Jenis tamu hotel memang beragam karakter
dan tidak selalu seperti yang terlihat. Bukan berarti yang berpakaian rapi,
tidak memiliki karakter buruk. Hal ini
bisa dibuktikan dengan perilaku tamu di hotel-hotel berbintang yang ternyata di
luar dugaan. Mereka boleh dikatakan pencuri karena mengambil barang di hotel
yang bukan milik mereka.
Ada beberapa barang yang memang
sering dibawa tamu. Katakanlah alat-alat mandi seperti sabun, shampoo dan
sejenisnya. Atau juga sandal hotel yang sudah sering dianggap souvenir dari
hotel. Walaupun sebenarnya tidak ada ketentuan tamu hotel boleh membawa
barang-barang tersebut ke luar hotel.
Saya sendiri kerap membawa toiletries dari hotel. Sebagian
besar saya sumbangkan kepada orang yang saya anggap perlu diberikan
barang-barang tersebut di perjalanan. Nah, barang-barang lain yang juga jadi
incaran tamu hotel ternyata cukup
mengejutkan.
Handuk
Ya, ternyata handuk menjadi barang terbanyak diincar tamu
hotel untuk dibawa pulang. Apalagi handuk-handuk-handuk di hotel berbintang
lima biasanya berkualitas snagat baik. Belum lagi orang selalu menginginkan
semacam kenang-kenangan yang ada merk hotel tersebut. Biasana di handuk kita
bisa menemukan nama hotel.
Saya jadi ingat beberapa belas tahun silam, dalam satu acara piknik
bersama rombongan. Bus kami yang mau pulang dicegat pemilik hotel karena
ternyata ada lima handuk yang hilang. Akhirnya, mengakulah sejumlah orang yang
mengambil handuk. Entah apa alasannya. Sebab dibilang tidak mampu beli handuk,
jelas nggak mungkin.
Saya ingat di beberapa hotel biasanya disediakan pula list harga
barang-barang hotel seperti handuk, sprei, asbak dan sebagainya. Sehingga jika
tamu hotel hendak memilikinya harus
membayar seharga yang tertera.
Saat ini beberapa hotel berbintang lima mulai memasang
sebuah chip di handuk mereka. Sehingga, setiap kali handuk itu di bawa keluar
kamar akan terdeteksi di lift/elevator. Sinyalnya akan diterima oleh staf
hotel.
Batere
Mungkin terdengar sangat sepele. Tapi benda seperti remote
TV dan AC paling sering hilang dicuri tamu hotel. Belakangan remote AC malah
dibuat menempel permanen di dinding.
Ada yang cukup mengejutkan, karena mungkin remote mudah
dideteksi room service saat memeriksa kamar begitu tamu chec out, maka yang
menjadi incaran berikutnya adalah batere remote. Benda yang relatif kurang
berharga, tapi entah mengapa jadi pilihan untuk dicuri.
Mungkin Anda bisa memberi tahu alasannya?
Pajangan Seni
Benda-benda pajangan tertentu yang artistic kerap menjadi
sasaran pencurian tamu hotel. Bisa dimaklumi jika benda itu memang menarik dan
tampak mahal. Apalagi kalau benda pajangan itu nilai seninya sanga tinggi.
Belakangan ini saya jarang sekali melihat benda pajangan di
hotel, kecuali berebentuk vas bunga. Itu pun modelnya stanart. Saya bisa hitung
kerugian yang ditanggung pihak hotel jika dalam sebulan kehilangan 20 benda
pajangan saja.
Figura
Biasanya hotel-hotel yang bertema seni menempatkan beberapa
lukisan di kamarnya. Ada yang besar dan kecil. Lukisan kecil cendrung
mengundnag tamu hotel untuk menyelipkannya di koper. Kadang, ada juga ayang
hanya mengambil frame/figuranya saja. Untuk apa? Entahlah.
Saya melihat memang hotel-hotel bertema seni menempelkan
lukisan dengan figura yang tampak berseni
dan mahal. Itulah mungkin yang jadi daya tarik.
Pisau
Tentu saja pisau ini tidak diambil dari kamar hotel. Tamu
hotel biasanya mencuri pisau saat sarapan. Dia menyelipkan pisau (atau mungkin
lainnya) di tas kecil yang dibawa secara diam-diam tentunya. Maklum, biasanya
peralatan makan di restoran, apalagi berbintang empat atau lima, tampak mewah
dengan bahan perak. Apalagi jika ada gravir di gagangnya.
Memang agak sulit mendeteksi pencuri pisau kalau tidak
dengan CCTV, terutama saat ramai. Apalagi, tidak jarang tamu hotel mencuri
peralatan makan bukan yang ada di mejanya. Tapi meja di sekitarnya.
Masih banayk benda lain yang menjadi sasaran pencurian, dan
mungkin agak tidak masuk akal. Misalnya kita suci di laci, buku di perpustakaan
hotel, tirai kamar, namun itulah yang dilaporkan telegraph.co.uk dari hasil
surveinya.
foto-foto:telegraph.
0 komentar:
Post a Comment