Lama-lama saya penasaran juga dengan pemberitaan nasi goreng
satu ini. Di Bandung, kelezatan nasi
goreng Mafia kian santer dibicarakan beberapa teman saya yang pecinta kuliner.
Akhirnya saya mendatangi lokasi Nasi Goreng mafia di Jalan
Dipati Ukur, sebagai pusatnya. Di Bandung sendiri ada beberapa sejumlah cabang sejak berdirinya Oktober 2013.
Tapi saya tak mau mencicipi jika tidak langsung di pusatnya.
Tantangan pertama untuk menikmati Nasi Goreng mafia adalah
cari parkir mobil, lantaran jalan di depannya tak ada lahan parkir. Jadi ya
terpaksa parkir di sisi jalan. Dan itu nggak gampang juga, karena di sepanjang
Diapati Ukur banyak tempat nongkrong. Akhirnya seorang tempat parkir menunjuk
tempat kosong di seberangnya.
Saat masuk ke restoran yang bernuansa merah terang,
pelanggan hampir memenuhi semua kursi. Untunglah masih ada yang tersisa untuk
saya bersama isteri dan anak saya. Lalu menu pun saya lihat. Inilah tantangan
kedua, mencoba memilih menu yang cocok.
Menunya antara lain diambil dari nama unik, seperti Triad,
Preman, Gangster, Godfather, Berandal, Yakuza dan Bandit. Akhirnya saya memilih
nasi goreng Preman yang dicampur
sayuran.
Dapurnya di depan. |
Sambil menunggu, saya browsing soal Nasi Goreng Mafia ini. Mafia merupakan singkatan dari makanan favorit
Indonesia. Keunggulannya adalah cita
rasa pedas dari rempah-rempah. Seberapa pedas? Sebaiknya memang tanya langsung
kepada pelayan, biar tidak terjebak.
Tak lama kemudian pesanan pun datang. Saya langsung
menghirup aroma rempah yang saya suka. Buat saya tidak ada masalah dengan
nasgor bumbu rempah lantaran saya biasa makan masakan yang berempah seperti
kari India.
Saya pun mencicipinya. Hmm, enak. Terasa seperti ada rasa lengkuas, kencur, kluwak, kemangi,
laos, pala, dan kencur. Semakin enak
karena dimakan bersama kerupuk putih. Dan saya kira minuman es the manis adalah
yang paling cocok untuk nasi goreng.
Sambil menghabiskan nasi goreng, saya ngecas HP, dan …
gratis. Di setiap bawah meja ada colokan untuk pelanggan yang mau ngecas. Jadi
nggak perlu nitip-nitip ke kasir.
Saya puas dengan pesanan yang saya makan. Rasa pedas dari rempah-rempah adalah kesukaan saya. Ketimbang pedas cabe rawit yang bikin sakit perut. Kali ini perut saya benar-benar aman.Mungkin kunjungan
berikutnya saya akan mencoba menu lainnya, Harga nasi goreng relatif terjangkau terjangkau yakni di bawah
Rp25.000.
Saat membayar di kasir dijual bumbu Nasi Goreng Mafi juga lho. Ya, sudah karena anak saya juga ternyata suka rempah, dibelilah bumbu tersebut. Lumayan bisa dipakai bikin sendiri.
Menurut saya, Nasi Goreng Mafia cocok banget buat yang pacaran. Sebab, ketika pasangannya
berkeringat karena kepedesan, kita bisa menunjukkan kasih sayang dengan
mengelap keringatnya di kening… heheheh. Jadinya kok romantis ya? Bukan seram.
0 komentar:
Post a Comment