Jalan-jalan ke Bandung memang tak
lengkap bila tak mencicipi tempat-tempat kuliner di Bandung. Tak aneh bila
bisnis kuliner di Bandung terus tumbuh. Meskipun tahun lalu saja sudah
melampaui 3.000 lokasi. Salah satu pemain baru di bisnis kuliner Bandung adalah
Nien’s Corner.
Terletak di kawasan hotel Latief Inn, tepatnya
di Jalan Natuna 16 Bandung, mini resto ini menyajikan hidangan ala restoran di
hotel-hotel berbintang dengan harga yang lebih ramah. Saat disodorkan menu,
saya menemukan sejumlah makanan lokal seperti sop dan nasi goreng hingga
makanan luar negeri seperti aneka steak dan pasta.
Karena saya sedang diet daging
merah, meskipun ingin sekali mencicipi steak atau sop buntut goreng, saya
alihkan pesanan saya untuk mencicipi spagheti chicken cream. Untuk minum saya
tertarik dengan nama yang unik babby chino party.
Seperti biasa, saya termasuk memilih makanan
berdasarkan waktu pembuatan yang tak terlalu lama. Ya, saya pikir akan
terhidang 30 menit untuk pesanan saya. Tapi karena tamu Nien’s Corner sedang
membludak, mau tak mau harus bersabar. Cuman ketika kanan-kiri saya yang
memesan setelah saya sudah habis makanannya (padahal mereka pesan pasta dan
steak) ya saya tanya dong. Ternyata pasta pesanan saya masih harus menunggu
beberapa menit lagi.
Ketika pasta pesanan saya dong, langsung
aromanya membuat perut saya makin keroncongan. Waktu makan siang sudah lewat.
Tapi tak apalah, demi sepiring pasta yang menggiurkan. Saya pun mencicipinya
sedikit. Ada yang kurang. Ya, tabasco sauce. Bukannya belagu sih. Tapi karena
saya pernah ke Bologna, Italia, makan pasta yang enak memang kalau diberi
tabasco sauce.
Saya pun minta tabasco, ternyata
tidak tersedia, mau tak mau saya langsung menyantap spagheti chicken itu.
Lezat, bukan karena pasta dan creamnya, tapi juga potongan ayam yang menyatu.
Kadang kita seperti menemukan harta karun ketika memasukan gulungan pasta ke
mulut ternyata ada daging ayamnya.
Setelah tandas, saya menutupnya dengan minuman
yang menurut saya unik sekali rasanya. Mungkin ada yang pernah mencicipinya?
saya belum. Babby chino pasrty ternyata adalah minuman berlayer, cream dibubuhi
cherry, lalu kopi dan caramel, dan bagian bawahnya adalah perasan jeruk
mandarin. rasanya? Unik!
Saya biasanya memang membiasakan
minum berlayer, lapis demi lapis untuk mendapatkan sensasinya. Setelah itu
barulah saya aduk untuk tahu mana rasa yang kuat ketika bercampur. Saya
rekomendasikan kepada siapapun yang suka mencicipi minuman berasa unik untuk
mencicipinya di Nien’s Corner.
Oh iya, karena hari itu sangat istimewa,
Nien’s Corner menghadiahi sebuah menu special bernama Appritada. Hidangan
olahan ayam ini sangat menarik perhatian saya karena ada brokolinya, sayuran
favorit saya. Sayangnya karena perut
saya sudah kenyang, hanya sedikit saya mencicipinya. Rasanya? Oke juga. Apalagi
porsinya juga tak terlalu besar.
Bicara tentang interior, Nien’s Corner
terbilang mungil untuk menu masakan kelas hotel berbintang. Tak heran jika
pembatas dibuat semi terbuka agar terkesan luas. Serasa kita sedang makan di
ruang makan belakang rumah. Tapi cukup nyaman untuk makan berkelompok. Jika
memang pengunjung membludak, akan disediakan meja dan kursi tambahan di luar
yang masih halaman Latief Inn.
Karena semi terbuka, udara di
tempat makan jadi segar natural. Apalagi di sekitar Jalan Natuna banyak berdiri
pohon kenari tinggi yang rimbun.
Buka dari pukul 10 pagi hingga 10
malam, Nien’s Corner setidaknya bisa menjadi alternatif kuliner bagi tamu hotel
Latief Inn yang enggan atau tak ada waktu mencari kuliner lainnya di Bandung.
Tertarik mencicipi di sini? Saya sarankan untuk datang bersama teman atau
keluarga :)
0 komentar:
Post a Comment