Rasanya memang aneh bila menginap
di hotel berbintang tiga, tapi kita tidak menemukan air conditioner (AC) di dalam kamarnya. Nyatanya saya bertahan
menginap sembilan hari di hotel bernama Sangria Resort di Lembang, Jawa Barat
ini.
View kamar bikin adem. (Foto: Benny) |
Saat pertama bertandang, saya menyetir sendiri
ke Jalan Holtikultura Lembang. Sedikit meragukan dengan performa hotel itu
karena jalan yang harus dilalui tidak diaspal halus dan berada di ujung jalan
kecil. Akhirnya, bayangan itu langsung pupus
karena saya bisa melihat sebuah hotel yang cantik.
Begitu menuju front officer yang
ramah, saya segera mendapatkan kunci. Voila! Saya mendapatkan sebuah kamar yang
menghadap langsung ke sebuah lereng dipenuhi pepohonan. Di kejauhan saya
melihat gunung Burangrang berdiri tegak.
Hall di Sangria juga nyaman lho. (Benny) |
Lantai kamar terasa dingin
membuat saya ingin mematikan AC. Tapi di mana remotenya? Terus di mana AC-nya?
Halagh, ternyata memang tidak ada AC. Kesejukan di kamar ternyata karena memang
suhu udara Lembang yang di bawah 20 derajat Celsius. Saya segera memakai sandal hotel. Dan sandal
hotelnya berbeda sekali dengan kebanyakan sandal hotel lainnya. Bikin telapak kaki terasa hangat.
Saya pun tertarik masuk ke
websitenya dan melihat rate kamarnya. Wow, di atas satu juta semua. Dan tidak
ada AC pula. Okay, tapi fasilitas
kamarnya cukup memadai kok. Ada wifi
yang jika beruntung posisi kamarnya bisa sangat kencang, televisi dengan
saluran HBO, jomlah colokan yang pas, meja keja, coffee maker, dan fitur
standar hotel lainnya.
Kamar mandinya pun terbilang
sedang ukurannya. Hanya showernya saja
menurut saya kurang panjang. Jadi kalau mandi kadang harus mepet-mepet tembok.
Citrus Taste
Saya menginap di hotel ini dua
kali. Kali pertama saya menginap empat malam, kali kedua saya menginap lima
malam. Rupanya, penyelenggara workshop yang saya ikuti ketagihan dengan
Sangria. Salah satunya tentu karena di sini ada resto yang menurut saya keren,
yakni Citrus Taste.
Kerennya resto ini karena
memiliki view yang indah bila kita makan di balkonnya. Dari dalam pun kita bisa
melihat saja sih. Tapi kalo di balkon kita bisa menikmati udara segar dan
cahaya matahari pagi saat sarapan. Kalo malam? Brrr, kecuali pakai jaket,
silakan saja makan di balkonnya.
Soal pilihan menu makanan saat
sarapan menurut saya cukup variatif. Nggak terlalu melimpah seperti kalau saya
menginap di hotel-hotel yang berada di tengah kota. Tapi saya malah jadi tidak
tergoda untuk tetap menjaga menu sarapan yang sehat. Minimal, tetap konsumsi
serat, kan?
Menu makan siang dan makan malam
pun menurut saya lumayan variatif. Kadang masakan lokal, kadang oriental,
kadang ada continental. Pastinya sih, masuk perut saya. Kalau misalnya agak
sedikit bosan, saya tinggal keluar cari kuliner Lembang. Kebetulan lokasi
Sangria nggak begitu jauh dengan jajanan malam susu murni dan ketan bakar,
kalau siang bisa juga mampir ke Pasar Apung yang beken itu. Jaraknya hanya 10
menit pakai mobil. Itu pun karena harus memutar dulu. Pulangnya sih hanya lima
menit.
Kelas Yoga
Hal paling saya suka selama di
Sangria adalah viewnya, termasuk layoutnya yang memanfaatkan kontur tanah di
lokasi. Coba deh lihat kolam renangnya. Keren banget. Apalagi kalau dilihat
dari ketinggian. Sayangnya saya belum sempat mencicipi nyebur di sana karena
padatnya jadwal acara workshop.
Selain kolam renang ada juga jauzzi buat yang ingin santai-santai berasa dipijat di dalam air. Sayangnya saya juga belum mencicipinya. hiks. Padahal kalau lihat sekelilingnya yang asri, kita bakal nggak menyangka sedang berenang di kolam renang melainkan di sebuah danau kecil.
Ini saya lagi ikutan kelas yoga. |
Untuk kelas yoga ini saya nggak harus bayar lagi. Cukup daftar saja. Lalu nanti kita disediakan matras untuk alas beryoga. Juga disediakan handuk putih kecil dan sebotol minuman. Walaupun gerakannya masih kaku-kaku, cuek aja ikutin instruktur. Namanya juga pengen hidup sehat.
Di Sangria juga terdapat kolam ikan yang tampak alami. Bila ingin memberi makan ikan ini, jangan mengambil di restoran. Saat masuk ke kamar hotel, sudah disiapkan makanan ikan di atas meja yang bisa kita pakai gratis.
Jangan berpikir untuk memancing atau menyeroknya ya. walaupun kita gemas melihat ikan yang montok-montok dan berwarna cantik itu.
Cuman, ya siap-siap saja kalau
kembali dari kolam renang. Soalnya nggak
ada lift. Jadi harus menapakai tangga naik. Lumayan ngos-ngosan buat yang nggak
terbiasa berolahraga.
Saya berharap satu hari nanti
bisa kembali ke sini. Bukan untuk workshop, tapi benar-benar untuk bersantai
bersama keluarga.
^_^
0 komentar:
Post a Comment