Bagi pecinta kuliner Indonesia, terutama menu utama, aneka jenis olahan beras adalah menu yang layak untuk dicicipi. Nasi liwet mungkin menjadi salah satu favorit karena lauk pauknya yang sudah satu paket. Tapi bagi sebagain orang nasi liwet kurang menantang untuk dicicipi karena bentuknya begitu lagi-begitu lagi.
Kemarin saya mencicipi nasi liwet yang wujudnya seperti nasi
kuning. Di Bandung, nasi kuning adalah menu sarapan yang lazim ditemui, selain
kupat tahu, lontong kari dan bubur ayam. Jadi ketika melihat ada menu nasi
liwet koneng (dalam bahasa Sunda berarti kuning) saya jadi berpikir, ini
rasanya lebih cenderung ke nasi liwet atau ke nasi kuning.
Saya pun memutuskan untuk memesannya di D’Kiosk, Baltos,
Bandung. Yang bikin saya penasaran, menurut keterangan di menu, di atas nasi
juga ditaburi suwiran ikan tongkol. Hmm, membayangkannya saja sudah bikin air
liur menetes.
Tak lama menunggu, pesanan pun datang. Penyajiannya cukup
unik. Antara nasi dan lauk pauk dipisahkan wadahnya. Nasi liwet kuning dengan
topping suwir tongkol disajikan di atas wajan mini, sedangkan ayam, sambal
goreng kentang, lalab, dan sambal terpisah di wadah dari bambu.
Kesannya unik
dan tradisional, resep nenhk moyang masa lalu. Padahal sudah jelas ini menu
baru.
Saya jadi ingat nasi liwet hejo ( bahasa Sunda berarti
hijau) yang sempat booming tahun lalu. Saya sih pengen mencicipinya, cuman karena
di dalamnya ada asin jambal, saya mengurungkan diri. Saya bukannya tidak suka
ikan asin, tapi tidak boleh sama dokter. Nah, yang ini kan ikan tongkol yang
jauh lebih bersahabat.
Suapan pertama nasi kuning langsung meyakinkan saya ini
adalah nasi liwet, hanya diberi bumbu kunyit seperti halnya nasi kuning.
Rasanya gurih karena bercampur dengan ikan tongkol. Dan langsung saya kasih dua
jempol untuk nasinya.
Untuk lauk pauknya, saya suka ayamnya yang penuh bumbu.
Untuk sambal goreng kentang, munkin terlalu pedas buat saya. Sebagai penggemar
sambal kentang, saya lebih suka yang tidak terlalu pedas sehingga aroma
kentangnya tidak kalah. Kalau mau pedas kan cukup cocol dengan sambalnya saja.
Menu ini juga dilengkap lalab yang segar, seperti layaknya
makanan Sunda. Buat saya penting banget lalab-laban ini untuk menetralisir rasa
gurih. Pastinya, porsinya nggak bikin perut saya terlalu kekenyangan, hingga
tak perlu menyisakan makanan.
Sepertinya saya menyukai menu nasi liwet koneng ini.
Benar-benar bikin nagih. Karenanya saya akan memesannya lagi jika mampir ke
kedai makan ini lagi. Apalagi harga paketnya terbilang murah hanya Rp25.000,-
0 komentar:
Post a Comment