Tahun ini Indonesia akan menjadi
tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair. Terbayang jumlah rombongan yang akan diboyong
oleh pemerintah ke kota di Jerman itu. Tentunya mereka memerlukan tempat
menginap yang strategis. Mungkin hotel satu ini bisa jadi pilihan.
Saya menginap di Hotel Meininger
tiga tahun lalu. Saat itu, hotel ini masih terbilang baru. Bisa bilihat dari
bau cat yang kadang tercium serta kondisi eksterior dan interior masih serba
mulus.
Keputusan memilih hotel ini
karena dari semua rekomendasi di internet menyebutkan inilah hotel paling dekat
dekat dengan Messe, likasi pameran buku internasional di Frankfurt. Bukan saya
yang membooking, tapi teman saya dari satu group perushaan. Tapi saya setuju
dengan keputusannya.
Dari stasiun kereta api
Frankfurt, ada bus khusus menuju hotel ini. Tepat berhenti dekat hotel.
Sebenarnya itu semacam terminal akhir karena bus kemudian memutar. Karena saya
memiliki kartu pass masuk Frankfurt Book Fair, saya bisa naik bus secara
gratis.
Saat itu saya datang terlalu pagi
untuk jadwal check in. Namun font officer memberikan penawaran untuk menyimpan bagasi
kami di loker hotel. Saya pun diberikan kunci, lalu turun ke lantai bawah hotel
menuju ruang loker. Ternyata kabin untuk bagasinya lumayan besar, sehingga saya
bisa memasukkan koper kami.
Sambil menunggu waktu check in,
saya memutuskan untuk mencari makan. Jadi yang terpikir adalah ke kawasan di
depan stasiun Frankfurt. Kami kembali naik bus, dan ternyata jaraknya cukup
dekat. Hanya harus sedikit memutar.
Saat kembali ke hotel, pihak
hotel menyerahkan kunci kamar. Dan tada! Kamarnay tak sebarapa besar, tapi
cukuplah buat kami berdua yang hanya menempati kamar hotel untuk tidur karena
sepanjang siang kami harus bekerja di lokasi pameran.
Selain tempat tidur, lemari, juga
ada televisi yang siaran malamnya benar-benar bikin takjub. Ya, maklum deh.
Namanya juga di Eropa. Tapi yang saya senang saya menemukan saluran televisi
yang menayangkan film berbahasa Hindi.
Hidup Bollywood!
Saya juga diberikan password Wifi
hotel oleh front officer. Lucunya ketika saya mengaktifkan wifi, koneksi wifi
teman saya itu terputus. Barulah kami menyadari satu password hanya untuk satu
orang. Maklum, di Indonesia satu password bisa dipakai satu hotel. Akhirnya, saya minta ke front officer dan diberikan khusus untuk saya.
Jangan ditanya kecepatan internet
di sana. Mau nonton film di youtube pun tetap kencang.
Hal yang saya suka di hotel
inilah restorannya yang minimalis tapi makanannya tidak minimalis dan cocok buat saya. Saya bisa
memesan omelet dengan penggorengan baru yang belum dipakai masak omelet campur
daging babi. Alau kelihatan penuh antrean, saya pilih makan buah-buahan saja,
dan kentang untuk katbohidrat. Namanya sarapan, kan ngak harus kenyang banget
ngisi perutnya.
Dari hotel ke lokasi pameran buku
cukup berjalan sekitar 50 meter saja. Iya. Karena hotel ini berada di belakang
lokasi pameran. Bahkan kita bisa melewati pintu khusus dari jalan layang, turun
pakai lift. Praktis.
Paling terasa sekali kelebihan
hotel ini adalah saat pulang dari pameran buku. Tahu sendiri, kan, kaki gempor
karena jumlah hall yang banyak dan berjauhan di arena pameran. Karena ke hotel
dekat, bisa langsung cepat istirahat. Nggak harus naik bis atau kereta lagi.
Hotel minimalis ini juga
menyediakan jasa penyewaan sepeda untuk yang mau keliling kota Frankfurt.
Sepeda bisa dipilih di depan hotel. Lalu, minta kuncinya ke front officer.
Nah, jika memang mau ke Frankfurt
Book Fair tahun ini, coba saja menginap di sini. Cuman saya nggak jamin kalau
pesan sekarang amsih dapat kamar. Atau mungkin dapat kamar namun dengan harga
yang sudah melambung. Bisa jadi begitu. Secara, hotel ini sudah menjadi favorit para pekerja buku karena lokasinya yang strategis dengan pameran buku Frankfurt.
Foto: Benny dan Meininger Hotel.
0 komentar:
Post a Comment