Wednesday, October 30, 2013

Jauhkan Sekolah dari Guru Mesum




Pagi  ini saya bergidik membaca berita di harian Kompas tentang anak kelas 6 SD yang menolak masuk sekolah lagi karena katanya sering dicium dan dipeluk seorang oknum guru selepas pelajaran tambahan. Walau pihak sekolah menolak memberi keterangan lebih jauh, saya kok  percaya keluhan anak itu bukanlah mengada-ada. Saya berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait untuk menuntaskan masalah ini.

Usai membaca berita miris itu, saya melanjutkan dengan browsing melalui Google dengan kata kunci ‘guru’ dan ‘pelecehan’. Ternyata hasilnya menakjubkan. Apalagi ketika kata kunci saya ubah ‘guru’ dan ‘mesum’, berita yang terkait lebih menghebohkan lagi.

Ada apa ini? Bukankah seorang guru lumrahnya adalah memberi teladan dan melindungi muridnya karena sebagai pengganti orangtua di sekolah? Apalagi bila kasus pelecehan terjadi di bangku SD dan SMP, jelas sudah menjurus ke  pedophilia.

Di media on-line asing seperti Dailymail, berita menyangkut pedophilia selalu mendapat perhatian penuh. Wajah-wajah pelaku bahkan dipampang jelas agar orangtua mengenal betul. Entah itu pelakunya orang terdekat, kenalan di dunia maya, termasuk guru di sekolahnya.

Dengan semakin seringnya kasus asusila di lingkungan sekolah, semoga segera dilakukan gerakan yang lebih serius. Saya sering sekali mendengar  berita tentang razia handphone murid untuk melihat isinya ada yang mengandung pornografi atau tidak. Tapi bagaimana dengan para guru? Siapa yang memeriksa? Mungkin sudah saatnya semua sekolah diwajibkan memasang CCTV, agar semua yang tidak takut lagi bahwa Tuhan Maha Melihat, setidaknya takut dengan adanya CCTV.

Saya menyadari guru juga manusia. Sulit mencari yang sempurna. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah guru sampai bertindak mesum, terutama di sekolah. Pembekalan akhlak dan moral jangan hanya untuk anak didik tapi juga guru. Sebaiknya guru juga diberi fasilitas konseling dari sekolah, entah bagaimana caranya. Agar para guru tetap konsisten menjalankan tugasnya dengan baik.

Saya tidak ingin, hanya gara-gara beberapa oknum guru berbuat mesum, maka profesi guru menjadi rusak dan intitusi pendidikan jadi ternoda.  Sehingga pada kasus video SMPN Jakarta Barat itu, orang dengan mudahnya ngomong,”Gurunya aja pada mesum. Apalagi muridnya.”  Karena ‘guru’ adalah ‘digugu’ dan ‘ditiru’.

Cinambo, 31 Okt’ 2013

0 komentar:

Post a Comment