Teman-teman saya dari Jakarta
yang belum pernah ke Bandung kerap bingung jika saya mengajak mereka makan mie
yamin. Kebanyakan mengira itu sama saja dengan mie ayam. Meskipun sama-sama
dibubuhi ayam, tapi keduanya berbeda sama sekali.
Perbedaan pertama adalah jenis
mie yang dipakai. Kedua adalah ayam yang dipakai di mie yamin jauh lebih halus bentuknya.
Pastinya, rasanya juga berbeda. Paling menonjol pembedanya adalah mie yamin memakai kecap.
Mie yamin ada yang rasanya manis
dengan kecap manis, ada juga yang asin dengan kecap asin. Secara terpisah, kita
juga menambahkan dengan bakso kuah, pangsit, ceker ayam, babat dan lain-lain sesuai selera.
Saya paling gemar makan yamin, ketimbang
olahan mie lainnya. Banyak tempat mie yamin di Bandung yang saya datangi, dan
menurut saya juaranya ada di tiga lokasi ini.
Linggarjati
Linggarjati
berdiri sejak 1950. Lumayan jadul. Jadi jangan bayangkan sebuah kedai mie
modern. Interiornya jadul. Mulai dari meja, kursi, sampai kipas angin. Seperti
terperangkap di tahun 1970-an. Menu mie yang disajikan pun jadul. Bagi yang
bosan dengan olahan mie modern, wajib mencoba mie jadul ini.
Dulu
di sebelahnya adalah bioskop Dian Thetatre yang banyak memutar film India. Jadi
tampat makan mie ini terus terpatri di memori saya karena dulu saya sering
nonton di sana. Sekadar catatan, jika ke
sini membawa mobil, siap-siap harus parkir agak jauh karena tempat parkir di
depannya adalah sisi jalan. Paling cukup 4 mobil. Biar aman, parkir saja di lantai dasar
alun-alun Bandung.
Favorit saya di sini adalah yamin
baso. Sebenarnya saya suka ditambah babat. Tapi karena saya harus menahan diri
makan jeroan, cukup ditambah baso saja yamin-nya. Jika tidak kuat porsi besar, boleh pesan
porsi setengah lho. Untuk yang suka yamin manis, bisa pesan yamin manis. Kalau mau yang agak asin,
juga tinggal pesan sesuai kesukaan.Untuk penutup saya suka es campur klasik.
Kadang saya pesan juga susu murni.
Rasa
mie ayam di sini sangat klasik. Dari dulu saya makan di tahun 1990-an hingga
kini tak berubah rasanya. Untuk yang punya jadwal piknik ke sekitar alun-alun
Bandung, saya sarankan untuk mampir ke jl. Balonggede no.1, Bandung.
Akung
Kalau lokasi mie satu ini sudah
terkenal ke mana-mana. Tapi umumnya orang sekadar mencicipi baso atau mie baso.
Cobalah jika ke sini menjajal paket Yamin Manis Bakso Pangsit Siomay Ceker. Olahan mie yaminnya terasa begitu manis dan
gurih merata, kemudian suwiran ayamnya yang terasa lezat. Belum lagi kuah bakso
dengan aroma yang bikin kita nggak mau mikir untuk menunda menyantapnya.
Untuk yang tidak terbiasa porsi
besar, bisa membeli porsi separuh. Atau kurangi saja tambahan lainnya. Misalnya, cukup mie yamin
dan kuah baso atau dengan kuah ceker saja. Saya sarankan untuk memakai ceker
karena sebenarnya inilah keistimewaan hidangan di Akung.
Mie Bakso Akung berada di Jalan
Lodaya No. 123 ini terbilang ramai di akhir pekan. Kadang tutup lebih cepat
karena stok sudah habis. Usahakan datang di hari biasa. Juga jangan sesekali
mencoba datang saat liburan lebaran. Mie Akung sudah bisa dipastikan tidak buka
saat lebaran. Bahkan tutupnya melebihi lburan Pegawai Negeri Sipil.
Ibu Atih
Bukan karena lokasinya di Jalan
Cipamokolan dekat rumah saya, sehingga saya memilih mie yamin ini. Namun memang
yamin baso di Mie Ibu Atih Tasik ini menurut saya lezat. Terutama mie-nya.
Selain lezat juga aman tanpa formalin. Kita bisa melihat langsung mie yang
digunakan dibuat lebih dulu di tempat makan.
Yamin baso adalah favorit saya.
Porsinya tidak terlalu banyak, baik bakso maupun yaminnya. Saya juga suka kuah basonya
yang lezat.
Untuk yang ingin mampir ke tempat
ini harus sabar karena parkirnya hanya cukup dua mobil. Bisa parkir di SPBU di depannya sementara.
Kalau belum kenyang, kita bisa
memesan roti bakar, karena rasanya juga lezat menurut lidah saya.
Selamat menikmati J
Foto-foto: Benny Rhamdani
0 komentar:
Post a Comment