rekor lomba mendirikan telur tercepat. Pasti seru untuk atraksi maupun
publikasi. Apalagi jika pemecah rekor disyahkan dengan sertifikat.
Foto-foto; Benny Rhamdani.
Maaf, numpang narsis :) |
0 komentar:
Post a Comment