Pilih mana? |
Di Bandung walaupun setiap hari kita cicipi lokasi kuliner
satu per satu seakan tak ada habisnya.
Dari yang murah sampai yang mahal sama saja banyaknya. Saya dan keluarga
biasanya sengaja melakukan wisata kuliner di Bandung karena penasaran dengan
popularitasnya.
Abuba Steak cabang Bandung (foto: Benny) |
Misalnya saja Abuba Steak di Jalan Prabu Dimuntur Bandung.
Ketika saya jelaskan bahwa Abuba di Jakarta sangat terkenal, isteri saya
tertarik mendatanginya. Saya memang pernah menyantap steak di Abuba Cilandak
Jakarta karena dulu kantor pusat saya kerja di dekat sana.
Lokasi Abuba Bandung strategis di pusat kota dekat jembatan
Pasopati. Parkir mobil pun tak sulit kendati sedang padat pengunjung. Setelah
duduk, kami pun mulai memesan. Saya memilih steak T Bone New Zealand kesukaan
saya. Isteri dan putera kami memilih
tenderloin dan chicken steak. Tentu saja
bersama minumnya.
Sebenarnya saya ingin mencicipi wagyu steak yang sedang program promo. Tapi saya pernah lihat proses
steak wagyu di tv pakai alkohol saya jadi ragu. Ya, walaupun belum tentu benar,
saya batalkan.
Ketika pesanan datang, kami pun menyantap pesanan
masing-masing. Dan, mau tahu rasanya stak Tbone saya? Lezat karena masih ada
sedikit lemaknya. Matangnya juga pas. Yang jelas nggak bikin gii saya kepayahan
mengunyah. Soalnya saya pernah juga makan steak di tempat lain di Bandung, tapi
hanya separuhnya yang bisa saya kunyah.
Isteri dan anak kami pun puas dengan pesanan masing-masing.
Berapa kami bayar? Rp300.00 lebih. Worth it untuk makanan di kelasnya.
Ramen Ayam Tam Tam
Selain Abuba, satu tempat kuliner yang kami sambangi karena
popuaritasnya adalah Hakata Ikkousha di Jalan Laks. R.E Martadinata bawah. Beken di kalangan anak muda tentunya karena
kuliner satu ini mengimpor menu Jepang. Spesialisasinya adalah ramen.
Saya dan isteri memesan menu yang sama kali ini, yakni ramen
ayam tamtam. Putra kami memesan kesukaannya Chicken katsu. Sambi menunggu saya
amati suasana interior yang Jepang banget dan tak seberapa luas. Tapi memang
pengunjungnya kebayakan anak muda.
Icip-icip di Hakata Ikkousha (Foto: Benny) |
Menu yang kami pesan pun datang. Wow, ternyata ramen di sini
punya kekhasan menggunakan telur rebus dengan bagian merah setegah matang. Sungguh menantang untuk menghabisiya.
Saya pun menikmati ramen Ikkousha termasuk menyantap kuahnya
yang sedikit pedas. Saya pun mencoba mencicipi chicken katsu yang ternyata
lebih renyah ketimbang di tempat lain.
Berapa kami harus bayar? Hampir Rp.300,000. Yang penting rasa penasaran kami sudah lunas.
Kalau kamu lebih suka yang mana?
0 komentar:
Post a Comment