Sunday, April 3, 2016

Mencicipi Buah Salak dan Kopi Biji Salak Pangu di Minahasa Tenggara





Di tengah perjalanan  dari Manado, Sulawesi Utara, menuju ke Ratatotok, saya sempat menemukan deretan pedagang salak dan buah-buahan lainnya di desa Pangu. Untunla perjalanan berhenti. Lalu, saya pun langsung melihat tumpukan buah salak yang ternyata memang terkenal.


Pak Yoce, penjual buah-buahan itu mengajak saya mencicipi buah salak jualannya. "Silakan dicoba. Ini salak terkenal di Sulawesi Utara," jelasnya.

Salak Pangu menurut Pak Yoce berbeda dengan budidaya salak lazinya. "Salak di sini tidak dikawinkan untuk proses pembuahannya. Jadi mereka kawin secara alami," jelas pria yang sudah lebih dari 30 tahun berjualan salak ini.




Seperti yang saya lihat, di sekitar warungnya juga banyak tumbuh salak. Pak Yoce hanyalah penampung buah salak dari para warga yang kemudian dijualnya lagi. "Saya jual ke Manado, Gorontalo, bahkan juga menyeberang ke Ternate," jelasnya.

Sekadar info,  Desa Pangu sejak berdirinya kabupaten baru Minahasa Tenggara, mekar menjadi tiga bagian yaitu Desa Pangu Induk, Desa Pangu Satu dan Desa Pangu Dua. Apapun profesi mereka mereka pasti memiliki kebun salak. Lantaran, adat dan kebiasaan orang di desa ini  begitu menikah diharuskan menanam pohon salak.

Saat saya mencicipi buah salak, ternyata rasanya dalam satu tangkai berbeda-beda. MAnis, asam, dan kecut bercampur. Bijinya cenderung kecil, dengan daging tebal. Oh iya, bicara bijinya, ternyata bisji salak di Dea Pangu juga diolah menjadi kopi. Lho kok bisa? Mereka menamakannya kopi biji salak atau kobisa.

Kopi ini memang dibuat dari biji salak yang telah dua kali melalui pengeringan. Rasanya ada rempah-rempahnya sedikit. Tapi sangat unik. Kabarnya, kobisa mengandung khasiat meredakan tekanan darah tinggi dan asam urat.

Bagi yang tidak suka aromanya, bisa mencampurnya dengan susu maupun cokelat.

Selain salak, Pak Yoce juga menjual manggis, durian, langsat dan alpukat. So, karena saya suka semua buah-buahan, saya pun mencicipi semuanya. Lumayan untuk menghilangkan rasa jenuh di perjalanan.

Oh iya, perjalanan saya kali ini merupakan visit eks pertambangan  Newmont Minahasa Raya di kawasan Teluk Buyat, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, bersama teman-teman blogger dan fotografer.




0 komentar:

Post a Comment