Beberapa waktu lalu, kami bermaksud makan di Black Market di
pojok jalan Aceh dan Riau. Tapi rupanya sudah ganti jadi Café Warisan. Wuah,
tempat makan baru.
Sebenarnya saya
kurang berani icip-icip di tempat makan baru. Apalagi kalau belum dapat
referensi secuil pun. Tapi karena sudah kadung, kami pun masuk ke dalam tempat
makan itu. Wuah, interior ruangannya lebih tertata dan terkonsep dibandingkan
sebelumnya.
Ternyata menu masakannya adalah masakan Indonesia umum.
Isteri saya memesan bakmi godok, saya pesan soto betawi, anak saya pesan nasi goreng.
Kami pun memesan tempe mendoan untuk camilan.
Pesanan pun datang satu per satu. Untuk anak dan isteri
saya. Juga kompiment berupa es buah sebagai hidangan pembuka. Tapi kok pesanan
saya belum datang.
Isteri dan anak saya mulai makan. Saya bertanya kepada
pelayan yang lalu lalang pesanan saya. Tapi ditunggu-tunggu nggak datang juga.
Saya pun akhirnya bertanya langsung ke bagian dapurnya. Barulah sepuluh menit
kemudian soto betawi saya datang. Tapi saya sudah tidak terlalu nafsu. Isteri
saya sudah beres, anak saya tinggal beberapa suap lagi.
Akhirnya, saya berjuang mati-matian memakan makanan yang
sudah dipesan. Tapi entah karena sudah kadung kesal, kok saya merasa dagingnya
tidak seempuk yang biasa saya makan di tempat lain. Bukan apa-apa sih. Gigi
saya sudah nggak setajam dulu, jadi nggak bisa melawan daging yang tidak empuk.
Akhirnya, saya gagal menghabiskan makanan itu.
Mungkin lain waktu, jika saya ke sini lagi, berharap
pelayannya tidak melewatkan pesanan saya lagi. Dan mungkin saya akan mencoba menu lainnya.
Sebab tempatnya kalau untuk tongkrongan sih asyik banget.
0 komentar:
Post a Comment