.
Relief di Angkor Wat, dinyatakan mirip dengan yang ada di Borobudur. (foto: travelsense.asia) |
Dalam seminar mengenai penelitan Candi Borobudur dan Angkor Wat di kota Siem Reap, Kamboja, 5-6 Desember 2009, terungkap kedua candi tersebut memiliki kesamaan model relief. Hal ini sekaligus membuktikan hubungan bangsa Indonesia dan Kamboja ternyata sudah terjalin sejak sebelum masa Raja Jayawarman II di Kamboja, yaitu sebelum abad ke-9.
Seharusnya, dengan latar belakang
budaya yang sama tersebut, tidak sulit jika dua negara yang sama-sama anggota
ASEAN ini menjalin hubungan kerjasama. Apalagi menjelang diberlakukannya
Komunitas ASEAN 2015. Bahkan, saya berharap antara (Kabupaten) Magelang dan
Siem Reap menjalin ikatan sebagai Kota
Bersaudara (Sister Cities) atau Kota kembar (Twin Cities)
Konsep Kota Bersaudara
Kota bersaudara adalah konsep
penggandengan dua kota yang berbeda lokasi (negara) dan administrasi politik dengan tujuan
menjalin hubungan budaya dan kontak sosial antarpenduduk.
Kota bersaudara umumnya memiliki persamaan keadaan demografi
dan masalah-masalah yang dihadapi. Konsep ini bisa diumpamakan sebagai sahabat
pena antara dua kota. Hubungan kota kembar sangat bermanfaat bagi program
pertukaran pelajar dan kerjasama di bidang budaya dan perdagangan.
Dalam konteks Magelang dan Siem
Reap, keduanya sama-sama memiliki sebuah komplek candi yang besar dan kebetulan
mirip. Dari sinilah kemudian jenis kerjasama bisa dikembangkan. Semisal
kerjasama promosi wisata agar jumlah kunjungan turis keduanya bisa meningkat.
Salah satu cara misalnya, di
Angkor Wat disediakan informasi lengkap tentang Candi Borobudur, sehingga
wisatawan yang datang ke Angkor Wat juga tertarik ke Borobudur. Sebaliknya, di
candi Borobudur juga disediakan informasi komplet tentang Angkor Wat, agar
turis yang ke Borobudur juga tertarik berkunjung ke Angkor Wat.
Tidak hanya informasi, keduanya
bisa saling tukar atraksi kebudayaan. Hal-hal yang terkait dengan atraksi
budaya di magelang, bisa digelar di Siem Reap. Sedangkan atraksi budaya dari
Siem Reap juga bisa ditampilkan di setiap perhelatan di kota Magelang. Para
pemuda, pelajar, blogger, peneliti sejarah, budayawan, dan segala unsur
masyarakat di dua kota tersebut bisa melakukan aneka program pertukaran.
Mungkin banyak yang belum tahu
jika Siem Reap memiliki gedung
pertunjukan yang menggelar pagelaran tari tradisional Apsara, pusat cindera
mata, pengrajin kain sutra, sawah pedesaan, desa nelayan, dan suaka burung di
dekat danau Tonle Sap. Di sana juga
terdapat bandar udara di kota ini ialah Bandar Udara Internasional
Angkor-Siem Reap.
Magelang sendiri memiliki beberapa sentra
kerajinan rakyat, masyarakat bertani dan berkebun, serta bisa ditemukannya
beberapa kesenian seperti Kubro Siswo, Badui, Dayakan, Jathilan.
Jika konsep kota bersaudara
antara Magelang dan Siem Reap terwujud, dan kerjasama terjalin dengan harmonis,
maka bisa dilebarkan dengan daerah-daerah lain yang memiliki latar budaya sama.
Tidak hanya Magelang dan Siemm Reap, tapi mungkin juga kota di Thailand, Burma
atau Vietnam yang bisa saja memiliki kemiripan. Begitu pula kemiripan antar kota bukan berdasarkan kesamaan relief candi, tapi aneka artefak budaya lainnya.
Ujung-ujungnya akan lebih mudah
mewujudkan integrasi perdagangan, pelayanan dan
wilayah investasi yang merupakan 3 hal penting dalam era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015.
Mari kita tunggu partisipasi dua pemimpin wilayah Siem Reap dan
Magelang sebagai lokomotif gerakan siter cities ini..
00OO00
Referensi: wikipedia.com
00OO00
Referensi: wikipedia.com
tulisan ini diikutsertakan dalam:
0 komentar:
Post a Comment